Sistem Pencernaan

A. Pengertian Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan merupakan suatu sistem penyediaan suplai secara terus menerus akan air, elektrolit dan zat gizi.
Sistem pencernaan terbagi menjadi beberapa fase, yaitu :
1. Fase pengunyahan
Refleks pengunyahan dirangsang oleh Nervus V (syaraf Trigeminus) yang menggerakkan rahang dan lidah, proses pengunyahan dimulai dari makanan masuk ke mulut sampau menjadi bolus makanan.
2. Fase menelan (diglusi)
Refleks menelan dikendalikan oleh Nervus V, IX, X & XII terbagi dalam beberapa fase, yaitu:
a. Fase volunter
Bolus makanan oleh lidah terdorong ke belakang dekat taring.
b. Fase faringeal
Bolus makanan masuk ke faring sehingga menjadi kontraksi pada otot dinding faring menyebabkan palatum molle menutup nares: posterior dan trakhea tertutup serta esofagus terbuka yang mengakibatkan gerak peritaltik mendorong bolus makanan masuk ke esophagus.
c. Fase esofageal
Bolus makanan masuk ke esofagus menimbulkan kontraksi pada otot dinding esofagus yang menyebabkan timbulnya gelombang peritaltik yang mendorong bolus masuk ke lambung.
3. Fase Pencampuran (segmentasi)
Di lambung bolus makanan disimpan kemudian dengan terisinya lambaung maka timbul gelombang kontriktor yang merangsang sekresi getah-getah lambung. Getah-getah makanan tersebut akan bercampur dengan bolus maknan sehingga membentuk kimus makanan.

4. Fase Pergerakan (Propulsi)
Proses pergerakan kimus makanan terjadi pada usus halus dan usus besar, dimana proses pergerakannya dirangsang oleh karena adanya kimus makanan pada usus sehingga otot dinding usus terhadi kontraksi yang menimbulkan gelombang peristaltik dan menyebabkan kimus makanan tersebar di sepanjang usus.
5. Fase Penyerapan (Absorpsi)
Hasil dari metabolisme bahan makanan akan diserap masuk ke pembuluh darah melalui difusi pada villi-villi dinding usus halus, sedangkan untuk air dan elektrolit akan diserap oleh villi-villi dinding usus besar.
6. Fase Pembuangan (Defikasi)
Sisa penyerapan kimus makanan berupa faeses masuk ke rektum sehingga terjadi refleks dimana terjadi peregangan otot dinding rektum menyebabkan timbulnya sinyal-sinyal aferen yang mengakibatkan gelombang peristaltik pada kolom desendens, sigmoid serta rektum yang mendorong feases ke anus.

