Penghamilan (Fertilisasi)
Pada coitus (persetubuhan) air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak + 3 cc. Dalam air mani terdapat spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak + 100-120 juta tiap cc. Bentuk sel mani seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk. Antara kepala dan ekor masih dapat dibedakan bagian tengah atau leher.
Inti sel terdapat pada kepala sedangkan ekor berguna untuk bergerak maju. Karena pergerakan ini maka dalam satu jam saja spermatozoa melalui canalis cervicalis dan cavum uteri kemudian berada dalam tuba. Di sini sel mani menunggu kedatangan sel telur. Jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilisasi berlangsung. Jika tak terjadi ovulasi maka penghamilan tak terjadi. Maka jelaslah bahwa hanya coitus sekitar saat ovulasi yang dapat menghasilkan kehamilan. Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel mani dalam badan wanita masih kuat membuahi selama 1-3 hari.
Penghamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon). Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh corona radiate, tapi rupa-rupanya spermatozoa mempunyai enzyme hyaluronidase yang dapat mencairkan corona radiate tersebut hingga salah satu spermatozoon dapat menembus dinding sel telur. Setelah persenyawaan anatara sel telur dan sel mani, yang biasanya terjadi dalam ampulla tubae maka sel telur disebut zygote. Jadi zygote adalah ovum yang telah dibuahi oleh spermatozoon. Sebelum terjadi fertilisasi sel telur maupun sel mani telah mengalami proses pematangan yang tidak hanya berwujud dalam perubahan bentuk tapi juga perubahan dari mjumlah chromosom.
Induk dari sel telur disebut oogonium, yang menghasilkan sebuah sel telur dan 3 buah benda poler yang hanya mempunyai separuh chromosom dari sel yang biasa. Induk sel mani, ialah spermatogonium yang menghasilkan 4 ekor spermatozoa juga dengan separuh chromosom dari sel biasa. Setelah Efertilasi: maka zygote mempunyai 46 buah chromosom lagi; 23 buah dari sel mani dan 23 buah dari sel telur. Karena chromosom yang menentukan sifat-sifat makhluk, maka dapat difahami bahwa zygote yang kelak akan menjadi anak untuk sebagian mempunyai sifat-sifat dari ayah dan sebagian mempunyai sifat-sifat dari ibu.
2.2. Penentuan Sex
Sifat kelamin dari anak sudah ditentukan pada waktu fertilisasi dan bukan oleh sel telur, melainkan oleh sel mani. Sel-sel pria maupun wanita mempunyai 46 buah chromosom ialah, 22 pasang chromosom biasa dan sepasang sex chromosom.
↔ Perbedaan antara sel pria dan sel wanita terletak pada sex chromosom:
• Sel pria mempunyai sepasang sex chromosom yang berlainan jadi 22 pasang chromosom biasa dan sebuah X sex chromosom dan sebuah Y sex chromosom;
• Sel wanita mempunyai sex chromosom yang sama jadi 22 pasang chromosom biasa dan dua buah X sex chromosom.
Dalam proses pematangan dari ovum dan spermatozoa terjadilah pembagian reduksi, pembagian sedemikian rupa hingga sel-sel yang baru hanya mempunyai separuh dari jumlah chromosom yang biasa. Dengan demikian sel telur yang matang mempunyai 22 buah chromosom biasa dan sebuah X chromosom.Tetapi sel mani yang matang ada 2 macam ialah:
sel mani dengan 22 buah chromosom biasa dengan sebuah X chromosom, dan sel mani dengan 22 buah chromosom biasa dengan Y chromosom.
Jika spermatozoon dengan 22 buah chromosom biasa dan sebuah X chromosom membuahi sebuah sel telur maka terjadilah zygote dengan 44 chromosom biasa dan 2 buah X chromosom, nyatalah bahwa zygote ini akan menjadi anak perempuan. Jika spermatozoon dengan 22 buah chromosom biasa dan sebuah Y chromosom membuahi sebuah sel telur, maka tejadilah zygote dengan 44 chromosom biasa, sebuah X chromosom dan sebuah Y chromosom, maka zygote ini akan menjadi anak laki-laki.
2.3. Pertumbuhan Telur
Waktu sel telur bertemu dengan spermatozoa mungkin beberapa spermatozoa masuk dalam corona radiate, tapi hanya satu diantaranya dapat memasuki sel telur. Setelah sel telur kemasukan spermatozoon terjadilah perubahan- perubahan pada permukaan sel telur hingga tak dapat dimasuki spermatozoa yang lain.
Inti sel mani dan dan sel telur bersatu, chromosom dari kedua inti bercampur hingga telur sekarang mempunyai 46 chromosom lagi. Selanjutnya masing-masing chromosom membelah diri hingga terjadi 2 pasang dari 46 chromosom. Ovum yang telah dibuahi mengalami proses segmentasi, sehingga terjadi blastomer. Kemudian terjadi pembagian sel hingga telur sekarang terdiri dari 2 buah sel. Masing-masing sel ini membagi diri hingga terjadi 4, 8, 16, 32 sel dan seterusnya.
Maka telur sekarang terdiri dari sekolompok sel yang menyerupai sebuah moerbei dan disebut:
*Morula* sementara ini kelompok sel tersebut bergerak menuju ke cavum uteri dan perjalanan ini memakan waktu + 3 hari. Dalam morula terbentuk suatu rongga yang disebut:
*exocoeloom* yang letaknya tidak ditengah-tengah tapi eccentric hingga sel-sel morula sekarang terbagi dalam 2 jenis:
a. Sel-sel yang terletak sebelah luar yang merupakan dinding dari telur disebut: *trofoblast*. Faal dari trofoblast ialah untuk mencari makanan bagi telur.
b. Sel-sel yang terdapat sebelah dalam yang merupakan kelompokan sel disebut: *bintik benih atau nodus embryonale*. Dari sel ini bayi akan dibentuk.
Pada tingkat ini telur disebut: *blastocyst*. Pada tingkat blastocyst ini telur menanamkan diri ke dalam endometrium. Masuknya sel telur ke dalam endometrium disebut: *nidasi*. Nidasi terjadi + 6 hari setelah fertilisasi. Nidasi mungkin, karena trofoblas mempunyai daya untuk menghancurkan sel-sel endometrium. Hancuran endometrium dipergunakan sebagai bahan makanan oleh telur. Tempat nidasi biasanya pada dinding depan atau dinding belakang di daerah fundus uteri.
Dalam bintik benih timbul pula sebuah rongga; yang dinamakan ruangan amnion. Ruangan amnion ini kelak menjadi besar dan meliputi seluruh embryo dan dalam ruangan inilah embryo akan tumbuh. Sel-sel yang membatasi ruangan ini disebut ectoderm yang akar membentuk kulit, rambut, kuku, gigi, dan susunan saraf. Kira-kira pada waktu yang sama timbul sebuah rongga lain di bawah ruangan amnion ialah: ruangan kuning telur yang kelak akan menjadi tractus intestinalis → saluran pencernaan.
Sel-sel sekitar ruangan kuning telur disebut, entoderm. Dari entoderm terbentuk usus, saluran pernapasan, kandung kencing, hati. Akhirnya timbul lapisan sel yang lain yang masuk antara lapisan ectoderm dan entoderm dan juga meliputi exocoeloom, ruangan amnion dan ruangan kuning telur.
Lapisan ini dinamakan mesoderm yang akan menghasilkan otot, tulang, jaringan ikat, jantung dan pembuluh-pembuluh darah maupun limfa. Ruangan kuning telur sekarang dibatasi oleh 2 lapisan ialah: entoderm sebelah dalam dan mesoderm sebelah luar, ruangan amnion oleh ectoderm sebelah dalam dan mesoderm sebelah luar, sedangkan exocoeloom oleh mesoderm sebelah dalam dan trofoblas sebelah luar.
Trofoblas yang sebelah dalam telah diliputi oleh mesoderm sekarang disebut: *chorion* daerah antara ruangan amnion dan ruangan kuning telur terdiri dari ketiga lapisan benih; ectoderm, mesoderm, dan entoderm dan disebut: *discus embryonale*, karena dari bagian inilah janin akan terbentuk. Discus embryonale ini kemudian menonjol ke dalam ruangan amnion, sedangkan hubungan antara bagian yang menjadi janin dan dinding trofoblas hanya merupakan tangkai yang terdiri dari mesoderm dan sebelah luar tertutup oleh epitel amnion. Tangkai ini disebut: tangkai penghubung dan nanti akan menjadi tali pusat.
Ruangan amnion makin lama makin besar, hingga mengisi seluruh exocoeloom dengan demikian lapisan amnion yang sebelah luar diliputi mesoderm merapat dengan chorion. Kadang-kadang penyatuan ini tak terjadi hingga amnion dan chorion tetap ada rongga yang berisi cairan yang disebut: air ketuban palsu.
● Sampai sekarang kita hanya membicarakan perubahan-perubahan di dalam telur tapi sebetulnya bersamaan dengan perkembangan ini terjadi juga pertumbuhan pada permukaan telur.
Chorion yang mula-mula hanya terdiri dari 1 lapisan sel lambat laun terdiri dari 2 lapisan:
a. Lapisan dalam yang berhubungan dengan mesoderm dan terdiri dari sel-sel yang jelas batas-batasnya. Lapisan ini disebut: lapisan Langhans atau cytotrofoblast.
b. Lapisan luar yang berhubungan dengan deciduas yang terdiri dari protoplasma sel dan inti-inti sel tanpa batas-batas sel. Lapisan ini disebut syncytium atau syncytiotrofoblast.
Chorion mengeluarkan enzyme yang mencairkan sel-sel deciduas dan juga menghancurkan pembuluh-pembuluh darah. Chorion juga mengeluarkan cabang-cabang pada seluruh permukaannya, ke dalam deciduas sekitarnya untuk menanamkan diri ke dalam deciduas. Akan tetapi cabang-cabang yang tumbuh ke dalam deciduas capsularis (desidua yang ada di atas telur) mati, karena kurang dapat makanan. Akibat chorion ini menjadi gundul dan disebut: *chorion-laeve*. Sebaliknya villi yang tumbuh ke dalam deciduas basalis (desidua yang ada di bawah telur) tumbuh dengan subur dan kemudian menjadi plasenta (uri). Chorion bagian ini terkenal dengan nama: *chorion frondosum*
• Perubahan pada endometrium:
Nidasi terjadi dalam selaput lender yang ada dalam stadium sekresi, biasanya di daerah fundus uteri. Karena pengaruh hormon-hormon yang dikeluarkan oleh trofoblast, endometrium tumbuh menjadi tebal, sel-selnya menjadi besar, kelenjar-kelenjarnyapun menjadi besar dan pembuluh-pembuluh darahnya melebar.
Endometrium yang berubah karena pengaruh kehamilan disebut: *desidua*. Desidua dibagi dalam tiga lapisan:
1. Stratum compactum yang sifatnya padat. Telur ada dalam lapisan ini.→ benih yang tertanam.
2. Stratum spongiosum, yang mengandung banyak kelenjar-kelanjar dan pembuluh-pembuluh darah yang lebar, hingga pada penampang berlubang-lubang menyerupai spons.
3. Stratum basale, yang tidak berubah.
Dengan membesarnya telur di dalam desidua, maka desidua tersebut terbagi dalam 2 lapisan: desidua yang terdapat antara telur dan dinding rahim disebut: *desidua basalis*, sedangkan desidua yang terdapat antara telur dan cavum uteri disebut: *desidua capsularis*. Desidua yang tidak terbagi oleh telur disebut: *desidua vera*.
Telur makin lama makin menonjol ke dalam cavum uteri dan karena telur lebih cepat tumbuhnya dari uterus maka pada bulan ke-4 desidua capsularis menempel pada desidua vera, tak terdapat lagi rongga rahim. Mulai sekarang tumbuhnya uterus secara pasif artinya tumbuh karena diregang oleh isinya (telur).
• Placenta (uri).
Placenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada placenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal placenta.
