Sistem Reproduksi Pria



Alat Kelamin Laki-laki terdiri dari:
1.  Kelenjar
a.  Testis
                 Testis merupakan organ kelamin laki-laki.tempat spermatozoa dan hormon dibentuk. Menghasilkan testosteron, berkembang di dalam abdomen sewaktu janin dan turun melalui sal. Inguinal kiri dan kanan masuk ke skrotum mejelang akhir kehamilan. Terletak menggantung pada urat-urat spermatik di dalam skrotum, sepanjang kelenjar yang masing-masing sebesar telur ayam tersimpan di dalam skrotum di albugenia testis. Terdiri dari belahan-belahan lobulus testis. Menghasilkan hormon testosteron (11-14 th) yang meningkat dengan cepat pada permulaan pubetas & bekerja sebagai kelenjar endokrin yang berfungsi menentukan sifat kejantanan.
                 Fungsi testis: membentuk gamet baru yaitu spermatozoa di lakukan di tubulus seminiferus, menghasilkan hormon testosteron dilakukan sel interstisial. Bentuknya seperti telur (2 buah) & menghasilkan sel mani. Menghasilkan FSH & LH
b. Vesika Seminalis
Vesika Seminalis panjangnya 5-10 cm berupa kantong seperti huruf S berbelok-belok, sekretnya yang alkalis merupakan bagian terbesar semen yang mengandung fruktosa (sumber energi spermatozoa). Bermuara pada duktus deferens pada bagian yang hampir masuk prostat. Dindingnya tipis mengandung serabut otot & mukosa. Mempunyai saluran duktus seminalis yang akan bergabung dengan dukts deferens, duktus ejakulatorius yang bermuara pada dua buah kelenjar tubulo alveolar yang terletak dikanan kiri dibelakang leher kandung kemih. Sekretnya merupakan komponen pokok air mani.
c.   Kelejar Prostat
Kelejar Prostat terletak di bawah vesika urinaria melekat pada dinding bawah vesika urinaria di sekitar bagian atas. Sebesar buah kenari, mengelilingi uretra & terdiri dari kelenjar majemuk, saluran & otot polos. Mengeluarkan sekret cairan yang bercampur sekret dari testis, pembesaran prostat, pembendungan uretra, retensio urine. Terdiri 30-50 kelenjar yang terbagi 4 lobus (posterior, lateral, anterior & medial). Fungsinya menambah cairan alkalis pada cairan seminalis yang berguna untuk melindungi spermatozoa terhadap tekanan yang terdapat pada uretra dan vagina.
d.  Kelenjar Bulbouretra
Kelenjar Bulbouretra sepasang, dibawah kelenar prostat, salurannya di uretra spongiosa yang menghasilkan lendir alkalis
2.  Duktus Duktuli
a.   Epididimis
Epididimis  adalah saluran halus terletak di sepanjang atas tepi & belakang testis. Terdiri dari kepala/kaput yang terletak di atas kutub testis, badan & ekor epididimis sebagian ditutup oleh lapisan viseral.
Saluran ini dikelilingi oleh jarak ikat, spermatozoa melalui duktuli eferentis (+  20 cm), berbelok-belok membentuk kerucut kecil & bermuara ke duktus epididimis empat spermatozoa disimpan, masuk ke dalam vas deferens. Fungsinya sebagai saluran penghantar testis, mengatur sperma sebelum di ejakulasi & memproduksi semen. Waktu ejakulasi, otot polos epididimis berkontraksi mendorong sperma menuju duktus deferens & uretra.

b.    Semen
Semen terdiri dari sekret epididimis vesika seminalis & prostat serta mengandung spermatozoa yang dikeluarkan setiap ejakulasi, spermatozoa bergerak dalam semen lingkungan cairan alkalis melindungi dari keasaman.
c.    Uretra
               Pengeluaran urine tidak bersamaan dengan ejakulasi karena diatur kegiatan kontraksi prostat. Merupakan saluran kemih & saluran ejakulasi
d.   Duktus Deferens
Duktus Deferens adalah kelanjutan dari epididimis kekanalis inguinalis, masuk ke rongga abdomen terus ke kandung kemih akhirnya bergabung dengan vesika seminalis & selanjutnya membentuk ejakulatoris & bermuara di prostat. Berjalan bersama pembuluh darah dan saraf dalam fanikulus spermatikus melalui kanalis inguinalis memanjang pada bagian akhir berbentuk kumparan, ampula duktus deferentis, terletak dalam osteum vesika seminalis berlanjut sebagai duktus ejakulatoris yang menembus prostat.