B. Struktur Saluran Cerna (Traktus Degistivus)
1. Mulut (oris)
Mulut adalah permulaan saluran pencernaan yang terdiri dari 2 bagian yaitu:
a. Bagian luar yang sempit / bagian vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi.
b. Bagian rongga mulut / bagian dalam yaitu bagian sisinya dibatasi oleh tulang maksilaris, palatum dan mandibularis yang bersambung dengan tulang taring di bagian belakang.
Selaput lendir mulut ditutupi oleh epitelium yang berlapis, dibawahnya terdapat kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, kaya akan pembuluh darah dan banyak ujung akhir saraf sensoris.
Di sebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam ditutupi oleh selaput lender (mukosa) otot orbikularis oris menutupi bibir, levator anguli oris menutupi bibir, levator anguli oris mengangkat dan depressor anguli oris menekan ujung mulut.
2. Bibir
Disebelah luar ditutupi oleh kulit dan di sebelah dalam oleh selaput lender (mukosa). Otot orbikularis oris menutupi bibir.
Levator angulli oris mengangkut dan depresor anguli oris menekan ujung mulut.
Palaturn terdiri atas 2 bagian yaitu :
a. Palatum durum (palatum keras)
Tersusun atas tajuk-tajuk palatum dan sebelah depan tulang maksilaris dan lebih ke belakang terdiri dari 2 tulang palatum.
b. Palatum mole (Palatum lunak)
Terletak di belakang yang merupakan lipatan menggantung yang dapat bergerak terdiri atas jaringan fibrosa dan selaput lendir.
Pipi dilapisi dari dalam oleh mukosa yang mengandung papilla otot yang terdapat pada pipi adalah otot buksinator.
3. Didalam rongga mulut terdapat
a. Gigi religi
Gigi sulung
Tumbuh pada umur 6 – 7 bulan, lengkap umur 2,5 tahun berjumlah 20 buah (8 gigi seri, 4 gigi taring dan 8 gigi geraham).
b. Gigi tetap
Tumbuh pada umur 6 – 18 tahun berjumlah 32 buah (8 gigi seri, 4 gigi taring, 8 gigi geraham/molar dan 12 gigi geraham/premolar).
c. Fungsi gigi
Gigi seri : memotong
Gigi taring : memutuskan makanan yang keras
Gigi geraham : mengunyah
d. Lidah
Lidah dibagi atas 3 bagian, yaitu:
- Radiks lingua
- Dorsum lingua
- Apeks lingua
Fungsi lidah yaitu untuk mengaduk makanan, membentuk suara, sebagai alat pengecap dan menelan serta merasakan makanan.
4. Kelenjar ludah ada dua, yaitu:
a. Kelenjar submaksilaris yaitu yang terdapat di bawah tulang rahang atas pada bagian tengah
b. Kelenjar sublingualis yang terdapat di sebelah depan di bawah lidah
5. Otot lidah
Otot ekstrinsik berasal dari rahang bawah menyebar ke dalam lidah membentuk anyaman berganbung dengan otot intrinsik yang terdapat pada lidah.
Muskulus genioglossus merupakan otot lidah yang terkuat berasal dari permukaan tengah bagian dalam yang menyebar sampai keradiks lingua.
6. Faring
Faring merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan esophagus. Di dalam lengkungnya terdapat tonsil yaitu kumpulan kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit. Ke atas bagian depan berhubungan dengan rongga hidung dengan perantaraan lubang bernama koana.
Faring terdiri dari 3 bagian, yaitu:
- Nasofaring/bagian superior
- Orofaring
- Laringofaring
7. Esofagus
Esofagus merupakan saluran yang menghubungkan faring dengan lambung, panjangnya + 25 cm, terdiri dari lapisan selaput lendir (mukosa), lapisan submukosa, lapisan otot melingkar sirkuler dan lapisan otot memanjang longitudinal, terletak di belakang trachea dan di depan tulang punggung setelah melalui toraks menembus diafragma masuk ke abdomen menyambung dengan lambung.

8. Gaster
Gaster merupakan saluran yang dapat mengembang paling banyak terutama di daerah epiqaster. Bagiannya terdiri dari:
- Fundus ventrikuli
Bagian yang menonjol ke atas di sebelah kiri osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
- Korpus ventrikuli
Setinggi osteum kardium suatu lekukan pada bagian bawah kurvatura minor.
- Antrum pylorus
Bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang tebal membentuk spinger pylorus.
- Kurvatura minor
Di sebelah kanan lambung dari osteum kardium sampai pilorus.
- Kurvatura mayor
Lebih panjang dari kurvatura minor di sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus ventrikuli manuju ke kanan sampai ke pylorus inferior.
- Osteum kardiakum
Tempat di mana esophagus bagian abdomen masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orif isium pilorik.
a. Susunan lapisannya, antara lain:
- Lapisan selaput lendir (Rugae)
- Lapisan otot melingkar (M. aurikularis)
- Lapisan otot miring (M. obliques)
- Lapisan otot panjang (M. longitudinal)
- Lapisan jaringan ikat/serosa (Peritoneum)
b. Fungsi lambung :
Menambah makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan ileh peristaltik lambung dan getah cerna.