Setelah nidasi sel-sel trofoblas menyerbu ke dalam deciduas sekitarnya sambil menghancurkan jaringan sedangkan di antara masa trofoblas timbul lubang-lubang hingga menyerupai susunan spons. Lubang ini kemudian berisi darah ibu karena juga dinding pembuluh-pembuluh darah termakan oleh kegiatan trofoblas.
Mula-mula sel-sel yang dihancurkan menjadi bahan makanan bagi telur kemudian makanan diambil dari darah ibu. Sel-sel trofoblas yang menyerbu kemudian merupakan batang-batang yang masing-masing bercabang pula dan akhirnya menjadi jonjot chorion (villi chorialis).
Sementara itu trofoblas yang membentuk dinding villus sudah terdiri dari 2 lapisan:
a. Lapisan luar atau syncytiotrofoblast
b. Lapisan dalam atau cytotrofoblas (sel-sel Langhans)
Sebelah dalam villus terisi oleh mesoderm. Dalam mesoderm ini terbentuk sel-sel darah merah dan pembuluh-pembuluh darah yang lambat laun sambung menyambung dan akhirnya berhubungan dengan peredaran darah janin melalui pembuluh-pembuluh darah di dalam tali pusat.
Pada kehamilan muda seluruh chorion mempunyai villi tapi villi dalam desidua capsularis mati, sedangkan villi dalam desidua basalis tumbuh terus dan merupakan bagian foetal dari placenta.
Di antara villi ada yang menanamkan diri dalam desidua, villi ini disebut jonjot pancang (Hafzotte), karena memancangkan telur pada desidua sedangkan ada juga villi yang ujungnya tak sampai ke desidua tapi terapung dalam darah ibu. Villi ini terutama bertugas mencari makanan.
Mula-mula villi itu berbentuk batang saja, tapi kemudian mengeluarkan cabang-cabangnya, hal ini sangat memperluas permukaan filtrasi dari villi, karena kebutuhan janin bertambah dengan usianya.
Pada minggu ke-16 sel-sel Langhans mulai menghilang. Hal ini juga menguntungkan kecepatan pertukaran zat antara darah anak dan ibu. Darah anak dan ibu tak dapat bercampur karena terpisah oleh lapisan jaringan yang dinamakan *membrana placentae* yang terdiri dari lapisan syncytium, lapisan sel Langhans, jaringan ikat dari villus dan lapisan endhotel kapiler. Dengan hilangnya satu lapisan, membrane placenta lebih tipis dan pertukaran zat lebih lancar.
Pada akhir bulan ke-IV daya menyerbu dari trofoblast berhenti dan pada batas antara jaringan janin dan ibu terdapat lapisan jaringan yang necrotis yang disebut: *lapisan fibrin dari Nitabuch*. Pada akhir kehamilan placenta berbentuk sebagai cakram dengan garis tengah 15-20 cm, tebalnya 2-3 cm, dan beratnya + 500 gr. Letaknya pada dinding rahim sebelah depan atau belakang dekat pada fundus. Permukaan foetal ialah yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin karena tertutup oleh amnion, dibawah amnion nampak pembuluh-pembuluh darah.
Permukaan maternal yang menghadap ke dinding rahim, merah warnanya dan terbagi-bagi oleh celah-celah. Celah ini tadinya terisi oleh septa (sekat) yang berasal dari jaringan ibu. Oleh celah-celah ini placenta terbagi dalam 16-20 coty edon. Pada penampang sebuah placenta, yang masih melekat pada dinding rahim Nampak bahwa placenta terdiri dari 2 bagian ialah: bagian yang dibentuk oleh jaringan anak dan bagian yang dibentuk oleh jaringan ibu.
- Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut: piring penutup atau membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin, chorion dan villi.
- Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu disebut: piring desidua atau piring basal yang terdiri dari deciduas compacta dan sebagian dari decidua spongiosa, yang kelak ikut lepas dengan placenta.
Darah janin menuju ke placenta melalui 2 buah arteria umbilicales dan dari placenta kembali ke tubuh janin melalui vena umbilicalis. Ketiga pembuluh darah ini terdapat dalam tali pusat. Arteri mengandung darah yang “kotor” dan vena mengandung darah yang “bersih”. Dari tali pusat pembuluh-pembuluh darah tersebut berjalan dalam chorion dan kemudian masuk ke dalam villi. Darah ibu memancar ke dalam ruangan intervillair ialah rongga di antara villi, dari arteri-arteri ibu yang terbuka pada dasar ruangan tersebut. Kemudian darah ibu menyebar ke segala jurusan dan dengan lambat laun mengalir kembali ke bawah dan masuk dalam venae pada dasar placenta.
Dulu orang mengira bahwa darah ruangan intervillair semuanya dialirkan ke dalam vena besar pada pinggir placenta yang dinamakan sinus marginalis atau sinus circularis.
Sekarang ahli-ahli beranggapan bahwa darah ruangan intervillair mengalir kembali ke dalam vena-vena pada dasar ruangan tersebut maupun pada pinggir placenta.
Telah dikatakan bahwa darah ibu dan anak pada umumnya tak bercampur karena terpisah oleh lapisan trofoblast. Jaringan pengikat villus dan endhotel pembuluh darah villus, tetapi ada bukti-bukti bahwa pemisahan ini tidak sempurna; misalnya sel darah anak kadang-kadang masuk ke dalam peredaran darah ibu dan sebaliknya sel-sel darah ibu kadang-kadang masuk ke dalam peredaran darah anak. Rupa-rupanya ada tempat-tempat yang bocor.
• Faal Placenta
Seperti telah diterangkan, placenta sangat penting bagi pertumbuhan dan kehidupan janin. Placenta bekerja sebagai usus ialah mengambil makanan, sebagai paru-paru mengeluarkan CO2 dan mengambil O2 sebagai ginjal zat-zat racun yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal seperti ureum dikeluarkan oleh placenta dan akhirnya bekerja sebagai kelenjar buntu yang mengeluarkan hormone-hormon penting untuk kelanjutan kehamilan. Secara singkat faal placenta ialah:
I. Placenta sebagai tempat pertukaran zat: mula-mula makanan bagi janin diambil hancuran dan absorpsi dari desidua dan darah ibu. Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang, zat lemak, zat protein, vitamin, dan mineral diambil dari daerah ibu; ada juga bukti bahwa zat-zat immun ibu dapat masuk ke dalam darah anak, sebaliknya zat sampah seperti CO2 dan ureum dibuang ke dalam darah ibu. Mekanisme pertukaran zat terjadi dengan:
1. Pertukaran Zat Pasif
a. Filtrasi:
Placenta bekerja sebagai membrane semi permeable, karena perbedaan tekanan hydrostatik, air dan zat yang larut di dalamnya melalui membrane placentae.
b. Diffusi:
Molekul-molekul kecil melalui membran placenta. Arah diffusi tergantung pada konsentrasi dari zat-zat sebelah menyebelah dari membran tersebut. Diffuse ini dipermudah dengan adanya “carrier system” dalam membrana placenta, yang berbentuk molekul-molekul pengangkut atau saluran dalam membrana placentae.
c. Diapedese: seperti eritrosit.
2. Transport aktif :
a. Diatur oleh enzym:
Walaupun konsentrasi beberapa zat dalam darah janin lebih tinggi dari dalam darah ibu (seperti asam amino, fosfat anorganis, vitamin-vitamin), zat-zat tersebut tetap mengalir kea rah darah janin. Rupa-rupanya ada transport aktip yang membutuhkan energie metabolis. Memang jaringan placenta mempunyai metabolism yang relatif tinggi. Dalam placenta terjadi glycolyse aerob maupun yang anaerob.
b. Pinocytose:
Molekul-molekul yang besar seperti protein dikepung oleh penonjolan atau pencekungan dari sitoplasma.
II. Secara lengkap hormon yang dikeluarkan oleh placenta ialah:
a. Steroid hormon: estrogen dan progesterone.
b. Protein hormon:
Human Chorionic Gonadotropin Hormone (HCG), Human Placental Lactogen Hormone (HPL), Human Chorionoc Thyrotropin Hormone (HCT), Human Chorionic Corticotrophin Hormone (HCCT).
c. Releasing hormones:
TSH releasing hormone, LH/FSH releasing hormone
Disamping itu placenta menghasilkan enzyme seperti:
- Heat stable alkaline phosphatase
- Oxytocinase, dan
- Pregnancy specific protein
III. Placenta sebagai barriere.
a. Barriere mekanis physis terhadap erythrocyt, kuman dan molekul besar. Placenta menghalangi masuknya kuman yang terdapat dalam darah ibu ke dalam janin tapi virus sedemikian kecilnya hingga tak dapat terhalang oleh placenta.
b. Barriere kimiawi.
Beberapa zat yang masuk ke dalam syncitium dirubah, seperti insulin yang berasal dari ibu.
Secara ikhtisar faal placenta dapat dibagi dua:
1. Placenta sebagai organ transfer
2. Placenta sebagai organ sintese
Karena itu faal placenta dapat dinilai dari fungsi pertukaran zatnya dan dari fungsi produksi hormon serta enzymnya. Misalnya pada insuffisiensi placenta dapat timbul gejala-gejala sbb:
1. Gangguan pertumbuhan placenta
2. Gangguan pertumbuhan janin
3. Hypoxia dan acidosis janin
4. Kadar hormon berkurang.
• Test faal placenta:
Kesan mengenai faal placenta dapat kita peroleh dari:
1. Pertumbuhan janin
2. Dari pemeriksaan air tuban dengan amnioskopi atau amniocentesis.
3. Dari pemeriksaan urine ibu; banyaknya oestrogen dan pregnandiol dalam urine 24 jam dapat menentukan faal placenta.
4. Pemeriksaan serum oxytocinase dari darah ibu. Serum oxytocinase ini dibuat dalam syncytiotrophoblast.
5. Penentuan kadar H P L (Human Placental Lactogen).
6. Oxytocin Challenge test.
• Ruangan amnion.
Mula-mula ruangan amnion merupakan rongga kecil saja tapi kemudian mengelilingi seluruh janin. Akhirnya amnion merapat pada chorion dan melekat dengannya. Ruangan amnion berisi air ketuban. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion, mesoderm, chorion dan lapisan tipis dari decidua.
Liquor amnii (air ketuban).
Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban.
Banyaknya kadang-kadang sangat berbeda-beda.
- Pada minggu ke-36 banyaknya : 1030 cc
- Pada minggu ke-40 banyaknya : 790 cc
- Pada minggu ke-43 sudah berkurang menjadi 240 cc.
Kalau banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan polyhydramnion atau hydramnion. Kalau terlalu sedikit, kurang dari 500 cc, disebut oligohydramnion.
Air ketuban reaksinya alkalis, B.D.-nya 1.007 – 1.025, baunya anyir. Air ketuban untuk bagian besar terdiri dari air, tapi mengandung juga sedikit ureum, protein, asam urine, gula, garam-garam malahan juga enzym-enzym. Juga terdapat bintik-bintik lemak yang berasal dari kulit badan anak (vernix caseosa), rambut yang halus yang juga berasal dari anak (lanugo) dan sel-sel yang berasal dari kulit anak maupun dari amnion.
Sifat-sifat air ketuban harus kita ketahui untuk membedakan apakah yang keluar dari alat kemaluan itu air ketuban atau air kencing. Sifat air kencing asam (dapat dibedakan dengan kertas lakmus atau nitrazine), baunya pesing dan jernih tidak mengandung vernix caseosa atau lanugo.
Sifat-sifat air ketuban seperti jernih atau keruhnya, banyaknya dan susunannya dapat dipergunakan untuk pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi atau amniocentesis.
Amnioskopi:
Dengan amnioskopi air ketuban dapat berwarna kuning, hijau muda, hijau tua. Warna hijau tua menunjukkan bayi dalam keadaan bahaya (distress). Dengan amniocentesis dapat ditentukan umur janin dan sex janin.
Faal air ketuban ialah:
a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan bebas ke segala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal ini sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh alat sekitarnya maka pertumbuhan tentu terganggu.
b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-gerakan anak. Kalau air ketuban berkurang, pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.
c. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.
d. Waktu persalinan membuka cervix dengan mendorong selaput janin ke dalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang di atas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka cervix.
