KHILAFAH BANI ABBAS
1. Periode pertama (132 H / 750 M – 232 H / 847 M), disebut periode pengaruh
2. Periode kedua (232 H / 847 M – 334 H / 945 M), disebut masa pengaruh Turki pertama
3. Periode ketiga (334 H / 945 M – 447 H / 1055 M), disebut masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh
4. Periode keempat (447 H / 1055 M – 590 H / 1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khilafah Abbasiyah; biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode kelima (590 H/ 1194 M – 656 H / 1258 M), masa khilafah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaanya hanya efektif di sekitar
Pada periode pertama pemerintahan bani Abbas mencapai puncak keemasannya. Secara politis, para khalifah betul-betul tokoh yang kuat dan merupakan pusat kekuasaan politik dan agama sekaligus. Di sisi lain, kemakmuran, masyarakat mencapai tingkat tertinggi. Periode ini juga berhasil menyiapkan landasan bagi perkembangan filsafat dan ilmu pengetahuan dalam Islam. Namun setelah periode ini berakhir, pemerintahan bani Abbas mulai menurun dalam bidang politik, meskipun filsafat dan ilmu pengetahuan terus berkembang.
Masa Daulah Abbasiyah berpusat di
Selama masa Daulah Abbasiyah, berkali-kali terjadi perubahan dalam kebudayaan Islam, sesuai dengan terjadinya perubahan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial.
Berdasarkan perubahan demikian, maka para ahli kebudayaan Islam membagi masa kebudayaan Islam di zaman Daulah abbasiyah kepada 4 masa, yaitu :
1. Masa Abbasy I, yaitu semenjak lahirnya Daulah Abbasiyah tahun 132 H (750 M), sampai meninggalnya khalifah Al-Wasiq 232 H (847 M).
2. Masa Abbasy II, yaitu mulai khalifah Al-Mutawakkal dalam tahun 232 H (847 M) sampai berdirinya Daulah Buwaihiyah di Baghdad dalam tahun 334 H (946 M).
3. Masa Abbasy III, yaitu dari berdirinya Daulah Buwaihiyah tahun 334 H (946 M) sampai masuknya kaum seljuk ke
4. Masa Abbasy IV, yaitu masuknya orang-orang Seljuk ke Baghdad tahun 447 H (1055 M) sampai jatuhnya Baghdad ke tangan bangsa Tartar di bawah pimpinan Hulako tahun 656 H (1268 M).
Demikianlah pembagian masa kebudayaan Islam selama Daulah Abbasiyah. Tiap-tiap masa itu akan diuraikan perbedaan-perbedaannya dan persamaan-persamaannya, sesuai perubahan-perubahan dalam bidang politik, ekonomi dan sosial budaya.
POLITIK DAULAH ABBASIYAH I
Antara daulah abbasiyah dengan Daulah Amawiyah terdapat beberapa perbedaan yang prinsipal dalam sikap politik yang terpenting antaranya, yaitu :
1. Daulah Amawiyah, pada umumnya dalam segala bidang bercorak Arab murni.
2. Daulah Abbasiyah, di samping bercorak Arab murni juga telah terpengaruh dengan corak
Adapun politik yang dijalankan oleh Daulah Abbasiyah I antara lain yaitu :
1. Para khalifah tetap dari turunan Arab murni, sementara para menteri, para gubernur, para panglima dan para pengawal lainnya, banyak diangkat dari golongan Mawaly turunan
2. Kota Baghdad sebagai ibu
3. Ilmu pengetahuan dipandang sebagai sesuatu yang sangat penting dan mulia.
4. Kebebasan berfikir sebagai hak asasi manusia diakui sepenuhnya. Pada waktu itu akal dan pikiran dibebaskan benar-benar dari belenggu taklid, hal mana menyebabkan orang sangat leluasa mengeluarkan pendapat dalam segala bidang, termasuk bidang aqidah, falsafah, ibadah, dan sebagainya.
5. Para menteri turunan
Walau demikian dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang mengganggu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan itu seperti gerakan sisa-sisa Bani Umayah dan kalangan intern Bani Abbas, revolusi al Khawarij di Afrika Utara, gerakan zindik di Persia, gerakan Syi'ah dan konflik antar bangsa dan aliran pemikiran keagamaan.
POLITIK DAULAH ABBASIYAH II – III – IV
Dalam periode ini, putuslah ikatan-ikatan politik antara wilayah-wilayah Islam, demikian tulis Khudary Bek.
Apabila kita menoleh ke sebelah barat, akan kita dapati Bani Umayyah telah menampilkan Abdurrahman Nassir menjadi Amiril Mukminin di Andalusia, karena dilihatnya kelemahan Daulah Abbasiyah.
Di Afrika Utara kita dapati Syi'ah Ismailliyah telah membentuk kerajaannya dengan nama Daulah Fathimiyah, dengan mengangkat Ubaidullah al-Mahdi menjadi Amirul Mukminin dan
Di Mesir kita dapati Muhammad Ikhsyid berkuasa atas nama Bani Abbas; demikian pula di Halab dan Musil Bani Hamdan bertindak.
Di Yaman, Syi'ah Zaidiyah semakin kuat kedudukannya, sementara di ibu
Bila kita melihat ke sebelah timur, akan kita dapati Daulah Samaaniyah yang berkedudukan di
Demikianlah, Dunia Islam telah putus mata rantai sambungannya, tidak ada lagi kesatuan politik……, sehingga akhirnya datanglah Hulako dengan tentara Tartarnya menghancurkan kota Baghdad, dan berakhirnya Daulah Abbasiyah.
Hajjmy, Al, Prof., 1995, Sejarah Peradaban Islam,
Stryzewska, Bojena gajane, Tarikh al-Daulat al-Islamiyah,
0 Komentar