Pentingnya Menanamkan Membaca Pada Anak

Oleh : Siti Sarina
(Mahasiswi D3 IPII IAIN Antasari)

Minat seseorang terhadap sesuatu adalah kecendrungan hati yang tinggi, gairah atau keinginan seseorang tersebut terhadap sesuatu. Minat baca seseorang dapat dartikan sebagai kecendrungan hati yang tinggi orang tersebut kepada suatu sumber bacaan tertentu. Sedangkan budaya adalah pikiran atau akal budi yang tercermin di dalam hidupnya. Budaya diawali dari sesuatu yang sering atau biasa dilakukan sehingga akhirnya menjadi suatu kebiasaan atau budaya. Budaya baca seseorang adalah suatu sikap dan tindakan atau perbuatan untuk membaca yang dilakukan secara teratur dan berkelanjutan. Seorang yang mempunyai budaya baca adalah bahwa orang tersebut telah terbiasa dalam waktu yang lama di dalam hidupnya selalu menggunakan sebagian waktunya untuk membaca (Sutarno NS, 2001).
            Pendorong bagi bangkitnya minat baca ialah kemampuan membaca, dan pendorong bagi berseminya budaya baca adalah kebiasaan membaca, sedangkan kebiasaan membaca terpelihara dengan tersedianya bahan bacaan yang baik, menarik, memadai, baik jenis, jumlah, maupun mutunya. Inilah formula secara ringkas untuk pengembangan minat baca dan budaya baca. Dari rumus tersebut tersirat tentang pentingnya minat baca itu dikembangkan sejak dini, dimulai dengan perkenalan bentuk-bentuk huruf dan angka pada masa prasekolah hingga mantap penguasaan baca-tulis-hitung pada awal pendidikan di Sekolah Dasar. Perlu dicatat bahwa dalam dunia belajar modern setiap anak mulai berkenalan dengan bentuk-bentuk huruf dan tanda-tanda yang mempunyai arti tertentu. Akan lebih baik lagi kalau anak tersebut mulai menyadari bahwa rangkaian huruf-huruf itu mempunyai suatu cerita yang menarik, maka tentu mendorongnya untuk berkenalan dengan kata-kata dan selanjutnya berniat untuk dapat membaca. (Fuad Hasan, 2001)

            Demikianlah perkembangan anak sejak usia dini sudah mengenal berbagai bentuk huruf dan tanda yang kemudian diketahuinya memiliki makna. Oleh karenanya sangat diperlukan untuk membangkitkan rasa ingin tahu (curlousity) yang kuat pada diri seorang anak. Dengan begitu sejak usia dini pula perlu sudah tersedia bahan bacaan yang menarik, baik untuk dibacakan kepada anak atau dibaca sendiri olehnya sebagai titik awak membangkitkan minat baca. Bangkitnya minat baca juga terdorong sejauh mana perkenalan anak dengan bacaan dalam bentuk buku.
            Minat baca yang dikembangkan pada usia dini selanjutnya dapat dijadikan landasan bagi berkembangnya budaya baca. Subur dan terpupuknya perkembangan budaya baca tentu sangat bergantung pada tersedianya bahan bacaan yang memadai. Kita baru bisa bicara tentang budaya baca apabila membaca sudah terasa sebagai kebutuhan dan menjadi kebiasaan untuk dilakukan secara berkelanjutan. Jadi, tanpa tersedianya bahan bacaan kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi atau dipuaskan, dan mungkin saja kebiasaan tersebut akan menyusut. Apalagi kalau kebiasaan membaca tersebut mudah dipengaruhi oleh kebiasaan menonton melalui media elektronik yang sajiannya bersifat audio visual dan tidak dapat di pungkiri di zaman modern seperti ini kehadirannya semakin canggih dan suguhannya juga bervariasi dan sangat menarik perhatian. Sehubungan dengan minat dan budaya baca tersebut paling tidak ada tiga tahapan yang harus dilalui, yaitu : pertama, dimulai adanya kegemaran karena tertarik bahwa di dalam bacaan tertentu terdapat sesuatu yang menyenangkan diri pembacanya. Kedua, setelah kegemaran tersebut terpenuhi dengan ketersediaan bahan dan sumber bacaan yang sesuai dengan selera, maka terwujudlah kebiasaan membaca. Kebiasaan tersebut dapat terwujud manakala sering dilakukan, baik atas bimbingan orang tua, guru atau lingkungan disekitarnya yang kondusif, maupun atas keinginan anak itu sendiri. Ketiga, jika kebiasaan membaca itu dapat terpelihara tanpa gangguan media elektronik yang bersifat entertainment, dan tanpa membutuhkan keaktifan  fungsi mental, karena seorang pembaca terlibat secara konstruktif dalam menyerap dan memahami bacaan, maka tahap selanjutnya ialah bahwa membaca menjadi kebutuhan yang harus dipenuhi. Setelah tahap-tahap tersebut dapat dilalui dengan baik, maka pada diri seseorang tersebut mulai terbentuk adanya suatu budaya baca.
            Idealnya minat baca ditanamkan sejak dini dalam asuhan orang tua ketika mereka belum memasuki bangku sekolah. Kemudian minat ini ditumbuhkan mengikuti perkembangan dan pendidikan anak selanjutnya. Memang agak susah dalam meningkatkan minat baca pada anak kalau orang tua tidak memulai dari dirinya sendiri. Peran keluarga sangat dominan dalam perkembangan literasi anak. Hasil riset menunjukkan bahwa anak pada umumnya mulai belajar membaca dan menulis dari orang tua di rumah. Mereka akan gemar membaca jika melihat orang tua atau anggota keluarga lain di rumah sering membaca buku, koran, atau majalah. Anak sebenarnya sudah bisa dirangsang untuk gemar membaca bahkan ketika masih dalam kandungan ibunya. Bahkan  Glenn Doman dalam bukunya “Mengajar Bayi Anda Membaca” menyebutkan bahwa anak usia 18 bulan hingga empat tahun memiliki “rasa ingin tahu” yang amat besar. Keingintahuan tersebut tidak hanya muncul ketika melihat simbol yang tertera dalam buku. Maka saat seperti itulah orang tua bisa memulai perannya untuk mengarahkan anak kepada bahan bacaan dalam upaya meningkatkan minat baca dan membudayakan membaca pada anak.