Asal liquor amnii belum begitu jelas, kemungkinan berasal dari:
1. Kencing janin.
2. Transudat darah ibu.
3. Secret epithel amnion.
4. Campuran 1, 2 dan 3.
Air ketuban terus menerus diganti, artinya dibuat tapi juga dialirkan. Hydramnion misalnya dapat terjadi karena pembuatan berlebihan atau pengaliran tidak sempurna. Ternyata bahwa ada pertukaran air antara ibu dan janin, antara ibu dan anak ketuban dan antara janin dan air ketuban. Ada bukti bahwa sebagian air ketuban diminum oleh bayi, diabsorpsi oleh usus, kemudian diangkut ke placenta untuk diserahkan ke dalam darah ibu. Kalau jalan ini terhalang misalnya karena anak tak dapat menelan atau karena ada tekanan pada tali pusat maka dapat terjadi hydramnion.
• Tali pusat (foeniculus).
- Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan foetal placenta. Warnanya dari luar putih dan bukan merupakan tali yang lurus tapi yang berpilin.
- Panjangnya + 55 cm (30-100 cm) dan gratis tengahnya 1-1,5 cm. pembuluh-pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri sehingga pembuluh berkelok-kelok, kadang-kadang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat dan diberi nama simpul palsu.
- Tali pusat diliputi oleh amnion, yang sangat erat melekat. Tali pusat mengandung 2 aa. Umbilicales dan satu vena umbilicalis, selebihnya terisi oleh zat seperti agar-agar yang disebut sele Wharton (Wharton’s jelly). Karena sale Wharton mengandung banyak air, maka setelah bayi lahir, tali pusat mudah menjadi kering dan lekas terlepas dari pusar bayi. Tali pusat juga mengandung sisa-sisa dari kandung kuning telur dan allantois yang hanya dapat dilihat dengan microscoop.
- Insersi tali pusat pada placenta (ujung tali pusat pada placenta) mungkin terdapat di tengah placenta (insertion centralis), mungkin sedikit ke samping (insertion paracentralis), di samping (insertion lateralis), pada pinggir placenta (insertion marginalis). Kadang-kadang insersinya tidak pada placenta, tapi pada selaput janin (insertion velamentosa).
2.4. Pertumbuhan Janin
Umur janin yang sebenarnya, harus dihitung dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya berbagai nama diberikan pada anak yang dikandung itu.
Dari 0 – 2 minggu setelah fertilasi disebut:
*ovum *
3 – 5 minggu disebut :
*embryo (mudigah) *
Pada saat ini belum dapat dibedakan dari mudigah binatang lain.
Pembentukan alat-alat badan dalam bentuk dasar sudah terjadi.
Lebih dari 5 minggu disebut :
* foetus * (janin) yang sudah mempunyai bentuk manusia.
Dalam praktek, tuanya kehamilan dihitung ?dari haid yang terakhir jadi ada perbedaan + 2 minggu dengan umur yang ditentukan dari ovulasi. Lagipula tuanya kehamilan dihitung dalam bulan, masing-masing dari 4 minggu.
Jadi kehamilan 3 bulan sama dengan kehamilan 12 minggu.
• Di bawah ini dituturkan pertumbuhan janin pada akhir tiap bulan (dari 4 minggu).
- Akhir 1 bulan :
Badan bayi sangat melengkung, panjangnya 7,5 – 10 mm, kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah.Saluran yang akan menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar-dasar tractus digestivus sudah nampak, permulaan kaki dan tangan terbentuk tonjolan.
- Akhir 2 bulan :
Mukanya sudah jelas berbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan & tungkai dengan jari tangan dan kaki. Alat kelamin sudah nampak, walaupun belum dapat ditentukan jenisnya. Panjangnya + 2,5 cm.
- Akhir 3 bulan :
Panjangnya 7 – 9 cm., sudah ada pusat-pusat pertulangan, kuku sudah ada dan jenis kelaminnya sudah dapat ditentukan.
Janin sudah bergerak tapi sedemikian halusnya pergerakan ini hingga belum dapat dirasakan oleh ibu.
Ginjal sudah membentuk sedikit air kencing.
- Akhir 4 bulan :
Panjangnya 10 – 17 cm., beratnya 100 gr.
Alat kelamin luar sudah dapat menentukan jenisnya.
Kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo).
Pergerakan anak mungkin sudah dapat dirasakan ibu.
- Akhir 5 bulan :
Panjangnya 18 – 27 cm., beratnya 300 gr.
Bunyi jantung sudah dapat didengar.
Kalau lahir sudah berusaha untuk bernafas.
- Akhir 6 bulan :
Panjangnya 28 – 34 cm., beratnya 600 gr.
Kulitnya keriput dan lemak mulai ditimbun di bawah kulit.
Kulit tertutup oleh vernix caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit.
- Akhir 7 bulan :
Panjangnya 35 – 38 cm., beratnya + 1000 gr.
Kalau lahir, dapat hidup di dunia luar, walaupun kemungkinan untuk hidup terus masih kecil.
Kalau menangis mengeluarkan suara yang lemah.
- Akhir 8 bulan :
Panjangnya 42,5 cm., dan beratnya 1700 gr.
Permukaan kulit masih merah dan keriput seperti kulit orang yang sudah tua.
- Akhir 9 bulan :
Panjangnya 46 cm., dan beratnya 2500 gr.
Karena sudah ada lapisan lemak di bawah kulit, ia sudah berisi.
- Akhir 10 bulan :
Janin sudah cukup bulan (matur, a terme).
Panjangnya 50 cm., beratnya 3000 gr.
Bayi laki-laki biasanya lebih berat dari bayi wanita.
Kulitnya halus dan hampir tak ada lanugo lagi. Pada kulit masih terdapat vernix caseosa ialah campuran sel-sel epithel kulit, lanugo dan sekret kelenjer lemak.
Kepala ditumbuhi rambut. Kuku melebihi ujung jari. Pada laki-laki testes sudah ada dalam scrotum dan pada wanita labia/ majora menutupi labia minora.
Kadang-kadang dokter atau bidan diminta untuk menentukan umurnya janin yang dilahirkan.
Walaupun kurang teliti tapi untuk praktek cukup untuk memperhatikan panjangnya janin.
- Dalam 5 bulan yang pertama panjangnya janin dalam cm, adalah kwadrat dari umur kehamilan dalam bulan an setelah bulan ke-lima umurnya dalam bulan dikalikan dengan 5 (menurut HAASE).
- Berat badan dapat juga membantu dalam menentukan umur janin.
Umur dalam bulan Panjangnya dlm cm.
(menurut HAASE) Beratnya dalam gr. (menurut STRUBER)
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
7 bulan
8 bulan
9 bulan
10 bulan 12 = 1
22 = 4
32 = 6
42 = 16
52 = 25
6 x 5 = 30
7 x 5 = 35
8 x 5 = 40
9 x 5 = 45
10 x 5 = 50 -
1,1
14,2
108,0
316
630
1045
1680
2478
3405
- Lamanya kehamilan
Lamanya kehamilan kira-kira 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir.
- Lebih tepat kalau kita menghitung umurnya janin dari saat konsesi.
Walaupun begitu konsepsi tak jauh daaaaari ovulasi, paling-paling berbeda beberapa jam.
Ovulasi terjadi + 2 minggu sebelum haid y.a.d.,; jadi pada cyclus 4 minggu yang teratur ovulasi terjadi + 2 minggu setelah haid terakhir.
Maka kalau dihitung dari saat ovulasi lamanya kehamilan 38 minggu atau 266 hari. Untuk cyclus 5 minggu maka ovulasi terjadi + 3 minggu setelah haid terkhir, jadi persalinan akan terjadi 38 minggu kemudian, atau dengan perkataan lain kehamilan berlangsung 41 minggu.
- Saatnya persalinan ditentukan dengan Hukum NAEGELE:
Haid terakhir : 9 – 8 - 1967
(+7) (-3) (+1) (= + 280 hari)
Tanggal persalinan : 16 – 5 – 1968
Saat persalinan tergantung pada saat evolusi, maka karena saat ovulasi ditentukan juga oleh lamanya siklus, maka Hukum Naegele hanya berlaku untuk siklus + 28 hari. Kalau siklusnya panjang maka ovulasi juga lebih jauh dari hari pertama haid terakhir dan persalinan juga akan lebih jauh dari haid terakhir.
Kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu dari haid terakhir disebut: *cukup bulan* (matur, a terme)*
Persalinan sebelum kehamilan 37 minggu, ialah antara 28 minggu dan 37 minggu disebut: *partus praematurus*
*small for date baby* ialah: bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari usia kehamilannya.
Jika persalinan terjadi setelah 42 minggu disebut: *partus scrotinus* dengan bertambah majunya ilmu pediatric, maka batas-batas abortus dan partus juga mengikuti kemajuan ini:
- Abortus bila berat badan anak kurang dari 500 gr, tuanya kehamilan kurang dari 22 mg.
- Partus immaturus bila berat badan anak antara 500-1000 gr. Tuanya kehamilan antara 22 mg-28 mg
- Partus praematurus bila berat badan anak antara 1000-2500 gr, tuanya kehamilan antara 28 mg-37 mg
- Partus maturus bila berat badan anak lebih dari 2500 gr, tuanya kehamilan antara 37 mg-42 mg
- Partus serotinus, tuanya kehamilan lebih dari 42 mg.
Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh:
1. Faktor ibu, seperti:
- Tinggi badan
- Keadaan gizi
- Tingginya tempat tinggal
- Peminum rokok
- Kelainan pembuluh darah
- Kelainan uterus
- Kehamilan ganda
2. Faktor anak, seperti:
- Jenis kelamin
- Kelainan genetis
- Infeksi intrauterine terutama virus
- Kelainan congenital lainnya
3. Faktor placenta:
- Insuffisiensi dari placenta dapat menyebabkan malnutrition intrauterine.
*Placenta index* ialah:
Berat placenta dibagi berat bayi.
- Dalam kehamilan biasa placenta index menurun sampai minggu ke-36, lalu menurun dengan sangat lambat sampai minggu ke-38; sesudahnya tidak berkurang lagi.
- Pada 28 minggu placenta index 0,25; pada 38 minggu 0,15.
- Jadi makin tua kehamilan makin sedikit jaringan placenta yang memelihara bayi per kg berat janin.
Placenta yang kecil atau banyak infarktnya tidak dapat memenuhi kebutuhan janin; placenta insuffisiensi menambah risiko hidup anak. Placenta index juga mempengaruhi kematian perinatal.
↔ Kepala anak
Untuk persalinan, kepala anak adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir, bagian-bagian lainnya dapat menyusul dengan mudah, maka bentuk dan ukuran kepala harus dipelajari dengan seksama untuk dibandingkan dengan bentuk dan ukuran panggul.
↔ Kepala itu terdiri dari:
a. Bagian muka, yang terdiri lagi dari :
tulang hidung (os nasale), tulang pipi (os zygomaticum), 2 buah, tulang rahang atas (os maxillare), tulang rahang bawah (os mandibulare)
Pada persalinan, muka dikenal kalau meraba dagu, mulut, hidung, atau rongga mata. Tulang-tulang bagian muka melekat dengan erat satu sama lain berlainan dengan tulang-tulang bagian tengkorak yang agak lemah hubungannya.
b. Bagian tengkorak:
bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan.
Yang membentuk bagian tengkorak ialah:
tulang dahi (os frontale) 2 buah, tulang ubun-ubun (os parietale) 2 buah, tulang pelipis (os temporal) 2 buah, tulang belakang kepala (os occipital).
Sebelah dalam masih terdapat tulang baji (ossphenoidale) dan tulang tapisan (osethmoidale), tetapi untuk persalinan tidak penting.
Antara tulang-tulang tersebut diatas terdapat sela tengkorak (sutura) yang pada janin memungkinkan pergeseran.