c. Getah cemo yang dihasilkan antara lain:
- Pepsin
Memecah putih telur menjadi asam animo (albumin dan pepton)
- HCI
Mengasamkan makanan sebagai antiseptik dan desinfektan dan membuat suasana asam pada pepsinogen sehingga menjadi pepsin
- Renin
Sebagai ragi yang membekukan susu dan memebentuk kaseinogen
- Lapisan lambung
Mememcah lemek manjadi asam lemak yang merangsang sekresi getah lambung.
9. Usus halus/intestinum minor
a. Bagian dari sistem pencernaan makanana yang berpangkal pada pylorus dan berakhir pada seikum, panjangnya + 6 m.
b. Merupakan saluran paling panjang tempat proses pencernaan dan absorbsi yang terdiri dari lapisan usus halus (lapisan mukosa/sebelah dalam, lapisan otot melingkar/ M. sirkuler, lapisan otot memanjang/ M. longitudinal dan lapisan seroso/ sebelah luar.
c. Duadenum (usus 12 jari), panjangnya + 25 cm, terdapat selaput lendir 4 papilla vateri yang bermuara saluran empedu/duktus koledokus dan saluran pancreas/ duktus parikreatikus.
Empedu dibuat di hati untuk dikeluarkan ke duadenum melalui duktus koleduktus yang fungsinya mengemulasikan lemak dengan bantuan lipase.
d. Jejunum dan Ileum
2/5 bagian atas →jejunum dengan panjang + 2,3 m dan ileum dengan panjang 4-5 m.
e. Mukosa usus halus permukaan epitel yang sangat luas melalui lipatan mukosa dan mikrovil memudahkan pencernaan dan absorbsi, lipatan ini dibentuk oleh mukosa dan submukosa yang dapat memperbesar permukaan usus.
f. Fungsi usus halus adalah:
- Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler darah dan pembuluh limfe.
- Menyerap protein dalam bentuk asam amino.
- Menyerap karbohidrat dalam bentuk monosakarida.
10. Usus besar/intestinum mayor
Usus besar panjangnya + 1,5 m, lebar 5-6 cm.. Lapisan lapisannya terdiri dari: Selaput lender, lapisan otot melingkar, lapisan otot memanjang dan Jaringan ikat. Fungsinya antara lain:
- Menyerap air dari makanan
- Tempat tinggal bakteri
- Jaringan ikat
a. Saikum
- Terdapat apendiks verm iformis berbentuk cacing, panjang 6 cm.
- Ditutupi peritonrum dan dapat diraba melalui dinding abdomen.
b. Kolon asenden
Panjang 13 cm, di bawah abdomen sebelah kanan membujur ke atas dari ileum ke bawah hati.
c. Apendiks
- Muncul seperti seikum mempunyai pintu keluar yang sempit tetapi masih dapat dilewati oleh beberapa isi usus.
- Organ pertahanan terhadap infeksi.
d. Kolon tranversum
- Panjangnya + 38 cm.
- Membujur dari kolon asendens sampai desendens berada di bawah abdomen.
e. Kolon desenden
- Panjanynya + 25 cm.
- Di bawah abdomen bagian kiri membujur dari atas ke bawah dari fleksura lienalis sampai ke depan ileum kiri bersambung dengan kolon sigmoid.
f. Kolon sigmoid
- Lanjutan kolon desendens, terletak miring dalam rongga pelvis sebelah kiri.
- Bentuknya menyerupai huruf S.
- Ujung bawahnya berhubungan dengan rektum.
11. Rektum
Di bawah kolom sigmoid yang menghubungkan intestinum mayor dengan anus, terletak di dalam rongga pelvis di depan os sacrum dan os koksigis.
12. Anus
Anus adalah bagian dari saluran pencernaan yang menghubungkan rescum dengan dunia luar. Dindingnya diperkuat oleh 3 sfingter, yaitu :
- Sfingter ani internus
- Sfingter levator ani
- Sfingter ani eksternus
13. Peritoneum
Peritoneum terdiri dari 2 bagian yaitu peritoneum parietal (melapisi dinding rongga abdomen) dan peritoneum viseral (melapisi semua organ dalam rongga abdomen). Fungsinya yaitu:
- Menutupi sebagian dari rongga abdomen dan pelvis.
- Membentuk pembatas yang halus sehingga organ yang ada alam rongga peritoneum tidak saling bergesekan.
- Menjaga kedudukan dan mempertahankan hubungan organ terhadap dinding posterior abdomen.
- Tempat kelenjer limfe dan pembuluh darah yang membantu melindungi terhadap infeksi.
14. Hepar
a. Organ paling besar dalam tubuh kita, warna coklat dan beratnya + 1,5 kg.
b. Letaknya di bagian atas rongga abdomen di kanan bawah diafragma
c. Pembuluh darah hati
- Mempunyai 2 jenis peredaran darah yaitu arteri hepatica dan vena porta.
d. Fungsi hati
- Mengubah zat makanan yang diabsorbsi dari usus.
- Mengubah zat buangan dan bahan racun untuk diekskresi dalam empedu dan urine.
- Menghasilkan enzim glikogenik glukosa menjadi glikogen.
- Sekresi empedu, garam empedu dibuat hari dibentuk dalam system retikulo endothelium dialirkan ke empedu.
- Pembentukan ureum, hati menerima asam amino diubah menjadi ureum dikeluarkan dari darah oleh ginjal dalam bentuk urin.
- Menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.
15. Kandungan empedu
a. Kantong berbentuk terang dan merupakan membran berotot, panjangnya 812 cm.
b. Lapisan empedu
- Lapisan luar serosa/parietal
- Lapisan otot bergaris
- Lapisan dalam mukosa/viseral disebut juga membran mukosa
c. Fungsi kandung empedu
Persediaan getah empedu, membuat getah empedu menjadi kental
d. Duktus sistikus
Panjangnya + 3,5 cm, berjalan dari lekuk empedu berhubungan dengan duktus hepatikus membentuk saluran empedu ke duadenum.
e. Sterkobilin
Memberi warna faeces dan sebagian diabsorbsi kembali oleh darah dan membuat warna pada urin → urabilin.
f. Getah empedu
Cairan yang disekresi setiap hari oleh sel hati yang dihasilkan setiap hari 500-1000 cc, sekresinya berjalan terus menerus, jumlah produksi meningkat waktu mencerna lemak.
16. Pankreas
a. Sekumpulan kelenjer yang strukturnya mirip dengan kelenjer ludah.
b. Panjangnya + 15 cm, lebar 5 cm mulai dari duadenum sampai limfa dan beratnya 60-90 gram.
c. Bagian dari pancreas
d. Fungsinya
- Fungsi eksorin membentuk getah pancreas yang berisi enzim dan elektrolit.
- Fungsi endoktrin berbentuk pulau langerhans yang membentuk organ endoktrin yang mensekresi insulin.
- Fungsi sekresi eksternal cairan pancreas yang dialirkan ke duadenum yang berguna untuk proses pencernaan makanan di interstinum.
- Fungsi sekresi internal sekresi yang dihasilkan pulau langerhans sendiri yang berlangsung dialirkan ke dalam peredaran darah.
Sekresi → hormon insulin dan hormon glukagon yang dibawa ke jaringan untuk membantu metabolisme karbohidrat.