3.  Bangun Penyambung
a.  Skrotum
Skrotum merupakan kantong yang terdiri dari kulit tanpa lemak, menggantung di dasar penis dimana sepasang testis tersimpan, di depan skrotum terletak penis & di belakang terletak anus. Banyak mengandung pigmen, di sebelah dalamnya terdapat kantung yang dipisahkan satu sama lain oleh septum. Lapisan dinding abdomen turut serta dalam pembentukan dan pembungkusan testis, tiap lapisan testiskular berhubungan dan bergabung dengan lapisan dinding abdomen. Lapisan dalam (peritoneum), tunika vaginalis testis mengelilingi skrotum. Lapisan tengah, otot & fasia dinding abdomen fasia spermatika interna & fasia transfersal dinding abdomen melapisi tunika vaginalis.
Muskulus creamaster yang muncul dari muskulus obliques internus abdominalis yang menggantungkan testis, dapat mengangkat testis menurut kemauan & reflek ejakulasi. Lapisan luar atau kulit skrotum merupakan lanjutan kulit abdomen yang berpigmen & mengandung kel. Sebasea.
b.   Fenikulus Spermatikus
Fenikulus spermatikus merupakan bangun penyambung yang berisi duktus seminalis, pembuluh limfe & serabut saraf.
c.   Penis
Penis terletak menggantung di depan skrotum, bagian ujungnya disebut gland penis yang tertutup oleh kulit korpus penis (preputium), tengahnya disebut korpus penis dan pangkalnya disebut radiks penis. Terdiri dari jaringan seperti busa dan terletak memanjang, tempat muara uretra & gland penis adalah prenulum/kulup.
Penis merupakan alat yang mempunyai jaringan erektil yang satu sama lain dilapisi jaringan fibrosa ringan. Adanya rangsangan seksual, karet busa akan dipenuhi darah sebagai vaspressi, ereksi penis
Ereksi penis dipengaruhi oleh:
M. iskia kavernosus, M.erektor penis yang menyebabkan ereksi waktu koitus.
M. bulbo kavernosus, untuk mengeluarkan urine, penis mempunyai 3 buah korpus kavernosus yaitu 2 buah korpus kavernosus uretra terletak di sebelah punggung atas dari penis & 1 korpus kavernosus uretra terletak di sebelah bawah dari penis yang merupakan saluran kemih.
Korpus kavernosus penis terdiri dari jaringan yang banyak mengandung pembuluh darah. Pada waktu koitus penis akan membesar & keras oleh karena korpus tersebut banyak mengandung darah sehingga spermatozoid dapat dihantarkan sampai pintu vagina.

v  PERMATOGENESIS
                       Terjadi di semua tubulus seminiferus selama kehidupan seksual aktif, diawali pada usia 13 tahun akibat stimulasi oleh H. gonadotropin hipofisis anterior & berlanjut sepanjang hidup.
           Tahap-tahap Spermatozoa, yaitu:
·         Spermatogonia berkumpul di tepi membran basal dari epitel germinal, spermatogonia tipe A membelah menjadi bentuk-bentuk sel yang berbeda, spermatogonia tipe B.
·         Kemudian setelah beberapa kali membelah spermatosit primer (yang merupakan prekusor sperma)
·         Setelah beberapa minggu, spermatosit membelah untuk membentuk 2 spermatosit sekunder, 4 buah spermatid
·         Spermatid berubah dengan lambat setelah beberapa minggu menjadi spermatozoa (sperma) dengan:
-          Menghilangkan beberapa sitoplasmanya.
-          Reorganisasi benda kromatin pada intinya untuk membentuk bagian kepala.
-          Mengumpulkan sisa-sisa sitoplasma & membran sel pada salah satu ujung sel untuk membentuk ekor. Sel-sel sertoli menyediakan makanan dan mengatur spermatogenesis.
Fungsi sel-sel sertoli, yaitu:
1.    Memberikan lingkungan khusus tempat berkembangnya sel-sel germinal dengan mensekresi cairan yang membasahi sel-sel germinal & mensekresi cairan tambahan ke dalam lumen tubulus seminiferus untuk menyediakan nutrisi bagi sperma yang berkembang dan baru dibentuk.
2.    Memainkan peranan penting dalam mengubah spermatosit menjadi sperma yang disebut spermiasi dan selama proses ini spermatosit benar-benar melekat pada sel sertoli yang menghilangkan sebagian besar sitoplasma dari spermatid, juga memainkan peranan fisik dalam membentuk kepala & ekor sperma.
3.     Mensekresi beberapa hormon yang memiliki fungsi penting yaitu:
a.    Faktor inhibisi miller (FIM ) disekresi oleh testis pria selama perkembangan janin untuk menghambat pembentukan tuba fallopi dari duktus miller pada janin pria.
b.   Estradiol, hormon kelamin yang penting dan diperlukan untuk spermatogonosis.
c.    Inhibin yang merupakan umpan balik dari efek inhibisi pada kel. Hipofisis anterior untuk mencegah sekresi yang berlebihan dari hormon perangsang follikel.
Faktor-faktor hormonal yang menstimulasi spermatogenesis:
1.   Testosteron
- Disekresi sel-sel interstisial leyding, penting untuk pembelahan meiosis untuk membentuk spermatosit sekunder.
2.   Hormon pelutein (LH)
-   Disekresi hipofisis anterior, menstimulasi sel-sel interstiasial leyding untuk mensekresi testosteron.
3. Hormon Perangsang Follikel (FSH
- Disekresi kel. Hipofisis anterior menstimulasi sel-sel sertoli, tanpa ini spermiasi tidak terjadi.
4. Estrogen
- Dibentuk sel-sel sertoli ketika mereka distimulasi FSH yang penting pada proses spermiasi. Sel-sel sertoli juga mensekresi protein pengikat androgen yang mengikat testosteron & estrogen dan membawa ke tubulus seminiferus untuk maturasi sperma.
5. Hormon Pertumbuhan
- Meningkatkan pembelahan awal spermatogenesis.
Sperma Normal
-    Kecepatan 1-4 mm/detik
-    Gerakan lurus ketimbang berputar-putar
-    Aktivitas meningkat pada medium netral & sedikit basa
-    Aktivitas meningkat dengan peningkatan suhu.
-    Hidup beberapa minggu dalam duktus genetalis testis & 1-2 hari pada traktus genetalia wanita.