Sebetulnya masih ada ubun-ubun dan sutura lain pada tengkorak tapi untuk ilmu kebidanan tak begitu penting (ubun-ubun temporal, sutura temporalis). Ubun-ubun dan sela-sela tertutup kalau anak berumur 1,5 – 2 tahun.
↔ Ukuran-ukuran kepala bayi:
a. Ukuran muka belakang:
1. Diameter suboccipito-bregmatica dari foramen magnum ke ubun-ubun besar: 9,5 cm. ukuran ini adalah ukuran muka belakang yang terkecil. Ukuran ini melalui jalan lahir kalau kepada anak sangat menekur (hyperfleksi) pada letak belakang kepala.
2. Diameter sub-occipito-frontalis (dari foramen magnum ke pangkal hidung): 11 cm. ukuran ini melalui jalan lahir pada letak belakang kepala dengan fleksi yang sedang.
3. Diameter fronto-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 12 cm. ukuran ini melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.
4. Diameter mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 13,5 cm. ukuran ini adalah ukuran terbesar dan melalui jalan lahir pada letak dahi.
5. Diameter submento-bregmatica (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar): 9,5 cm. ukuran ini melalui jalan lahir pada letak muka.
Ukuran-ukuran muka belakang kepala bayi pada pintu atas panggul menempatkan diri pada ukuran melintang (diameter tranversa) atau ukuran serong (diameter oblique) dari pintu atas panggul.
b. Ukuran melintang
1. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietalis): 9 cm. pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas panggul (conjugate vera).
2. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara sutura-coronaria kanan kiri): 8 cm. pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.
c. Ukuran lingkaran
1. Circumferentia suboccipito bregmatica
(lingkaran kecil kepala)………… 32 cm
2. Circumferentia fronto occipitalis
(lingkaran sedang kepala) …….. 34 cm
3. Circumferentia mento occipitalis
(lingkaran besar kepala) ……...…35 cm
2.5. Fisiologi Janin
Karena kuning telur hanya sedikit sekali dalam telur, maka dari permulaan anak harus mengambil makanan dari ibu.
Setelah implantasi, endometnum yang dicairkan oleh enzyme trofoblast menjadi bahan makanan, selanjutnya janin mengambil makanan dari darah ibu.
• Peredaran darah janin.
Darah janin dialirkan ke placenta melalui aa. Umbilicales dan disini dimuat dengan bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk kedalam badan janin melalui vena umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin.
Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatica kedalam vena cava inferior.
Cabang satunya ialah:
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inverior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah dimasuki darah v.hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah “bersih”, tapi dicampuri “darah kotor” dari anggota bawah janin.Darah dari v. cava inferior setelah masuk ke dalam serambi kanan sebagian masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan sebagian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.
Darah dari bilik kanan masuk ke a. pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke pari-paru sebagian dialirkan ke aorta melalui ductus arteriosus botalli. Sebagian kecil pergi ke paru-paru dan melalui vena pulmonalis masuk ke serambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava inferiror masuk kedalam bilik kiri, dan terus ke aorta. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh.
Darah aorta disebarkan ke alat-alat badan, tetapi darah banyak menuju ke aa. Hypogastricae (cabang dari art. ilica communis) lalu ke aa. Umbilicales dan selanjutnya ke placenta.
Jadi darah yang beredar dalam janin selalu bersifat “darah campuran” dan isi vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta. Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan dalam art. pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Ductus arteriosus botalli tertutup 1-2 menis setelah anak bernapas. Dengan tergutingnya tali pusat, maka darah dalam v. cava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam serambi kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertanbah, akibatnya ialah penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus botalli disebut ligamentum arteriosum dan dari ductus venosus arantii menjadi ligamentum teres hapatis dan dari aa. umbilicales menjadi ligamentum vesico umbilicale laterale kiri dan kanan.Telah dikatakan bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi (sampai 18 gr%) dan erythrocyte-nya banyak (5,5 juta per mm3).
Hb, janin sedikit dari Hb orang dewasa.
Hb, janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb.orang dewasa pada sumsum merah.
Hb, janin lebih mudah mengambil dan menyarahkan O2 dari pada orang dewasa.
Hb, janin baru diganti seluruhnya oleh Hb. Bias pada umur 4 bulan atau lebih.
Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan. Pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru. Jadi pernafasan setelah anak lahir, sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterine.
2.6. Perubahan Pada Badan Ibu
1. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gr, menjadi 1000 gr, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm.
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru. Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh hormone oestrogen pada otot-otot rahim.
Pembesaran ini juga terjadi walaupun kehamilan terjadi di luar kandungan. Karena telur lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri, maka kira-kira pada bulan ke-IV deciduas capsularis menempel pada desidua vera dan rongga rahim tak ada lagi. Mulai dari sekarang pertumbuhan rahim, diregang oleh isinya, maka disebut pertumbuhan pasif. Karena regangan ini dinding rahim menjadi tipis. Karena kekuatan regangan ini juga isthmus uteri berangsur tertarik ke atas dan menjadi bagian terbawah dari dinding rahim yang terkenal dengan nama: *segmen bawah rahim*. Segmen bawah rahim lebih jelas lagi dalam persalinan karena S.B.R diregang waktu kontraksi dan retraksi dari otot-otot rahim.
Batas antara corpus uteri dan S.B.R disebut: *lingkaran retraksi yang fisiologis*. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta (tanda Piskacek).
Dalam pertumbuhan rahim, juga bentuknya berubah; mula-mula bentuknya sebagai bola lampu, kemudian menjadi bundar dan setelah bulan ke-IV sampai akhir kehamilan berangsur-angsur menjadi lonjong. Bentuk lonjong ini memaksa anak dalam letak memanjang.
Mula-mula rahim ada di tengah-tengah rongga panggul, tetapi pada bulan ke-IV menjadi terlalu besar untuk rongga panggul (kecil) dan naik hingga terletak di dalm rongga perut. Uterus yang hamil sering berkonstraksi tanpa perasaan nyeri. Juga kalau disentuh, misalnya waktu pemeriksaan dalam, kita kadang-kadang meraba bahwa sewaktu pemeriksaan, konsistensi rahim dari lunak menjadi keras, kemudian lunak kembali.
Kalau rahim sudah dapat diraba dari luar, maka konstraksi ini dapat dirasakan dengan palpasi. Konstraksi ini dianggap tanda kehamilan mungkin dan terkenal dengan nama konstraksi dari Braxton Hicks. Konstraksi Brakston Hiks dipergunakan juga untuk menentukan apakah anak di dalam rahim atau di luar rahim. Sebelum bulan berakhir kontraksi ini jarang, tapi pada bulan terakhir bertambah sering malahan pada akhir kehamilan his pendahuluan ini sering disangka his yang sebenarnya (his pembukaan).
- Peredaran darah rahim bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim.
- Perubahan pada cervix: perubahan yang penting pada cervix dalam kehamilan ialah menjadi lunaknya cervix. Gejala ini sudah dapat ditentukan sebulan setelah konsepsi dan merupakan tanda kehamilan yang harus diketahui.
Sebab-sebab pelunakan cervix ialah karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dank arena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar cervix. Pada akhir kehamilan cervix menjadi lunak sekali dan partio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu jari. Cervix yang sedemikian disebut cervix yang matang dan merupakan syarat untuk persalinan anjuran.
2. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick). Kekenyalan (elastisitet) vagina bertambah, artinya daya diregang bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5-6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidamlacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalam sel-sel epithel vagina oleh bacil kecil Doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bakterisida.
3. Ovaria
Pada salah satu ovarium dapat diketemukan luteum graviditati , tetapi setelah bulan ke-IV corpus luteum ini mengisut.
4. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarium. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya membiru dan disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida di samping striae yang biru terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dari striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Striae yang putih ini disebut striae albicans.
Dahulu diduga bahwa striae ini disebabkan karena kulit perut diregang, tetapi sekarang orang berpendapat bahwa striae ini timbul sebagai akibat dari hyperfungsi gl. suprarenalis.
5. Kulit
Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula hyperpigmentasi antara lain pada areolamammae, papilla mammae dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut linea nigra. Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum. Pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini menghilang. Sebab terjadinya hyperpigmintasi belum jelas, mungkin ada hubungan dengan hypertrofi, dan hyperfungsi dari cortex gl. Suprarenalis atau dari hypophysis
6. Buah dada
Buah dada biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofi dari alveoli. Hal ini sering menyebabkan hypersensitivitas pada mammae. Di bawah kulit dada sering Nampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan cairan kuning yang melengket yang disebut colostum. Untuk mencari tanda kehamilan areola mammae dapat dipijat untuk melihat apakah keluar colostrum atau tidak.
Areola mammae melebar dan lebih tua warnanya. Perubahan-perubahan pada buah dada sedemikian rupa hingga dapat dipakai untuk menentukan kemungkinan kehamilan pada ham 1 muda. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan pengaruh hormonal.
7. Pertukaran zat
- Wanita yang hamil bertambah berat.
- Dalam triwulan pertama penambahan berat + 1 kg.
- Dalam triwulan kedua penambahan berat + 5 kg.
- Dalam triwulan ketiga penambahan berat + 5,5 kg.
Penambahan berat ini disebabkan:
- Berat janin (3 kg), placenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg).
- Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1 kg).
- Penimbunan lemak seperti di buah dada, pantat dan lain-lain (1,5 kg).
- Penimbunan zat putih telur (2 kg).
- Retensi air (1,5 kg).
• Penimbangan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting, karena kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang berlebihan atau keadaan yang disebut juga prae-oedema dan merupakan gejala dini dari toxaemia gravidarum.
Sebaliknya kurang naiknya berat badan dapat menandakan gangguan pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan kalsium dan posphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferrum untk pembentukan Hb. Janin.
8. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erythrocytnya; tetapi penambahan volume plasmanya yang disebabkan oleh hydraemania lebih menonjol hingga biasanya kadar Hb. turun.
Batas-batas fisiologis ialah:
- Hb. 10 gr%
- Erythrocyte 3,5 juta per mm3
- Leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jadi jumlah leucocyt naik secara fisiologis. Dalam kehamilan jumlah leucocyt yang lebih dari 12.000/mm3 baru menunjukkan akan adanya infeksi. Dalam persalinan dan nifas jumlah leucocyt yang masih fisiologis ialah sampai 15.000/ mm3.
- Jantung lebih berat bebannya dalam kehamilan disebabkan penambahan volume darah, perluasan daerah pengaliran, foetus yang membesar dan adanya placenta, lagi pula jantung terdorong ke atas hingga sumbunya berubah.
- Kegiatan paru-parupun bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan O2. Walaupun diafragma terdesak ke atas ada kompensasi karena pelebaran dari rongga thorax hingga kapasitas paru-paru tak berubah. Tetapi karena tingginya diafragma ini wanita pada akhir kehamilan sering merasa sesak.
- Sekresi asam garam (HCI) dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin menyebabkan muntah dan gembung dalam kehamilan. Juga tonus usus-usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.
- Kegiatan ginjal bertambah dan dalam nifas mungkin reduksi positip disebabkan oleh adanya lactose ialah gula air susu; walaupun begitu kemungkinan diabetes selalu harus diperiksa.
- Ureter jelas melebar dalam kehamilan terutama yang kanan. Dilatasi ureter ini terutama disebabkan oleh pengaruh progesterone, walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar. Dilatasi ini menimbulkan bendungan yang memudahkan terjadinya infeksi dari pyelum (pyelitis).
- Pada permulaan kehamilan juga pada bulan terakhir kapasitas kandung kencing berkurang. Pada hamil muda disebabkan karena desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala yang turun ke dalam rongga panggul. Karena itu pada kehamilan muda dan pada akhir kehamilan, mungkin timbul gejala pollakisuri (beser kencing).
- Kelenjar buntu seperti gl. Thyreoidea, hypophyse lobus anterior dang l. suprarenalis menunjukkan hyperfungsi dan hypertrofi.
- Perimbangan mental labil, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan.