C. Gangguan Pada Sistem Pencernaan
1. Konsep Pathofisiologis
a. Anoreksia
- Hilangnya nafsu makan.
- Gejala kelainan GI yang lain termasuk mual dan muntah serta diare
- Anoreksia nervosa → memilih untuk tidak makan karena ketakutan berlebihan menjadi gemuk.
b. Mual
- Sesasi subjektif dan sering mendahului muntah.
- Akibat distensi atau iritasi di saluran GI.
c. Muntah
- Refleks kompleks yang diperantarai oleh pusat muntah di medulla oblongata. Impulsa aferen berasal dari lambung /duadenum akibat distensi berlebihan atau iritasi, hipoksia, nyeri, peningkatan TIK → pengaktifan pusat muntah → pengaktifan saraf kranialls ke wajah dan kerongkongan serta neuron motorik spinalis ke otot abdomen dan diafragma.
- Gejala tertentu biasanya mendahului muntah seperti mual takikardia dan berkeringat.
d. Konstipasi
- Defekasi yang sulit atau jarang.
- Terjadi akibat dehid, rasi atau menunda BAB + tinja mengeras.
e. Diare
- Peningkatan keenceran dan frekuensi tinja.
- Penyebabnya iritasi akibat infeksi virus atau bakteri di usus → mempengaruhi lapisan mukosa + peningkatan produk sekretorik termasuk mucus dan peningkatan motilitas.
- Diare juga bisa disebabkan oleh faktor psikologis yang diperantarai oleh stimulasi usus oleh saraf parasimpatis.

