INSYA THALABY (AMR) DALAM SURAH LUQMANAYAT 12-17

I. PENDAHULUAN

Surah ini terdiri dari 34 ayat, termasuk golongan surah-surah Makiyyah, diturunkan sesudah surah ash-Shaffat. Surah ini dinamai “Luqman” karena pada ayat 12 disebutkan bahwa “Luqman” telah diberi oleh Allah ni’mat dan ilmu pengetahuan. Oleh sebab itu dia bersyukur kepada Allah atas nikmat yang diberikan itu. Dan pada ayat 13-19 terdapat nasehat Luqman kepada anaknya.

Ini adalah sebagai syarat daripada Allah supaya setiap ibu bapak melaksanakan pula terhadap anak-anak mereka sebagaimana yang telah dilakukan oleh luqman.

Pokok-pokok isi surah Luqman adalah:

  1. Keimanan: manusia tiada akan selamat kecuali dengan taat kepada perintah-perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
  2. Hukum-hukum: kewajiban patuh dan bakti kepada orang tua selama tidak bertentangan dengan perintah-perintah Allah dan perintah-perintah lainnya.
  3. Kisah-kisah Luqman, ilmu dan hikmah yang didapatnya.

Sedangkan sebab turunnya surah al-Luqman ini sebagaimana Juwaibir telah mengetengahkan sebuah hadits melalui sahabat Ibnu Abbas r.a. yang telah menceritakan, bahwa ayat ini diturunkan berkenaan dengan seorang lelaki dari kalangan Quraisy yang bernama an-Nadhr ibnu Harits; ia membeli seorang sahaya perempuan penyanyi. An-Nadhr adalah orang yang paling tidak suka mendengar orang yang masuk Islam, setiap ia memerintahkan kepada penyanyinya “Berilah makan dan minum, kemudian sajikanlah nyanyian-nyanyian kepadanya. Hal ini lebih baik daripada apa yang diserukan Muhammad kepadamu, yaitu shalat, puasa dan kamu berani mengorbankan jiwamu demi membela agamanya”, maka turunlah firman-Nya, yaitu ayat di atas tadi.

Pada surah ini penulis mencoba menganalisis surah Luqman ayat 12-17. dalam ayat ini terdapat banyak lafaz-lafaz amr dalam bab Insya Thalaby yang akan diangkat topiknya oleh penulis. Insya Thalaby adalah kalimat yang menghendaki makna yang hendak diharapkan terlaksananya sesuatu yang tidak tercapai pada waktu perkataan itu diucapkan, sedangkan amr adalah tuntutan dari atasan kepada bawahan.

Selanjutnya akan dijelaskan lebih rinci lagi hasil dari analisis yang dilakukan oleh penulis tentang Insya Thalaby yang mengandung lafaz-lafaz amr, khususnya yang terdapat pada surah Luqman ayat 12-17.

II. INSYA THALABY (AMR) DALAM SURAH LUQMANAYAT 12-17

A. Pengertian Insya Thalaby dan Amr

Insya Thalaby adalah kalimat yang menghendaki makna yang diharapkan terlaksananya sesuatu yang tidak tercapai pada waktu perkataan itu diucapkan.[1]

الأمر : هو طالب حصول الفعل من المخاطب. [2]

Amr adalah menghendaki tercapainya perbuatan/perintah dari mukhathab yang datang/disampaikan dari pihak atasan kepada bawahan.[3]

B. Analisis Lafaz-lafaz Amr dalam Surah Luqman Ayat 12-17

  1. Surah Luqman Ayat 12

وَلَقَدْ آتَيْنَا لُقْمَانَ الْحِكْمَةَ أَنِ اشْكُرْ ِللهِ وَمَنْ يَشْكُرْ فَإِنَّمَا يَشْكُرُ لِنَفْسِهِ وَمَنْ كَفَرَ فَإِنَّ اللهَ غَنِيٌّ حَمِيدٌ (١٢)

Artinya: “Dan Sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, Yaitu: "Bersyukurlah kepada Allah. dan Barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah), Maka Sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang tidak bersyukur, Maka Sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (Q.S. Luqman: 12)

Pada ayat di atas dituliskan, “walaupun dari segi redaksional ada kalimat kami katakan kepadanya, tetapi makna yang terkandung di dalamnya adalah kami anugerahkan kepadanya syukur.”[4]

Di lihat dari tafisr dan konteks kalimatnya lafaz amr di atas bukanlah lafaz yang hakiki, karena pada kata “أشكر : Bersyukurlah” Allah bukan memerintahkan Luqman untuk bersyukur kepada-Nya daripada nikmat-Nya, melainkan pada kata tersebut mengandung makna hikmah dari Allah SWT karunia kepada Luqman berupa anugerah dari rasa syukur itu sendiri/makna imtinan (memberi karunia). Dengan kata lain bentuk lafaz amrnya dari makna aslinya.