Pada coitus (persetubuhan) air mani terpencar ke dalam ujung atas dari vagina sebanyak + 3 cc. Dalam air mani terdapat spermatozoa (sel-sel mani) sebanyak + 100-120 juta tiap cc. Bentuk sel mani seperti kecebong dengan kepala yang lonjong dan ekor yang panjang seperti cambuk. Antara kepala dan ekor masih dapat dibedakan bagian tengah atau leher.
Inti sel terdapat pada kepala sedangkan ekor berguna untuk bergerak maju. Karena pergerakan ini maka dalam satu jam saja spermatozoa melalui canalis cervicalis dan cavum uteri kemudian berada dalam tuba. Di sini sel mani menunggu kedatangan sel telur. Jika kebetulan pada saat ini terjadi ovulasi, maka mungkin fertilisasi berlangsung. Jika tak terjadi ovulasi maka penghamilan tak terjadi. Maka jelaslah bahwa hanya coitus sekitar saat ovulasi yang dapat menghasilkan kehamilan. Sel telur dapat dibuahi hanya beberapa jam setelah ovulasi, sedangkan sel mani dalam badan wanita masih kuat membuahi selama 1-3 hari.
Penghamilan terjadi kalau ada pertemuan dan persenyawaan antara sel telur (ovum) dan sel mani (spermatozoon). Waktu ovulasi sel telur masih diliputi oleh corona radiate, tapi rupa-rupanya spermatozoa mempunyai enzyme hyaluronidase yang dapat mencairkan corona radiate tersebut hingga salah satu spermatozoon dapat menembus dinding sel telur. Setelah persenyawaan anatara sel telur dan sel mani, yang biasanya terjadi dalam ampulla tubae maka sel telur disebut zygote. Jadi zygote adalah ovum yang telah dibuahi oleh spermatozoon. Sebelum terjadi fertilisasi sel telur maupun sel mani telah mengalami proses pematangan yang tidak hanya berwujud dalam perubahan bentuk tapi juga perubahan dari mjumlah chromosom.
Induk dari sel telur disebut oogonium, yang menghasilkan sebuah sel telur dan 3 buah benda poler yang hanya mempunyai separuh chromosom dari sel yang biasa. Induk sel mani, ialah spermatogonium yang menghasilkan 4 ekor spermatozoa juga dengan separuh chromosom dari sel biasa. Setelah Efertilasi: maka zygote mempunyai 46 buah chromosom lagi; 23 buah dari sel mani dan 23 buah dari sel telur. Karena chromosom yang menentukan sifat-sifat makhluk, maka dapat difahami bahwa zygote yang kelak akan menjadi anak untuk sebagian mempunyai sifat-sifat dari ayah dan sebagian mempunyai sifat-sifat dari ibu.
2.2. Penentuan Sex
Sifat kelamin dari anak sudah ditentukan pada waktu fertilisasi dan bukan oleh sel telur, melainkan oleh sel mani. Sel-sel pria maupun wanita mempunyai 46 buah chromosom ialah, 22 pasang chromosom biasa dan sepasang sex chromosom.
↔ Perbedaan antara sel pria dan sel wanita terletak pada sex chromosom:
• Sel pria mempunyai sepasang sex chromosom yang berlainan jadi 22 pasang chromosom biasa dan sebuah X sex chromosom dan sebuah Y sex chromosom;
• Sel wanita mempunyai sex chromosom yang sama jadi 22 pasang chromosom biasa dan dua buah X sex chromosom.
Dalam proses pematangan dari ovum dan spermatozoa terjadilah pembagian reduksi, pembagian sedemikian rupa hingga sel-sel yang baru hanya mempunyai separuh dari jumlah chromosom yang biasa. Dengan demikian sel telur yang matang mempunyai 22 buah chromosom biasa dan sebuah X chromosom.Tetapi sel mani yang matang ada 2 macam ialah:
sel mani dengan 22 buah chromosom biasa dengan sebuah X chromosom, dan sel mani dengan 22 buah chromosom biasa dengan Y chromosom.
Jika spermatozoon dengan 22 buah chromosom biasa dan sebuah X chromosom membuahi sebuah sel telur maka terjadilah zygote dengan 44 chromosom biasa dan 2 buah X chromosom, nyatalah bahwa zygote ini akan menjadi anak perempuan. Jika spermatozoon dengan 22 buah chromosom biasa dan sebuah Y chromosom membuahi sebuah sel telur, maka tejadilah zygote dengan 44 chromosom biasa, sebuah X chromosom dan sebuah Y chromosom, maka zygote ini akan menjadi anak laki-laki.
2.3. Pertumbuhan Telur
Waktu sel telur bertemu dengan spermatozoa mungkin beberapa spermatozoa masuk dalam corona radiate, tapi hanya satu diantaranya dapat memasuki sel telur. Setelah sel telur kemasukan spermatozoon terjadilah perubahan- perubahan pada permukaan sel telur hingga tak dapat dimasuki spermatozoa yang lain.
Inti sel mani dan dan sel telur bersatu, chromosom dari kedua inti bercampur hingga telur sekarang mempunyai 46 chromosom lagi. Selanjutnya masing-masing chromosom membelah diri hingga terjadi 2 pasang dari 46 chromosom. Ovum yang telah dibuahi mengalami proses segmentasi, sehingga terjadi blastomer. Kemudian terjadi pembagian sel hingga telur sekarang terdiri dari 2 buah sel. Masing-masing sel ini membagi diri hingga terjadi 4, 8, 16, 32 sel dan seterusnya.
Maka telur sekarang terdiri dari sekolompok sel yang menyerupai sebuah moerbei dan disebut:
*Morula* sementara ini kelompok sel tersebut bergerak menuju ke cavum uteri dan perjalanan ini memakan waktu + 3 hari. Dalam morula terbentuk suatu rongga yang disebut:
*exocoeloom* yang letaknya tidak ditengah-tengah tapi eccentric hingga sel-sel morula sekarang terbagi dalam 2 jenis:
a. Sel-sel yang terletak sebelah luar yang merupakan dinding dari telur disebut: *trofoblast*. Faal dari trofoblast ialah untuk mencari makanan bagi telur.
b. Sel-sel yang terdapat sebelah dalam yang merupakan kelompokan sel disebut: *bintik benih atau nodus embryonale*. Dari sel ini bayi akan dibentuk.
Pada tingkat ini telur disebut: *blastocyst*. Pada tingkat blastocyst ini telur menanamkan diri ke dalam endometrium. Masuknya sel telur ke dalam endometrium disebut: *nidasi*. Nidasi terjadi + 6 hari setelah fertilisasi. Nidasi mungkin, karena trofoblas mempunyai daya untuk menghancurkan sel-sel endometrium. Hancuran endometrium dipergunakan sebagai bahan makanan oleh telur. Tempat nidasi biasanya pada dinding depan atau dinding belakang di daerah fundus uteri.
Dalam bintik benih timbul pula sebuah rongga; yang dinamakan ruangan amnion. Ruangan amnion ini kelak menjadi besar dan meliputi seluruh embryo dan dalam ruangan inilah embryo akan tumbuh. Sel-sel yang membatasi ruangan ini disebut ectoderm yang akar membentuk kulit, rambut, kuku, gigi, dan susunan saraf. Kira-kira pada waktu yang sama timbul sebuah rongga lain di bawah ruangan amnion ialah: ruangan kuning telur yang kelak akan menjadi tractus intestinalis → saluran pencernaan.
Sel-sel sekitar ruangan kuning telur disebut, entoderm. Dari entoderm terbentuk usus, saluran pernapasan, kandung kencing, hati. Akhirnya timbul lapisan sel yang lain yang masuk antara lapisan ectoderm dan entoderm dan juga meliputi exocoeloom, ruangan amnion dan ruangan kuning telur.
Lapisan ini dinamakan mesoderm yang akan menghasilkan otot, tulang, jaringan ikat, jantung dan pembuluh-pembuluh darah maupun limfa. Ruangan kuning telur sekarang dibatasi oleh 2 lapisan ialah: entoderm sebelah dalam dan mesoderm sebelah luar, ruangan amnion oleh ectoderm sebelah dalam dan mesoderm sebelah luar, sedangkan exocoeloom oleh mesoderm sebelah dalam dan trofoblas sebelah luar.
Trofoblas yang sebelah dalam telah diliputi oleh mesoderm sekarang disebut: *chorion* daerah antara ruangan amnion dan ruangan kuning telur terdiri dari ketiga lapisan benih; ectoderm, mesoderm, dan entoderm dan disebut: *discus embryonale*, karena dari bagian inilah janin akan terbentuk. Discus embryonale ini kemudian menonjol ke dalam ruangan amnion, sedangkan hubungan antara bagian yang menjadi janin dan dinding trofoblas hanya merupakan tangkai yang terdiri dari mesoderm dan sebelah luar tertutup oleh epitel amnion. Tangkai ini disebut: tangkai penghubung dan nanti akan menjadi tali pusat.
Ruangan amnion makin lama makin besar, hingga mengisi seluruh exocoeloom dengan demikian lapisan amnion yang sebelah luar diliputi mesoderm merapat dengan chorion. Kadang-kadang penyatuan ini tak terjadi hingga amnion dan chorion tetap ada rongga yang berisi cairan yang disebut: air ketuban palsu.
● Sampai sekarang kita hanya membicarakan perubahan-perubahan di dalam telur tapi sebetulnya bersamaan dengan perkembangan ini terjadi juga pertumbuhan pada permukaan telur.
Chorion yang mula-mula hanya terdiri dari 1 lapisan sel lambat laun terdiri dari 2 lapisan:
a. Lapisan dalam yang berhubungan dengan mesoderm dan terdiri dari sel-sel yang jelas batas-batasnya. Lapisan ini disebut: lapisan Langhans atau cytotrofoblast.
b. Lapisan luar yang berhubungan dengan deciduas yang terdiri dari protoplasma sel dan inti-inti sel tanpa batas-batas sel. Lapisan ini disebut syncytium atau syncytiotrofoblast.
Chorion mengeluarkan enzyme yang mencairkan sel-sel deciduas dan juga menghancurkan pembuluh-pembuluh darah. Chorion juga mengeluarkan cabang-cabang pada seluruh permukaannya, ke dalam deciduas sekitarnya untuk menanamkan diri ke dalam deciduas. Akan tetapi cabang-cabang yang tumbuh ke dalam deciduas capsularis (desidua yang ada di atas telur) mati, karena kurang dapat makanan. Akibat chorion ini menjadi gundul dan disebut: *chorion-laeve*. Sebaliknya villi yang tumbuh ke dalam deciduas basalis (desidua yang ada di bawah telur) tumbuh dengan subur dan kemudian menjadi plasenta (uri). Chorion bagian ini terkenal dengan nama: *chorion frondosum*
• Perubahan pada endometrium:
Nidasi terjadi dalam selaput lender yang ada dalam stadium sekresi, biasanya di daerah fundus uteri. Karena pengaruh hormon-hormon yang dikeluarkan oleh trofoblast, endometrium tumbuh menjadi tebal, sel-selnya menjadi besar, kelenjar-kelenjarnyapun menjadi besar dan pembuluh-pembuluh darahnya melebar.
Endometrium yang berubah karena pengaruh kehamilan disebut: *desidua*. Desidua dibagi dalam tiga lapisan:
1. Stratum compactum yang sifatnya padat. Telur ada dalam lapisan ini.→ benih yang tertanam.
2. Stratum spongiosum, yang mengandung banyak kelenjar-kelanjar dan pembuluh-pembuluh darah yang lebar, hingga pada penampang berlubang-lubang menyerupai spons.
3. Stratum basale, yang tidak berubah.
Dengan membesarnya telur di dalam desidua, maka desidua tersebut terbagi dalam 2 lapisan: desidua yang terdapat antara telur dan dinding rahim disebut: *desidua basalis*, sedangkan desidua yang terdapat antara telur dan cavum uteri disebut: *desidua capsularis*. Desidua yang tidak terbagi oleh telur disebut: *desidua vera*.
