Pembaharuan Pemikiran/Filsafat Pendidikan Islam



Pemikiran yang bercorak kritis dalam filafat Islam berupa aliran-aliran yang berusaha secara kritis menganalisa keadaan umat Islam dan problema yang mereka hadapi; termasuk di dalamnya bidang pendidikan Islam, dengan berusaha memberikan pemikiran-pemikiran baru, bagi pemecahannya.
Sekali pun dunia Islam ketika itu dalam suasana kebekuan berpikir, bukan berarti tidak ada suara pembaharuan yang sifatnya progressif. Tetapi gemanya sangat lemah, hampir tidak pernah membangunkan masyarakat dari tradisi taklid, dan berprasangka buruk terhadap setiap pemikiran yang bercorak baru, dan menganggapnya sebagai hal yang asing dalam agama.
Ada tiga macam corak aliran pembaharuan ini:
a.       Aliran yang berorientasi pemikiran Islam yang murni, dengan semboyan kembali kepada Al-Qur’an dan Al-Hadits.
b.      Aliran yang berorientasi pada pengembangan kehidupan sosial dan pandangan masyarakat Islam sendiri.
c.       Yang berdasarkan dan berorientasi pada dunia Barat.
1.      Yang berorientasi pada pemikiran Islam yang murni
Dapat dicatat, bahwa mujaddid yang pertama dan berhasil menghidupkan semanagt koreksi dan berijtihad dalam pemikiran keagamaan dalam Islam, adalah Mohammad Ibn Abd al-Wahab (1703-1787), pendiri gerakan Wahabi di Saudi Arabia. Ijtihad beliau benar-benar disandarkan pada dasar-dasar Islam sejati. Sama sekali tidak berasal dari pengaruh pemikiran di luarnya. Hal ini sesuai dengan semboyan: “Kembali kepada Al Qur’an dan Sunnah Nabi”.
2.      Yang berorientasi pada pengembangan kehidupan sosial dan pandangan masyarakat setempat
Tokohnya adalah Sayyid Jamaluddin al-Afgani (1838-’98); seorang politikus yang lahir di Afganistan. Beliau adalah mujaddid yang kedua setelah Mohammad Ibn Abd al-Wahab yang mengadakan koreksi terhadap pemikiran yang tradisional ortodoks dalam Islam. Yang istemewa pada Jamaluddin dari Ibn Abd al-Wahab, bahwa Jamaluddin Al Afgani merupakan tokoh yang menganjurkan pertama kali gerakan pembaharuan pengetahuan duniawi menandingi kemajuan Barat. Beliau adalah pemimpin Islam yang pertama kali meneriakkan secara lantang suara pembaharuan pemikiran keagamaan dalam segnap aspek: ilmu pengetahuan, politik, ekonomi, sosial, kesenian dan kebudayaan secara menyeluruh.
Pernah menjadi perdana menteri di negerinya, beberapa kali diusir oleh Pemeritah colonial Inggris di India dan di Mesir, karena aktivitas politiknya menetang penjajahan.
Di Mesir beliau mengumandangkan seruan pembangunan pemikiran keagamaan dan berpartisipasi menyebarkan semangat kebangunan bangsa Mesir.
Dengan muridnya, Mohammad Abduh, di Paris, beliau bersama-sama menerbitkan majalah yang menyuarakan pembaharuan Pemikiran Islam: “Al-‘Urwah al-Wutsqa”; yang kemudian penyebarannya dilarang di berbagai negeri jajahan Inggris. Buku beliau yang terkenal adalah : Al-Raddu Ala al-Dahriyah, isinya mengecam paham materialis Barat.
Tokoh lain yang sealiran dengan Jamaluddin, tidak lain adalah Mohammad Abduh (1849-1905) sendiri. Mohammad Abduh seorang ulama besar, pernah menjadi Mufti di Mesir, jabatan yang memudahkannya menyebarkan pendapat untuk mengikis habis pemikiran tradisional yang sudah membeku dalam masyarakat.
