Resensi


A. Pengertian Resensi

Jenis tulisan yang memiliki hubungan dengan ringkasan dan ikhtisar adalah resensi. Resensi adalah suatu ulasan mengenai nilai sebuah karya atau buku.

Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau karya itu apakah patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Seorang penulis resensi (pertimbangan buku) bertolak dari tujuan untuk membantu para pembaca dalam menentukan perlu tidaknya sebuah buku dibaca. Resensi harus disesuaikan dengan selera pembaca. Oleh karena itu resensi yang dimuat melalui sebuah majalah mungkin tidak sama dengan yang disiarkan oleh majalah lain. Ada buku yang cocok dibaca oleh anak muda, ada pula yang cocok untuk orang tua. Jenis kelamin dan tingkat pendidikan juga dapat menentukan selera pembaca. Pembaca merupakan orang-orang yang akan dihadapi secara langsung oleh penulis resensi 

Resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya, baik itu buku, novel, majalah, komik, film, kaset, CD, VCD, maupun DVD. Tujuan resensi adalah menyampaikan kepada para pembaca apakah sebuah buku atau hasil karya itu patut mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. Paskalina Oktavianawati dalam

Menurut Samad (1997: 1), resensi berasal dari bahasa Latin, yaitu dari kata kerja revidere atau recensere. Artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Arti yang sama untuk istilah itu dalam bahasa Belanda dikenal dengan recensie, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah review. Tiga istilah itu mengacu pada hal yang sama, yakni mengulas buku. Tindakan meresensi dapat berarti memberikan penilaian, mengungkap kembali isi buku, membahas, atau mengkritik buku. Di Indonesia, resensi buku sering juga diistilahkan dengan timbangan buku, timbangan buku, tinjauan buku, bedah buku atau ulasan buku.

Adapun menurut Keraf (2001: 274), resensi adalah suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku. Resensi berarti pertimbangan atau pembicaraan. Jadi, resensi buku berarti pertimbangan atau pembicaraan terhadap suatu buku. 

Sayuti (2002: 13) menjelaskan bahwa buku yang diresensi biasanya merupakan buku terbitan baru. Oleh karena itu, sifat resensi harus dipenuhi adalah nilai informasinya bagi pembaca. Sebuah resensi harus memberikan informasi yang lengkap kepada pembaca mengenai buku yang diresensi itu. Di samping nilai informasi, sebuah resensi juga seringkali mengandung nilai advertensi, maksudnya dengan resensi itu diupayakan agar pembaca tertarik untuk membaca (tentu saja setelah mereka membeli).

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa resensi adalah suatu kegiatan untuk mengulas atau menilai sebuah buku dengan cara memberikan komentar secara objektif, sehingga setelah membaca resensi, orang lain akan tergerak hatinya untuk menyaksikan atau membaca karya orang lain. Resensi adalah tulisan yang menjelaskan kelebihan dan kekurangan sebuah karya.
Dengan pengertian yang cukup luas itu, maksud ditulisnya resensi buku tentu menginformasikan isi buku kepada masyarakat luas. Menurut Samad (1997: 2), pembuatan resensi buku sekurang-kurangnya mempunyai lima tujuan, yaitu:
1.      Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa yang terungkap dalam sebuah buku.
2.      Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan, dan mendiskusikan lebih jauh fenomena atau problema yang muncul dalam sebuah buku.
3.      Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak. 
4.      Menjawab pertanyaan yang timbul jika seseorang melihat buku yang baru terbit, seperti: (a) siapa pengarangnya?, (b) mengapa ia menulis buku itu?, (c) apa pertanyaanya?, (d) bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis karya pengarang yang sama?, (e) bagaimana hubungannya dengan buku-buku sejenis yang dihasilkan oleh pengarang-pengarang lain?.
5.      Untuk pembaca yang membaca resensi agar mendapatkan bimbingan dalam memilih buku-buku atau jika tidak ada waktu untuk membaca buku maka dapat membaca resensi tersebut.

Pada saat membuat resensi, resentator harus menguasai dan mengetahui bahan yang akan di resensi. Samad (1997: 2-3) menyebutkan ada empat dasar resensi, yaitu:
1.      Peresensi memahami sepenuhnya tujuan pengarang buku itu.
2.      Peresensi menyadari sepenuhnya tujuan meresensi karena sangat menentukan corak resensi yang akan dibuat.
3.      Peresensi memahami betul latar belakang pembaca yang akan menjadi sasarannya.
4.      Peresensi memahami karakteristik media cetak yang akan memuat resensi.