  1. Surah Luqman Ayat 14

وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤)

Artinya: “Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam Keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (Q.S. Luqman: 14)

Dianalisis dari kandungan ayat di atas, dapat disimpulkan bahwa di sini Allah menuntut (memerintahkan) kepada manusia untuk bersyukur kepadanya dan berterima kasih kepada kedua orangtua. Dari kontek yang ada, terlihat keharusan terhadap pemenuhan kewajiban akan perintah Allah.

Di lihat dari lafaz syukur yang terdapat pada ayat 14 surah Luqman ini, lafaz amrnya mempunyai makna hakiki, karena bentuk lafaz amrnya keluar dari makna aslinya serta lafaz amrnya mengandung makna untuk tujuan (perintah) selama-lamanya (menandakan kekekalan) yang disebut dawam.

  1. Surah Luqman Ayat 15

وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)

Artinya: “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (Q.S. Luqman: 15)

Lafaz amr yang terdapat pada kata “وَصَاحِبْهُمَا” yang mempunyai arti dan pergaulilah keduanya mengandung lafaz amr yang bukan makna hakiki, karena di dalam kandungan ayatnya bermakna ta’dib, yaitu makna akan pengajaran adab/akhlak terhadap kedua orang tua berupa perilaku yang didasari akhlaq karimah dalam hubungan kita dengan keduanya, dalam urusan mu’amalah (selain akidah) walaupun keduanya tidak setauhid lagi dengan kita.

Adapun lafaz “” yang mempunyai arti ikutilah jalan orang yang kembali kepadaku. Apabila kedua orang tuamu termasuk orang yang dimaksud pada kata “وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّmaka hendaklah engkau mengikuti jalan kedua orang tuamu itu. Tetapi bila keduanya kafir (ingkar), maka ikutilah jalan selain mereka, yaitu jalan orang-orang yang kembali kepada Allah. Walaupun keduanya kafir tetaplah pergauli keduanya di dunia dengan cara yang ma’ruf, yaitu dengan berbakti dan menjalin hubungan silaturrahmi dengan keduanya.

Penulis mencoba menyimpulkan bahwa lafaz amr pada surah Luqman ayat 15 ini mempunyai makna irsyad, yakni suatu petunjuk kebaikan duniawi. Sedangkan dilihat dari konteks kalimatnya terjadi penyimpangan makna dari maksud makna sebenarnya.

  1. Surah Luqman Ayat 17

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الأمُورِ (١٧)

Artinya: “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu Termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (Q.S. Luqman: 17)

Lafaz-lafaz amr dalam surah Luqman ayat 17 ini sangat banyak seperti pada kata “وَانْهَ, وَأْمُرْ, أَقِمِ”, mempunyai makna amr yang hakiki karena adanya tuntutan perintah yang wajib dilaksanakannya.

Sedangkan pada kata “” bukan mengandung makna amar yang hakiki, akan tetapi menunjukkan kepada makna ta’dib, yakni mengandung unsur pengajaran akhlak dalam menjalani tiga kewajiban yang terdahulu.

III. PENUTUP

Kesimpulan

1. Pada surah Luqman ayat 12-17, lafaz amarnya mengandung makna hakiki, dan juga terdapat lafaz amr yang menyimpang dari makna sebenarnya sebanyakan menunjukkan makna irsyad dan ta’dib.

2. Pada surah Luqman ayat 14-15 merupakan jumlah I’tiradh/kalimat sisipan.

DAFTAR PUSTAKA

Hamka, Tafsir Al-Azhar, Jakarta, Pustaka Panjimas, 1988.

Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Misbah, Jakarta, Lentera hati, 2002.

Al-Hasyimi, Ahmad, Jawahir Al-Balaghah, Indonesia, Daar Al-Ihya Al-Kutub Al-‘Arabiyah, 1960

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya.

Muhsin, A. Wahab dan Wahab, T. Fuad, Pokok-pokok Ilmu Balaghah, Bandung, Angkasa, 1986.

Mata Kuliah Dosen Pengasuh

Ilmu Balaghah I Hanafi Ridhani, SS

INSYA THALABY

(AMR)

DALAM SURAH LUQMAN

AYAT 12-17

Oleh

NURUL JAZIMAH HARSAH

060 123 7532



INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB

BANJARMASIN

2008


[1]Ahmad Al-Hasyimi, Jawahir Al-Balaghah, (Indonesia: Daar Al-Ihya Al-Kutub Al-‘Arabiyah, 1960), h. 77.

[2]Ibid., h. 82.

[3]Ibid., h. 78.

[4]Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 122.

Posting Komentar

0 Komentar