2. Penyakit atau cedera
a. Heartburn
- Pengertiannya adalah nyeri akut di epigastrium dan dapat menyebar kebagian lain dari dada dan lengan.
- Penyebab refluks isi lambung ke esofagus karena tekanan abdomen lebih besar dari tekanan toraks. Peningkatan tekanan abdomen dapat terjadi pada kehamilan, kegemukan dan setelah makan banyak. Refluks ini mengiritasi esofagus karena tingginya kandungan asam dalam is lambung.
- Gambaran klinis nyeri seperti terbakar di epigastrium yang dapat menyebar ke bahu, punggung dan leher. Timbul 30-60 menit setelah makan, sewaktu tidur saat individu terbaring.
- Penatalaksaan
 Menurunkan tekanan abdomen dengan makan porsi kecil tapi sering.
 Posisi duduk selama dan sesudah makan.
 Tidur dengan kepala ditinggikan.
 Minum lebih banyak untuk membilas isi lambung yang kembali ke esofagus.
 Dapat digunakan antacid untuk menetralkan isi lambung yang asam.
 Anihistamin atau obat lain yang mengurangi sekresi asam lambung dapat mengurangi nyeri.
b. Esofagitis
- Pengertiannya adalah peradangan kronik esofagus.
- Penyebabnya adalah akibat refluks esofagus yang kronik → lapisan mukosa mengalami tukak oleh asam + peradangan kronik + spasme otot 4 pembentukan jaringan parut + menghambat lewatnya makanan.
- Gambaran klinis
 Nyeri seperti terbakar di epigastrium
 Muntah
 Disfagia
 Komplikasi : kanker esophagus
c. Penatalaksaan
d. Sda heartburn
3. Ulkus Peptikum
- Pengertian adalah rusaknya lapisan mukosa di saluran GI, biasanya di lambung atau duadenum, sedangkan penyebab adalah:
- Penurunan produksi mucus
- Akibat hambatan aktivitas kelenjer Bruner
- Akibat infeksi oleh Helicobacter pilori → mempengaruhi kemampuan sel menghasilkan.
4. Mucus
a. Kelebihan asam
- Gastrin merangsang aktivitas sel perietal yang menghasilkan HCI rangsangan yang menyebabkan pelepasan gastrin adalah distensi lambung, protein atau alkohol.
- Tumor kelenjer penghasil gastrin juga dapat terjadi → menghasilkan gastrin → sindrom Zollinger-Ellison.
- Peningkatan penyaluran asam.
- Perpindahan isi lambung yang terlalu cepat ke duadenum dapat mengalahkan lapisan mucus protektif di duadenum. Ini terjadi pada iritasi lambung oleh makanan/mikroorganisme, distensi abnormal atau sekresi gastrin yang berlebihan.
b. Gambaran klinis
- Nyeri abdomen seperti terbakar terutama jika lambung atau duadenum tidak terisi makanan.
- Nyeri sering timbul pada malam hari.
- Komplikasi : perforasi usu, obstruksi, perdarahan.
- Penatalaksaan
 Menghindari makanan yang menyebabkan sekresi HCI berlebihan.
 Menghindari alkohol dam kafein
 Berhenti merokok
 Penatalaksaan stress, teknik relaksasi atau sedative untuk mengatasi pengaruh psikologi.
o Antacid
o Antiblotik untuk helicobacter pylori
o Antihistamin yang mengurangi sekresi asam oleh sel parietal

5. Malabsorbsi
a. Pengertiannya adalah kegagalan usus halus utnuk menyerap makanan tertentu. Penyebabnya adalah: defisiensi enzim pencernaan pancreas, infeksi mikroorganisme, kerusakan lapisan mukosa, gangguan fungsi limfe atau empedu.
b.Gambaran klinis
- Malabsorbsi lemak + steatorea
- Defisiensi vitasmin A + buta senja
• Defisiensi vitamin D → dimineralisasi tulang dan peningkatan resiko fraktur.
• Defisiensi vitamin K → gangguan koagulasi disertai pemanjangan waktu protrombin mudah memar/ptekla.
• Defisiensi vitamin E → gangguan fungsi kekebalan
- Malabrorbasi laktosa → diare osmotik dan flatulence
Komplikasi : sindrom malabsorbsi
c. Penatalaksaan
- Identifikasi penyebab malabsorbsi
- Penyediaan zat gizi yang diperlukan melalui sumber makanan lain.
6. Peritonitis
- Pengertiannya adalah peradangan peritoneum, suatu rongga yang melapisi Abdomen.Penyebabnya antara lain
- Masuknya bakteri dari saluran cerna atau orga abdomen ke dalam peritoneum melalui perforasi usus atau rupturnya suatu organ.
- Pembedahan atau luka tembus juga menyebabkan tumpahnya isi usus ke rongga peritoneum.
a. Gambaran klinis
- Nyeri terutama di daerah yang meradang peningkatan kecepatan denyut jantung akibat hipovolemia karena perpindahan cairan ke dalam peritoneum.
- Mual dan muntah
- Abdomen yang kaku lieus paralikitus (parallsis saluran GI akibat respon neurogenik terhadap trauma atau peradangan), tanda umum peradangan (demam, peningkatan leukositosis dan takikardia), komplikasi sepsis.
b. Penatalaksaan
- Koreksi bedah
- Anti biotik
- Pemberian cairan dan elektrolit