Telur makin lama makin menonjol ke dalam cavum uteri dan karena telur lebih cepat tumbuhnya dari uterus maka pada bulan ke-4 desidua capsularis menempel pada desidua vera, tak terdapat lagi rongga rahim. Mulai sekarang tumbuhnya uterus secara pasif artinya tumbuh karena diregang oleh isinya (telur).
• Placenta (uri).
Placenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya. Jiwa anak tergantung pada placenta, baik tidaknya anak tergantung pada baik buruknya faal placenta.
Setelah nidasi sel-sel trofoblas menyerbu ke dalam deciduas sekitarnya sambil menghancurkan jaringan sedangkan di antara masa trofoblas timbul lubang-lubang hingga menyerupai susunan spons. Lubang ini kemudian berisi darah ibu karena juga dinding pembuluh-pembuluh darah termakan oleh kegiatan trofoblas.
Mula-mula sel-sel yang dihancurkan menjadi bahan makanan bagi telur kemudian makanan diambil dari darah ibu. Sel-sel trofoblas yang menyerbu kemudian merupakan batang-batang yang masing-masing bercabang pula dan akhirnya menjadi jonjot chorion (villi chorialis).
Sementara itu trofoblas yang membentuk dinding villus sudah terdiri dari 2 lapisan:
a. Lapisan luar atau syncytiotrofoblast
b. Lapisan dalam atau cytotrofoblas (sel-sel Langhans)
Sebelah dalam villus terisi oleh mesoderm. Dalam mesoderm ini terbentuk sel-sel darah merah dan pembuluh-pembuluh darah yang lambat laun sambung menyambung dan akhirnya berhubungan dengan peredaran darah janin melalui pembuluh-pembuluh darah di dalam tali pusat.
Pada kehamilan muda seluruh chorion mempunyai villi tapi villi dalam desidua capsularis mati, sedangkan villi dalam desidua basalis tumbuh terus dan merupakan bagian foetal dari placenta.
Di antara villi ada yang menanamkan diri dalam desidua, villi ini disebut jonjot pancang (Hafzotte), karena memancangkan telur pada desidua sedangkan ada juga villi yang ujungnya tak sampai ke desidua tapi terapung dalam darah ibu. Villi ini terutama bertugas mencari makanan.
Mula-mula villi itu berbentuk batang saja, tapi kemudian mengeluarkan cabang-cabangnya, hal ini sangat memperluas permukaan filtrasi dari villi, karena kebutuhan janin bertambah dengan usianya.
Pada minggu ke-16 sel-sel Langhans mulai menghilang. Hal ini juga menguntungkan kecepatan pertukaran zat antara darah anak dan ibu. Darah anak dan ibu tak dapat bercampur karena terpisah oleh lapisan jaringan yang dinamakan *membrana placentae* yang terdiri dari lapisan syncytium, lapisan sel Langhans, jaringan ikat dari villus dan lapisan endhotel kapiler. Dengan hilangnya satu lapisan, membrane placenta lebih tipis dan pertukaran zat lebih lancar.
Pada akhir bulan ke-IV daya menyerbu dari trofoblast berhenti dan pada batas antara jaringan janin dan ibu terdapat lapisan jaringan yang necrotis yang disebut: *lapisan fibrin dari Nitabuch*. Pada akhir kehamilan placenta berbentuk sebagai cakram dengan garis tengah 15-20 cm, tebalnya 2-3 cm, dan beratnya + 500 gr. Letaknya pada dinding rahim sebelah depan atau belakang dekat pada fundus. Permukaan foetal ialah yang menghadap ke janin, warnanya keputih-putihan dan licin karena tertutup oleh amnion, dibawah amnion nampak pembuluh-pembuluh darah.
Permukaan maternal yang menghadap ke dinding rahim, merah warnanya dan terbagi-bagi oleh celah-celah. Celah ini tadinya terisi oleh septa (sekat) yang berasal dari jaringan ibu. Oleh celah-celah ini placenta terbagi dalam 16-20 coty edon. Pada penampang sebuah placenta, yang masih melekat pada dinding rahim Nampak bahwa placenta terdiri dari 2 bagian ialah: bagian yang dibentuk oleh jaringan anak dan bagian yang dibentuk oleh jaringan ibu.
- Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut: piring penutup atau membrana chorii, yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-pembuluh darah janin, chorion dan villi.
- Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu disebut: piring desidua atau piring basal yang terdiri dari deciduas compacta dan sebagian dari decidua spongiosa, yang kelak ikut lepas dengan placenta.
Darah janin menuju ke placenta melalui 2 buah arteria umbilicales dan dari placenta kembali ke tubuh janin melalui vena umbilicalis. Ketiga pembuluh darah ini terdapat dalam tali pusat. Arteri mengandung darah yang “kotor” dan vena mengandung darah yang “bersih”. Dari tali pusat pembuluh-pembuluh darah tersebut berjalan dalam chorion dan kemudian masuk ke dalam villi. Darah ibu memancar ke dalam ruangan intervillair ialah rongga di antara villi, dari arteri-arteri ibu yang terbuka pada dasar ruangan tersebut. Kemudian darah ibu menyebar ke segala jurusan dan dengan lambat laun mengalir kembali ke bawah dan masuk dalam venae pada dasar placenta.
Dulu orang mengira bahwa darah ruangan intervillair semuanya dialirkan ke dalam vena besar pada pinggir placenta yang dinamakan sinus marginalis atau sinus circularis.
Sekarang ahli-ahli beranggapan bahwa darah ruangan intervillair mengalir kembali ke dalam vena-vena pada dasar ruangan tersebut maupun pada pinggir placenta.
Telah dikatakan bahwa darah ibu dan anak pada umumnya tak bercampur karena terpisah oleh lapisan trofoblast. Jaringan pengikat villus dan endhotel pembuluh darah villus, tetapi ada bukti-bukti bahwa pemisahan ini tidak sempurna; misalnya sel darah anak kadang-kadang masuk ke dalam peredaran darah ibu dan sebaliknya sel-sel darah ibu kadang-kadang masuk ke dalam peredaran darah anak. Rupa-rupanya ada tempat-tempat yang bocor.
• Faal Placenta
Seperti telah diterangkan, placenta sangat penting bagi pertumbuhan dan kehidupan janin. Placenta bekerja sebagai usus ialah mengambil makanan, sebagai paru-paru mengeluarkan CO2 dan mengambil O2 sebagai ginjal zat-zat racun yang biasanya dikeluarkan oleh ginjal seperti ureum dikeluarkan oleh placenta dan akhirnya bekerja sebagai kelenjar buntu yang mengeluarkan hormone-hormon penting untuk kelanjutan kehamilan. Secara singkat faal placenta ialah:
I. Placenta sebagai tempat pertukaran zat: mula-mula makanan bagi janin diambil hancuran dan absorpsi dari desidua dan darah ibu. Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang, zat lemak, zat protein, vitamin, dan mineral diambil dari daerah ibu; ada juga bukti bahwa zat-zat immun ibu dapat masuk ke dalam darah anak, sebaliknya zat sampah seperti CO2 dan ureum dibuang ke dalam darah ibu. Mekanisme pertukaran zat terjadi dengan:
1. Pertukaran Zat Pasif
a. Filtrasi:
Placenta bekerja sebagai membrane semi permeable, karena perbedaan tekanan hydrostatik, air dan zat yang larut di dalamnya melalui membrane placentae.
b. Diffusi:
Molekul-molekul kecil melalui membran placenta. Arah diffusi tergantung pada konsentrasi dari zat-zat sebelah menyebelah dari membran tersebut. Diffuse ini dipermudah dengan adanya “carrier system” dalam membrana placenta, yang berbentuk molekul-molekul pengangkut atau saluran dalam membrana placentae.
c. Diapedese: seperti eritrosit.
2. Transport aktif :
a. Diatur oleh enzym:
Walaupun konsentrasi beberapa zat dalam darah janin lebih tinggi dari dalam darah ibu (seperti asam amino, fosfat anorganis, vitamin-vitamin), zat-zat tersebut tetap mengalir kea rah darah janin. Rupa-rupanya ada transport aktip yang membutuhkan energie metabolis. Memang jaringan placenta mempunyai metabolism yang relatif tinggi. Dalam placenta terjadi glycolyse aerob maupun yang anaerob.
b. Pinocytose:
Molekul-molekul yang besar seperti protein dikepung oleh penonjolan atau pencekungan dari sitoplasma.
II. Secara lengkap hormon yang dikeluarkan oleh placenta ialah:
a. Steroid hormon: estrogen dan progesterone.
b. Protein hormon:
Human Chorionic Gonadotropin Hormone (HCG), Human Placental Lactogen Hormone (HPL), Human Chorionoc Thyrotropin Hormone (HCT), Human Chorionic Corticotrophin Hormone (HCCT).
c. Releasing hormones:
TSH releasing hormone, LH/FSH releasing hormone
Disamping itu placenta menghasilkan enzyme seperti:
- Heat stable alkaline phosphatase
- Oxytocinase, dan
- Pregnancy specific protein
III. Placenta sebagai barriere.
a. Barriere mekanis physis terhadap erythrocyt, kuman dan molekul besar. Placenta menghalangi masuknya kuman yang terdapat dalam darah ibu ke dalam janin tapi virus sedemikian kecilnya hingga tak dapat terhalang oleh placenta.
b. Barriere kimiawi.
Beberapa zat yang masuk ke dalam syncitium dirubah, seperti insulin yang berasal dari ibu.
Secara ikhtisar faal placenta dapat dibagi dua:
1. Placenta sebagai organ transfer
2. Placenta sebagai organ sintese
Karena itu faal placenta dapat dinilai dari fungsi pertukaran zatnya dan dari fungsi produksi hormon serta enzymnya. Misalnya pada insuffisiensi placenta dapat timbul gejala-gejala sbb:
1. Gangguan pertumbuhan placenta
2. Gangguan pertumbuhan janin
3. Hypoxia dan acidosis janin
4. Kadar hormon berkurang.
• Test faal placenta:
Kesan mengenai faal placenta dapat kita peroleh dari:
1. Pertumbuhan janin
2. Dari pemeriksaan air tuban dengan amnioskopi atau amniocentesis.
3. Dari pemeriksaan urine ibu; banyaknya oestrogen dan pregnandiol dalam urine 24 jam dapat menentukan faal placenta.
4. Pemeriksaan serum oxytocinase dari darah ibu. Serum oxytocinase ini dibuat dalam syncytiotrophoblast.
5. Penentuan kadar H P L (Human Placental Lactogen).
6. Oxytocin Challenge test.
• Ruangan amnion.
Mula-mula ruangan amnion merupakan rongga kecil saja tapi kemudian mengelilingi seluruh janin. Akhirnya amnion merapat pada chorion dan melekat dengannya. Ruangan amnion berisi air ketuban. Amnion ikut membentuk selaput janin yang terdiri dari lapisan amnion, mesoderm, chorion dan lapisan tipis dari decidua.
Liquor amnii (air ketuban).
Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban.
Banyaknya kadang-kadang sangat berbeda-beda.
- Pada minggu ke-36 banyaknya : 1030 cc
- Pada minggu ke-40 banyaknya : 790 cc
- Pada minggu ke-43 sudah berkurang menjadi 240 cc.
Kalau banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan polyhydramnion atau hydramnion. Kalau terlalu sedikit, kurang dari 500 cc, disebut oligohydramnion.
Air ketuban reaksinya alkalis, B.D.-nya 1.007 – 1.025, baunya anyir. Air ketuban untuk bagian besar terdiri dari air, tapi mengandung juga sedikit ureum, protein, asam urine, gula, garam-garam malahan juga enzym-enzym. Juga terdapat bintik-bintik lemak yang berasal dari kulit badan anak (vernix caseosa), rambut yang halus yang juga berasal dari anak (lanugo) dan sel-sel yang berasal dari kulit anak maupun dari amnion.
Sifat-sifat air ketuban harus kita ketahui untuk membedakan apakah yang keluar dari alat kemaluan itu air ketuban atau air kencing. Sifat air kencing asam (dapat dibedakan dengan kertas lakmus atau nitrazine), baunya pesing dan jernih tidak mengandung vernix caseosa atau lanugo.