Tulisan dan ajaran Mohammad Abduh dibukukan oleh muridnya yang terkenal pula, Mohammad Rasyid Ridha. Hasil karya beliau itu adalah: Al- Wahyu al-Muhammadi, Risalah al-Tauhid Al Islam wal Nashraniah, Tafsir Al Manar.
Dari ketiga mujaddid di atas, maka Mohammad Abduh merupakan tokoh yang sangat penting, yang langsung mempengaruhi para ulama secara meluas, dan ajaran-ajarannya sampai kesegenap pelosok dan lapisan masyarakat Islam.
Seperti pada Jamaluddin Al Afgani, pada Mohammad Abduh, terlihat adanya pengaruh kebudayaan Barat modern, tetapi pengaruhnya kecil dan bersifat pasif saja.
Beliau berdua menghimbau, agar umat Islam giat mempelajari pengetahuan Barat modern, dan menunjukkan adanya persesuaian ajaran Islam dengan pengetahuan modern. Terhadap pemikiran Barat yang tidak sejalan dengan ajaran Islam ditolak, karena dianggap tidak sesuai dengan pandangan masyarakat setempat. Paham ini mempunyai karakteristik yang khas pada pelbagai gerakan pembaharuan, baik di Mesir, di India dan juga di Indonesia.
3.      Yang berdasarkan dan berorientasi pada Dunia Barat
Gerakan ini di Mesir dilaksanakan oleh Mohammad Ali Pasya; di Turki oleh Gerakan Turki Muda dipimpin oleh Mustafa Kemal Attaturk.
Mustafa Kemal adalah tokoh yang revolusioner, masa mudanya ia mempelajari ajaran-ajaran Dhiya Cuk Elp (atau, Gea Gokalp, 1875-1924) tokoh Nasionalis Turki. Elp berusaha mendirikan organisasi berdasarkan nasionlisme Turki, di mana Islam tidak menjadi faktor yang penting.
Mustafa Kemal pelopor intelektualisme Barat, dan pendukung paham kebebasan beragama. Ia sendiri tidak mempercayai hal-hal yang gaib. Menurut pendapatnya, Islam adalah biang kehancuran di masa lampau, yang telah bersalah terhadap Turki dan menyebabkan kerugian yang amat besar terhadapnya.
Sebagai seorang nasionalis, ia berusaha membebaskan Turki dari pemerintahan otokrasi Sultan Hamid II. Menurut Kemal, pemerintahan teokrasi adalah saudara kembar dari pemerintahan otokrasi. Kemal menghendaki pembatasan terhadap kekuasaan para ulama, penekanan terhadap organisasi-organisasi agama, serta partai-partai yang berjiwa keagamaan dikekang dan dipersempit ruang geraknya. Dengan gigih dianjurkannya untuk membatalkan agama sebagai dustur negara Turki, dan menyingkirkan hakim-hakim pada pengadilan agama yang selama ini berkuasa menerangkan dan menafsirkan undang-undang Islam dan sebagai gantinya supaya dibentuk pengajaran-pengajaran baru yang bersifat sekuler.
Pendidikan agama dilarangnya, pusat-pusat kegiatan pendidikan Islam ditutup, dilarangnya memakai hijab, diperintahkannya supaya wanita tidak memakai cadar. Dan Ko-edukasi dalam pendidikan. Penggunaan huruf Arab digantinya dengan huruf latin.
Seperti inilah pembaharuan pemikiran yang dilaksanakan oleh Mustafa Kemal Attaturk. Pemikiran yang jelas-jelas banyak bertentangan dengan pemikiran Islami.

Posting Komentar

2 Komentar

  1. yang pertama: oke, aplikasi masalah agama
    yang kedua: oke, masalah dunia
    ketiga: nah lho, mau nerapin kemana ini,soalnya udah pindah keranah politik.

    BalasHapus
  2. tahu ni dari modul .... mungkin penulisnya kaco

    BalasHapus