7. Apendisitis
a. Pengertiannya adalah peradangan apendiks. Penyebabnya adalah dapat timbul akibat obstruksi oleh tinja atau akibat terpuntirnya apendiks atau pembuluh darahnya → peradangan + membengkak dan nyeri → gangren.
b.Gambaran klinis
- Nyeri difus timbul mendadak di epigastrium atau periumbilikus
- Dalam beberapa jam nyeri lebih terlokalisasi
- Nyeri lepas
 Demam
 Komplikasi : peritonitis
c. Penatalaksaan
- Bedah
d. Apabila pecah sebelum bedah maka perlu antibiotik untuk mengurangi resiko peritonitis sepsis.

8. Penyakit Crohn
a. Pengertiannya adalah peradangan kronik pada usu yang ditandai oleh peradangan salah satu/ semua lapisan saluran GI. Terutama mengenal lapisan submukosa usus halus/besar.
b.Penyebab
Tidak diketahui tapi dapat memburuk akibat stress.
c. Gambaran Klinis
- Diare intermiten
- Nyeri kolik
- Penurunan BB
- Malabsorbsi
- Dehidrasi
- Malase
- Demam ringan

d. Diagnostik
- Sigmoldoskopi
a. Penatalaksaan
- Anti implamasi
- Suplementasi gizi dan pendidikan mengenai diet
- Dukungan psikologis
- Nutrisi parenteral total

e. Kolitis Ulserativa
a. Pengertiannya adalah penyakit peradangan rektum dan kolon yang mengenai lapisan mukosa usus besar dan menyebar secara kontinu ke seluruh daerah yang terkena.Penyebabnya adalah tidak diketahui tampaknya terdapat kecenderungan genetik.
b. Gambaran klinis
- Kasus ringan → diare berdarah yang kronik dengan volume sedikit
- Kasus parah → semakin banyak kolon yang terkena kejadian .
- Demam semakin meningkat disertai hilannya elektrolit.
- Nyeri abodemen yang meningkat seiring keparahan penyakit.
c.Penatalaksaan
- Anti imflamasi
- Suplemen nutrisi
- Diet bebas serat
- Dukungan psikologis reseksi usus secara bedah

d. Divertikulum
a. Pengertian Herniasi lapisan mukosa kolon menembus lapisan otot. Penyebabnya adalah diduga terlalu kuat mengedan waktu BAB dan sering dijumpai pada individu yang makan rendah serat.
b. Gambaran klinis
- Perubahan kebiasaan BAB
- Gas yang berlebihan
c. Penatalaksaan
- Modifikasi makanan yang berlebihan untuk meningkatkan serat.
- Olah raga divertikulitis biasanya diobati dengan antibiotik dan pantang makanan padat sampai penyembuhan perporasi perlu tindakan bedah dan antibiotik.

e. Hirschprung
a. Pengertiannya adalah ketiadaan kingenital ganglion otonom yang mempersarafi plektus mienterikus diseluruh atau sebagian rektum dan kolon Ganglion otonom ke pleksus mienterikus secara normal merangsang motilitas dan memastikan penyaluran tinja. Pada penyakit ini tinja menumpuk di usus.
b. Penyebab
- Genetik
c. Gambaran Klinis
- Terlambatnya pengeluaran mekonium setelah lahir .
- Konstipasi pada bayi
- Muntah iritabilitas
d. Penatalaksaan
- Bedah

f. Kanker Esofagus
a. Penyebab
- Berkaitan dengan penggunaan alkohol dan tembakau.
- Cedera pada esofagus dan refluks esofagus kronik.
b. Gambaran klinis
- Disfagia
- Anoreksia
c. Penatalaksaan
- Bedah
- Radiasi kemoterapi
g. Kanker Lambung
a. Penyebab
- Predisposisi genetik dan peningkatan resiko pada individu yang mengkonsumsi daging yang diawetkan atau diasapkan.
- Berkaitan dengan pilory.
b. Gambaran Klinis
- Sering asimptomatik sampai stadium lanjut, gejala yang muncul adalah rasa tidak enak diperut.
- Penurunan BB
- Aneroksia
- Massa diabdomen
c. Penatalaksaan
- Bedah pada sebagian/seluruh lambung

h. Kanker Kolorektum
a. Penyebab
b. Gambaran klinis
c. Diagnostik
d. Penatalaksaan
e. Tindakan pencegahan dan pendidikan diet bedah