Sifat-sifat air ketuban seperti jernih atau keruhnya, banyaknya dan susunannya dapat dipergunakan untuk pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi atau amniocentesis.
Amnioskopi:
Dengan amnioskopi air ketuban dapat berwarna kuning, hijau muda, hijau tua. Warna hijau tua menunjukkan bayi dalam keadaan bahaya (distress). Dengan amniocentesis dapat ditentukan umur janin dan sex janin.
Faal air ketuban ialah:
a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan bebas ke segala jurusan karena tekanan pada anak sama pada semua bagiannya. Hal ini sangat penting karena seandainya anak tertekan oleh alat sekitarnya maka pertumbuhan tentu terganggu.
b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan ibu terhadap gerakan-gerakan anak. Kalau air ketuban berkurang, pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.
c. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.
d. Waktu persalinan membuka cervix dengan mendorong selaput janin ke dalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang di atas ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban. Ketuban inilah yang membuka cervix.
Asal liquor amnii belum begitu jelas, kemungkinan berasal dari:
1. Kencing janin.
2. Transudat darah ibu.
3. Secret epithel amnion.
4. Campuran 1, 2 dan 3.
Air ketuban terus menerus diganti, artinya dibuat tapi juga dialirkan. Hydramnion misalnya dapat terjadi karena pembuatan berlebihan atau pengaliran tidak sempurna. Ternyata bahwa ada pertukaran air antara ibu dan janin, antara ibu dan anak ketuban dan antara janin dan air ketuban. Ada bukti bahwa sebagian air ketuban diminum oleh bayi, diabsorpsi oleh usus, kemudian diangkut ke placenta untuk diserahkan ke dalam darah ibu. Kalau jalan ini terhalang misalnya karena anak tak dapat menelan atau karena ada tekanan pada tali pusat maka dapat terjadi hydramnion.
• Tali pusat (foeniculus).
- Tali pusat terdapat antara pusat janin dan permukaan foetal placenta. Warnanya dari luar putih dan bukan merupakan tali yang lurus tapi yang berpilin.
- Panjangnya + 55 cm (30-100 cm) dan gratis tengahnya 1-1,5 cm. pembuluh-pembuluh darahnya biasanya lebih panjang dari tali pusatnya sendiri sehingga pembuluh berkelok-kelok, kadang-kadang sedemikian rupa, sehingga menimbulkan tonjolan pada permukaan tali pusat dan diberi nama simpul palsu.
- Tali pusat diliputi oleh amnion, yang sangat erat melekat. Tali pusat mengandung 2 aa. Umbilicales dan satu vena umbilicalis, selebihnya terisi oleh zat seperti agar-agar yang disebut sele Wharton (Wharton’s jelly). Karena sale Wharton mengandung banyak air, maka setelah bayi lahir, tali pusat mudah menjadi kering dan lekas terlepas dari pusar bayi. Tali pusat juga mengandung sisa-sisa dari kandung kuning telur dan allantois yang hanya dapat dilihat dengan microscoop.
- Insersi tali pusat pada placenta (ujung tali pusat pada placenta) mungkin terdapat di tengah placenta (insertion centralis), mungkin sedikit ke samping (insertion paracentralis), di samping (insertion lateralis), pada pinggir placenta (insertion marginalis). Kadang-kadang insersinya tidak pada placenta, tapi pada selaput janin (insertion velamentosa).
2.4. Pertumbuhan Janin
Umur janin yang sebenarnya, harus dihitung dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi sekurang-kurangnya dari saat ovulasi. Sesuai dengan tingkat pertumbuhannya berbagai nama diberikan pada anak yang dikandung itu.
Dari 0 – 2 minggu setelah fertilasi disebut:
*ovum *
3 – 5 minggu disebut :
*embryo (mudigah) *
Pada saat ini belum dapat dibedakan dari mudigah binatang lain.
Pembentukan alat-alat badan dalam bentuk dasar sudah terjadi.
Lebih dari 5 minggu disebut :
* foetus * (janin) yang sudah mempunyai bentuk manusia.
Dalam praktek, tuanya kehamilan dihitung ?dari haid yang terakhir jadi ada perbedaan + 2 minggu dengan umur yang ditentukan dari ovulasi. Lagipula tuanya kehamilan dihitung dalam bulan, masing-masing dari 4 minggu.
Jadi kehamilan 3 bulan sama dengan kehamilan 12 minggu.
• Di bawah ini dituturkan pertumbuhan janin pada akhir tiap bulan (dari 4 minggu).
- Akhir 1 bulan :
Badan bayi sangat melengkung, panjangnya 7,5 – 10 mm, kepalanya 1/3 dari seluruh mudigah.Saluran yang akan menjadi jantung terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar-dasar tractus digestivus sudah nampak, permulaan kaki dan tangan terbentuk tonjolan.
- Akhir 2 bulan :
Mukanya sudah jelas berbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan & tungkai dengan jari tangan dan kaki. Alat kelamin sudah nampak, walaupun belum dapat ditentukan jenisnya. Panjangnya + 2,5 cm.
- Akhir 3 bulan :
Panjangnya 7 – 9 cm., sudah ada pusat-pusat pertulangan, kuku sudah ada dan jenis kelaminnya sudah dapat ditentukan.
Janin sudah bergerak tapi sedemikian halusnya pergerakan ini hingga belum dapat dirasakan oleh ibu.
Ginjal sudah membentuk sedikit air kencing.
- Akhir 4 bulan :
Panjangnya 10 – 17 cm., beratnya 100 gr.
Alat kelamin luar sudah dapat menentukan jenisnya.
Kulit ditumbuhi rambut yang halus (lanugo).
Pergerakan anak mungkin sudah dapat dirasakan ibu.
- Akhir 5 bulan :
Panjangnya 18 – 27 cm., beratnya 300 gr.
Bunyi jantung sudah dapat didengar.
Kalau lahir sudah berusaha untuk bernafas.
- Akhir 6 bulan :
Panjangnya 28 – 34 cm., beratnya 600 gr.
Kulitnya keriput dan lemak mulai ditimbun di bawah kulit.
Kulit tertutup oleh vernix caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit.
- Akhir 7 bulan :
Panjangnya 35 – 38 cm., beratnya + 1000 gr.
Kalau lahir, dapat hidup di dunia luar, walaupun kemungkinan untuk hidup terus masih kecil.
Kalau menangis mengeluarkan suara yang lemah.
- Akhir 8 bulan :
Panjangnya 42,5 cm., dan beratnya 1700 gr.
Permukaan kulit masih merah dan keriput seperti kulit orang yang sudah tua.
- Akhir 9 bulan :
Panjangnya 46 cm., dan beratnya 2500 gr.
Karena sudah ada lapisan lemak di bawah kulit, ia sudah berisi.
- Akhir 10 bulan :
Janin sudah cukup bulan (matur, a terme).
Panjangnya 50 cm., beratnya 3000 gr.
Bayi laki-laki biasanya lebih berat dari bayi wanita.
Kulitnya halus dan hampir tak ada lanugo lagi. Pada kulit masih terdapat vernix caseosa ialah campuran sel-sel epithel kulit, lanugo dan sekret kelenjer lemak.
Kepala ditumbuhi rambut. Kuku melebihi ujung jari. Pada laki-laki testes sudah ada dalam scrotum dan pada wanita labia/ majora menutupi labia minora.
Kadang-kadang dokter atau bidan diminta untuk menentukan umurnya janin yang dilahirkan.
Walaupun kurang teliti tapi untuk praktek cukup untuk memperhatikan panjangnya janin.
- Dalam 5 bulan yang pertama panjangnya janin dalam cm, adalah kwadrat dari umur kehamilan dalam bulan an setelah bulan ke-lima umurnya dalam bulan dikalikan dengan 5 (menurut HAASE).
- Berat badan dapat juga membantu dalam menentukan umur janin.
Umur dalam bulan Panjangnya dlm cm.
(menurut HAASE) Beratnya dalam gr. (menurut STRUBER)
1 bulan
2 bulan
3 bulan
4 bulan
5 bulan
6 bulan
7 bulan
8 bulan
9 bulan
10 bulan 12 = 1
22 = 4
32 = 6
42 = 16
52 = 25
6 x 5 = 30
7 x 5 = 35
8 x 5 = 40
9 x 5 = 45
10 x 5 = 50 -
1,1
14,2
108,0
316
630
1045
1680
2478
3405
- Lamanya kehamilan
Lamanya kehamilan kira-kira 40 minggu atau 280 hari dihitung dari hari pertama haid terakhir.
- Lebih tepat kalau kita menghitung umurnya janin dari saat konsesi.
Walaupun begitu konsepsi tak jauh daaaaari ovulasi, paling-paling berbeda beberapa jam.
Ovulasi terjadi + 2 minggu sebelum haid y.a.d.,; jadi pada cyclus 4 minggu yang teratur ovulasi terjadi + 2 minggu setelah haid terakhir.
Maka kalau dihitung dari saat ovulasi lamanya kehamilan 38 minggu atau 266 hari. Untuk cyclus 5 minggu maka ovulasi terjadi + 3 minggu setelah haid terkhir, jadi persalinan akan terjadi 38 minggu kemudian, atau dengan perkataan lain kehamilan berlangsung 41 minggu.
- Saatnya persalinan ditentukan dengan Hukum NAEGELE:
Haid terakhir : 9 – 8 - 1967
(+7) (-3) (+1) (= + 280 hari)
Tanggal persalinan : 16 – 5 – 1968
Saat persalinan tergantung pada saat evolusi, maka karena saat ovulasi ditentukan juga oleh lamanya siklus, maka Hukum Naegele hanya berlaku untuk siklus + 28 hari. Kalau siklusnya panjang maka ovulasi juga lebih jauh dari hari pertama haid terakhir dan persalinan juga akan lebih jauh dari haid terakhir.
Kehamilan antara 37 minggu dan 42 minggu dari haid terakhir disebut: *cukup bulan* (matur, a terme)*
Persalinan sebelum kehamilan 37 minggu, ialah antara 28 minggu dan 37 minggu disebut: *partus praematurus*
*small for date baby* ialah: bayi yang dilahirkan dengan berat badan kurang dari usia kehamilannya.
Jika persalinan terjadi setelah 42 minggu disebut: *partus scrotinus* dengan bertambah majunya ilmu pediatric, maka batas-batas abortus dan partus juga mengikuti kemajuan ini:
- Abortus bila berat badan anak kurang dari 500 gr, tuanya kehamilan kurang dari 22 mg.
- Partus immaturus bila berat badan anak antara 500-1000 gr. Tuanya kehamilan antara 22 mg-28 mg
- Partus praematurus bila berat badan anak antara 1000-2500 gr, tuanya kehamilan antara 28 mg-37 mg
- Partus maturus bila berat badan anak lebih dari 2500 gr, tuanya kehamilan antara 37 mg-42 mg
- Partus serotinus, tuanya kehamilan lebih dari 42 mg.
Pertumbuhan janin dipengaruhi oleh:
1. Faktor ibu, seperti:
- Tinggi badan
- Keadaan gizi
- Tingginya tempat tinggal
- Peminum rokok
- Kelainan pembuluh darah
- Kelainan uterus
- Kehamilan ganda
2. Faktor anak, seperti:
- Jenis kelamin
- Kelainan genetis
- Infeksi intrauterine terutama virus
- Kelainan congenital lainnya
3. Faktor placenta:
- Insuffisiensi dari placenta dapat menyebabkan malnutrition intrauterine.
*Placenta index* ialah:
Berat placenta dibagi berat bayi.
- Dalam kehamilan biasa placenta index menurun sampai minggu ke-36, lalu menurun dengan sangat lambat sampai minggu ke-38; sesudahnya tidak berkurang lagi.
- Pada 28 minggu placenta index 0,25; pada 38 minggu 0,15.
- Jadi makin tua kehamilan makin sedikit jaringan placenta yang memelihara bayi per kg berat janin.
Placenta yang kecil atau banyak infarktnya tidak dapat memenuhi kebutuhan janin; placenta insuffisiensi menambah risiko hidup anak. Placenta index juga mempengaruhi kematian perinatal.