Djuharie dan Suherli (2005: 23) menguraikan beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dari resensi, yaitu:
1.      Peresensi harus bersikap objektif terhadap sesuatu yang akan diresensi dan menanggalkan sepenuhnya sikap subjektivitas.
2.      Peresensi mempunyai wawasan yang cukup luas terhadap bahan yang akan diresensi.
3.      Peresensi harus mencoba membandingkan sajian dengan bentuk lain yang memiliki kesesuaian dengan bahan yang akan diresensi.
4.      Peresensi harus mencoba memberikan komentar dengan acuan yang jelas dan terarah pada bagian yang diberi komentar agar tidak menimbulkan kesalahtafsiran antara resentator dan penulis buku tersebut.
5.      Peresensi harus mengungkapkan data berupa bagian atau unsur-unsur yang diresensi secara jelas dan lengkap agar dapat dengan mudah dihubung-hubungkan antarkeduanya oleh pembaca.
6.      Peresensi harus menghindari interpretasi yang keliru terhadap bahan yang diresensi, yaitu dengan cara mengetahui dengan jelas tujuan dan arah penulis atau penyaji karya tersebut.

Ada yang berpendapat bahwa minimal ada tiga jenis resensi buku:
1.      Informatif, maksudnya, isi dari resensi hanya secara singkat dan umum dalam menyampaikan keseluruhan isi buku.
2.      Deskriptif, maksudnya, ulasan bersifat detail pada tiap bagian/bab.
3.      Kritis, maksudnya, resensi berbentuk ulasan detail dengan metodologi ilmu pengetahuan tertentu. Isi dari resensi biasanya kritis dan objektif dalam menilai isi buku.
Namun, ketiga jenis resensi di atas tidak baku. Bisa jadi resensi jenis informatif namun memuat analisa deskripsi dan kritis. Alhasil, ketiganya bisa diterapkan bersamaan.

B. Unsur-unsur Resensi
Daniel Samad (1997: 7-8) menyebutkan unsur-unsur resensi adalah sebagai berikut:
1. Membuat judul resensi
Judul resensi yang menarik dan benar-benar menjiwai seluruh tulisan atau inti tulisan, tidakharus ditetapkan terlebih dahulu. Judul dapat dibuat sesudah resensi selesai. Yang perlu diingat, judul resensi selaras dengan keseluruhan isi resensi.

2. Menyusun data buku
Data buku biasanya disusun sebagai berikut:
a. judul buku (Apakah buku itu termasuk buku hasil terjemahan. Kalau demikian, tuliskan judul aslinya.);
b. pengarang (Kalau ada, tulislah juga penerjemah, editor, atau penyunting seperti yang tertera pada buku.);
c. penerbit;
d. tahun terbit beserta cetakannya (cetakan ke berapa);
e. tebal buku;
f. harga buku (jika diperlukan).

3. Membuat pembukaan
Pembukaan dapat dimulai dengan hal-hal berikut ini:
a. memperkenalkan siapa pengarangnya, karyanya berbentuk apa saja, dan prestasi apa saja yang diperoleh;
b. membandingkan dengan buku sejenis yang sudah ditulis, baik oleh pengarang sendiri maupun oleh pengarang lain;
c. memaparkan kekhasan atau sosok pengarang;
d. memaparkan keunikan buku;
e. merumuskan tema buku;
f. mengungkapkan kritik terhadap kelemahan buku;
g. mengungkapkan kesan terhadap buku;
h. memperkenalkan penerbit;
i. mengajukan pertanyaan;
j. membuka dialog.

4. Tubuh atau isi pernyataan resensi buku
Tubuh atau isi pernyataan resensi biasanya memuat hal-hal di bawah ini:
a. sinopsis atau isi buku secara bernas dan kronologis;
b. ulasan singkat buku dengan kutipan secukupnya;
c. keunggulan buku;
d. kelemahan buku;
e. rumusan kerangka buku;
f. tinjauan bahasa (mudah atau berbelit-belit);
g. adanya kesalahan cetak.

5. Penutup resensi buku
Bagian penutup, biasnya berisi buku itu penting untuk siapa dan mengapa.


Posting Komentar

0 Komentar