            Banyak orang sejak masa kanak-kanaknya sama sekali tidak pernah berkenalan dengan minat baca. Dengan demikian, usaha membudayakan minta baca (kegemaran dan kecintaan akan membaca) bukanlah usaha yang mudah dan dapat ditangani dalam waktu sesaat saja. Bagi orang tua, ada berbagai cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat baca anak. Pertama, Sediakanlah waktu luang untuk membacakan buku untuk anak setiap hari. Dengan membacakan menggunakan sara lantang pada anak secara rutin kepada anak akan menghasilkan perkembangan yang signifikan pada pemahaman membaca, kosakata, dan pemenggalan kata. Baik anak dalam usia belum sekolah maupun yang sudah, hal itu akan membuat mereka berkeinginan untuk membaca dengan sendirinya. Kedua, Kelilingi anak-anak dengan berbagai buku bacaan. Bujuklah anak untuk membaca dengan mengoleksi buku-buku bacaan yang menarik dan majalah yang sesuai dengan umur mereka. Letakkan buku bacaan di mobil, tempat tidur, ruang keluarga, dan bahkan di ruang TV. Ketiga, Buatlah waktu membaca bersama keluarga. Sediakan waktu setiap untuk seluruh anggota keluarga membaca bersama-sama dengan tenang. Dengan melihat anda membaca akan membuat anak anda ikut membaca. Ke-empat, Berikan dukungan pada berbagai aktivitas membaca mereka. Jadikan membaca sebagai bagian dari kehidupan anak. Biarkan mereka membaca menu, rambu jalanan, petunjuk pada mainan, ramalan cuaca, acara TV, dan semua informasi praktis harian. Dan juga, pastikan mereka selalu memiliki bacaan untuk waktu luang mereka. Kelima, Biasakan pergi ke perpustakaan. Ajak anak agar lebih banyak membaca dengan membawa mereka pergi ke perpustakaan setiap beberapa minggu untuk mendapatkan buku bacaan yang baru. Ke-enam, Ikuti terus perkembangan membaca anak. Cari tahu kemampuan membaca yang bagaimana untuk setiap level kelas. Kurikulum sekolah akan memberikan informasi tentang ini. Ikuti terus perkembangan mereka mendapatkan kemampuan dasar membaca melalui raport mereka. Hal ini juga dapat dilakukan dengan meluangkan waktu untuk mendengarkan mereka membaca. Ketujuh, Perlu diperhatikan oleh orang tua, apakah mereka ada kesulitan dalam membaca buku bacaannya. Cari tahu apakah anak dapat melafalkan kata-kata, mengetahui kata-kata yang dilihatnya, menggunakan susunan kalimat untuk mengidentifikasi kata-kata yang tidak diketahui, dan mengetahui sepenuhnya apa yang mereka baca. Jika terdapat masalah pada anak dalam membaca, maka orang tua dapat mengarahkan anak mengikuti bimbingan belajar untuk membaca. Masalah dalam membaca tidak dapat hilang begitu saja seiring berlalunya waktu jika dibiarkan saja. Kedelapan, Pakailah cara yang bervariasi untuk membantu anak. Untuk membantu anak dalam mengembangkan kemampuan membaca mereka, gunakan berbagai buku pedoman, program komputer, tape, dan materi-materi lain yang tersedia di toko. Menggunaka permainan merupakan pilihan yang baik, karena cara ini akan dapat membantu anak-anak mengembangkan kemampuan mereka sambil bergembira. Perlihatkan pula antusias anda saat anak membaca buku bacaannya. Reaksi anda memiliki pengaruh yang besar pada seberapa tinggi motivasi mereka untuk berusaha menjadi pembaca yang baik. Pastikan anda memberikan pujian yang tulus atas usaha keras mereka. Apabila perlu beri incentive kepada mereka sebagai hadiah dan pendorong atas aktivitas mereka dalam membaca. Sehingga upaya ini akan memberikan dorongan bagi anak untuk lebih gemar membaca dan mencintai buku-buku.

            Tidak ada yang lebih penting untuk kesuksesan akademik seseorang, selain menjadi pembaca yang baik. Orang tua mengenal anak-anak mereka dengan baik dan dapat menyediakan waktu dan perhatian yang akan membimbing mereka berhasil dalam membaca. Yang jelas, meningkatkan minat membaca dan menulis merupakan sebuah investasi jangka panjang. Layaknya sebuah investasi, yang hasilnya mungkin baru bisa dirasakan lima, sepuluh atau duapuluh tahun kedepan, dengan jaminan akan generasi yang tanggap, cerdas dan cekatan.

          

Bahan Rujukan

Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003.

Supriyanto. Aksentuasi Perpustakaan dan Pustakawan. Jakarta: Ikatan Pustakawan Indonesia Pengurus Daerah DKI Jakarta, 2006.

http://harikaryo.wordpress.com/2012/04/06/menumbuhkan-minat-baca-sejak-usia-dini.htm.