↔ Kepala anak
Untuk persalinan, kepala anak adalah bagian yang terpenting karena dalam persalinan perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul merupakan hal yang menentukan. Jika kepala dapat melalui jalan lahir, bagian-bagian lainnya dapat menyusul dengan mudah, maka bentuk dan ukuran kepala harus dipelajari dengan seksama untuk dibandingkan dengan bentuk dan ukuran panggul.
↔ Kepala itu terdiri dari:
a. Bagian muka, yang terdiri lagi dari :
tulang hidung (os nasale), tulang pipi (os zygomaticum), 2 buah, tulang rahang atas (os maxillare), tulang rahang bawah (os mandibulare)
Pada persalinan, muka dikenal kalau meraba dagu, mulut, hidung, atau rongga mata. Tulang-tulang bagian muka melekat dengan erat satu sama lain berlainan dengan tulang-tulang bagian tengkorak yang agak lemah hubungannya.
b. Bagian tengkorak:
bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya bagian tengkoraklah yang paling depan.
Yang membentuk bagian tengkorak ialah:
tulang dahi (os frontale) 2 buah, tulang ubun-ubun (os parietale) 2 buah, tulang pelipis (os temporal) 2 buah, tulang belakang kepala (os occipital).
Sebelah dalam masih terdapat tulang baji (ossphenoidale) dan tulang tapisan (osethmoidale), tetapi untuk persalinan tidak penting.
Antara tulang-tulang tersebut diatas terdapat sela tengkorak (sutura) yang pada janin memungkinkan pergeseran.
Sebetulnya masih ada ubun-ubun dan sutura lain pada tengkorak tapi untuk ilmu kebidanan tak begitu penting (ubun-ubun temporal, sutura temporalis). Ubun-ubun dan sela-sela tertutup kalau anak berumur 1,5 – 2 tahun.
↔ Ukuran-ukuran kepala bayi:
a. Ukuran muka belakang:
1. Diameter suboccipito-bregmatica dari foramen magnum ke ubun-ubun besar: 9,5 cm. ukuran ini adalah ukuran muka belakang yang terkecil. Ukuran ini melalui jalan lahir kalau kepada anak sangat menekur (hyperfleksi) pada letak belakang kepala.
2. Diameter sub-occipito-frontalis (dari foramen magnum ke pangkal hidung): 11 cm. ukuran ini melalui jalan lahir pada letak belakang kepala dengan fleksi yang sedang.
3. Diameter fronto-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 12 cm. ukuran ini melalui jalan lahir pada letak puncak kepala.
4. Diameter mento-occipitalis (dari dagu ke titik yang terjauh pada belakang kepala): 13,5 cm. ukuran ini adalah ukuran terbesar dan melalui jalan lahir pada letak dahi.
5. Diameter submento-bregmatica (dari bawah dagu ialah os hyoid ke ubun-ubun besar): 9,5 cm. ukuran ini melalui jalan lahir pada letak muka.
Ukuran-ukuran muka belakang kepala bayi pada pintu atas panggul menempatkan diri pada ukuran melintang (diameter tranversa) atau ukuran serong (diameter oblique) dari pintu atas panggul.
b. Ukuran melintang
1. Diameter biparietalis (ukuran yang terbesar antara kedua ossa parietalis): 9 cm. pada letak belakang kepala ukuran ini melalui ukuran muka belakang dari pintu atas panggul (conjugate vera).
2. Diameter bitemporalis (jarak yang terbesar antara sutura-coronaria kanan kiri): 8 cm. pada letak defleksi ukuran ini melalui conjugate vera.
c. Ukuran lingkaran
1. Circumferentia suboccipito bregmatica
(lingkaran kecil kepala)………… 32 cm
2. Circumferentia fronto occipitalis
(lingkaran sedang kepala) …….. 34 cm
3. Circumferentia mento occipitalis
(lingkaran besar kepala) ……...…35 cm
2.5. Fisiologi Janin
Karena kuning telur hanya sedikit sekali dalam telur, maka dari permulaan anak harus mengambil makanan dari ibu.
Setelah implantasi, endometnum yang dicairkan oleh enzyme trofoblast menjadi bahan makanan, selanjutnya janin mengambil makanan dari darah ibu.
• Peredaran darah janin.
Darah janin dialirkan ke placenta melalui aa. Umbilicales dan disini dimuat dengan bahan makanan berasal dari darah ibu. Darah ini masuk kedalam badan janin melalui vena umbilicalis yang bercabang dua setelah memasuki dinding perut janin.
Cabang yang kecil bersatu dengan vena porta, darahnya beredar dalam hati dan kemudian diangkut melalui vena hepatica kedalam vena cava inferior.
Cabang satunya ialah:
Ductus venosus Arantii yang langsung masuk ke dalam vena cava inverior.
Dengan demikian vena cava inferior setelah dimasuki darah v.hepatica dan darah ductus venosus arantii mengandung darah “bersih”, tapi dicampuri “darah kotor” dari anggota bawah janin.Darah dari v. cava inferior setelah masuk ke dalam serambi kanan sebagian masuk ke serambi kiri melalui foramen ovale, dan sebagian mengalir ke dalam bilik kanan bersama-sama dengan darah vena cava superior yang membawa darah dari kepala dan anggota atas.
Darah dari bilik kanan masuk ke a. pulmonalis, tetapi sebelum sampai ke pari-paru sebagian dialirkan ke aorta melalui ductus arteriosus botalli. Sebagian kecil pergi ke paru-paru dan melalui vena pulmonalis masuk ke serambi kiri dan bersama dengan darah dari vena cava inferiror masuk kedalam bilik kiri, dan terus ke aorta. Darah yang ke paru-paru bukan untuk pertukaran gas tetapi untuk memberi makanan kepada paru-paru yang sedang tumbuh.
Darah aorta disebarkan ke alat-alat badan, tetapi darah banyak menuju ke aa. Hypogastricae (cabang dari art. ilica communis) lalu ke aa. Umbilicales dan selanjutnya ke placenta.
Jadi darah yang beredar dalam janin selalu bersifat “darah campuran” dan isi vena cava inferior lebih bersih dari isi aorta. Setelah anak lahir, maka karena anak bernafas terjadilah penurunan tekanan dalam art. pulmonalis, sehingga banyak darah mengalir ke paru-paru. Ductus arteriosus botalli tertutup 1-2 menis setelah anak bernapas. Dengan tergutingnya tali pusat, maka darah dalam v. cava inferior berkurang dan dengan demikian juga tekanan dalam serambi kiri bertambah karena darah yang datang dari paru-paru bertanbah, akibatnya ialah penutupan foramen ovale.
Sisa ductus arteriosus botalli disebut ligamentum arteriosum dan dari ductus venosus arantii menjadi ligamentum teres hapatis dan dari aa. umbilicales menjadi ligamentum vesico umbilicale laterale kiri dan kanan.Telah dikatakan bahwa O2 janin rendah dibandingkan dengan orang dewasa. Untuk mengimbangi keadaan ini peredaran darah janin lebih cepat, kadar Hb janin tinggi (sampai 18 gr%) dan erythrocyte-nya banyak (5,5 juta per mm3).
Hb, janin sedikit dari Hb orang dewasa.
Hb, janin terutama terbuat dalam hati sedangkan Hb.orang dewasa pada sumsum merah.
Hb, janin lebih mudah mengambil dan menyarahkan O2 dari pada orang dewasa.
Hb, janin baru diganti seluruhnya oleh Hb. Bias pada umur 4 bulan atau lebih.
Selama janin dalam rahim ternyata ia sudah melakukan pergerakan pernafasan. Pergerakan ini rupanya perlu untuk perkembangan pembuluh darah paru-paru. Jadi pernafasan setelah anak lahir, sebetulnya hanya lanjutan gerakan pernafasan intrauterine.
2.6. Perubahan Pada Badan Ibu
1. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gr, menjadi 1000 gr, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukuran muka belakang 22 cm.
Pembesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk juga sel-sel otot yang baru. Dalam bulan-bulan pertama pertumbuhan uterus disebut pertumbuhan aktif, karena memang dinding rahim menjadi tebal disebabkan pengaruh hormone oestrogen pada otot-otot rahim.
Pembesaran ini juga terjadi walaupun kehamilan terjadi di luar kandungan. Karena telur lebih cepat tumbuhnya dari rahim sendiri, maka kira-kira pada bulan ke-IV deciduas capsularis menempel pada desidua vera dan rongga rahim tak ada lagi. Mulai dari sekarang pertumbuhan rahim, diregang oleh isinya, maka disebut pertumbuhan pasif. Karena regangan ini dinding rahim menjadi tipis. Karena kekuatan regangan ini juga isthmus uteri berangsur tertarik ke atas dan menjadi bagian terbawah dari dinding rahim yang terkenal dengan nama: *segmen bawah rahim*. Segmen bawah rahim lebih jelas lagi dalam persalinan karena S.B.R diregang waktu kontraksi dan retraksi dari otot-otot rahim.
Batas antara corpus uteri dan S.B.R disebut: *lingkaran retraksi yang fisiologis*. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta (tanda Piskacek).
Dalam pertumbuhan rahim, juga bentuknya berubah; mula-mula bentuknya sebagai bola lampu, kemudian menjadi bundar dan setelah bulan ke-IV sampai akhir kehamilan berangsur-angsur menjadi lonjong. Bentuk lonjong ini memaksa anak dalam letak memanjang.
Mula-mula rahim ada di tengah-tengah rongga panggul, tetapi pada bulan ke-IV menjadi terlalu besar untuk rongga panggul (kecil) dan naik hingga terletak di dalm rongga perut. Uterus yang hamil sering berkonstraksi tanpa perasaan nyeri. Juga kalau disentuh, misalnya waktu pemeriksaan dalam, kita kadang-kadang meraba bahwa sewaktu pemeriksaan, konsistensi rahim dari lunak menjadi keras, kemudian lunak kembali.
Kalau rahim sudah dapat diraba dari luar, maka konstraksi ini dapat dirasakan dengan palpasi. Konstraksi ini dianggap tanda kehamilan mungkin dan terkenal dengan nama konstraksi dari Braxton Hicks. Konstraksi Brakston Hiks dipergunakan juga untuk menentukan apakah anak di dalam rahim atau di luar rahim. Sebelum bulan berakhir kontraksi ini jarang, tapi pada bulan terakhir bertambah sering malahan pada akhir kehamilan his pendahuluan ini sering disangka his yang sebenarnya (his pembukaan).
- Peredaran darah rahim bertambah sesuai dengan bertambah besarnya rahim.
- Perubahan pada cervix: perubahan yang penting pada cervix dalam kehamilan ialah menjadi lunaknya cervix. Gejala ini sudah dapat ditentukan sebulan setelah konsepsi dan merupakan tanda kehamilan yang harus diketahui.
Sebab-sebab pelunakan cervix ialah karena pembuluh darah dalam cervix bertambah dank arena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia kelenjar-kelenjar cervix. Pada akhir kehamilan cervix menjadi lunak sekali dan partio menjadi pendek (lebih dari setengahnya mendatar) dan dapat dimasuki dengan mudah oleh satu jari. Cervix yang sedemikian disebut cervix yang matang dan merupakan syarat untuk persalinan anjuran.
2. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput lendirnya membiru (tanda Chadwick). Kekenyalan (elastisitet) vagina bertambah, artinya daya diregang bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5-6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidamlacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalam sel-sel epithel vagina oleh bacil kecil Doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat bakterisida.
3. Ovaria
Pada salah satu ovarium dapat diketemukan luteum graviditati , tetapi setelah bulan ke-IV corpus luteum ini mengisut.
4. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-garis memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarium. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya membiru dan disebut striae lividae.
Pada seorang multigravida di samping striae yang biru terdapat juga garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrix) dari striae gravidarum pada kehamilan yang lalu. Striae yang putih ini disebut striae albicans.
Dahulu diduga bahwa striae ini disebabkan karena kulit perut diregang, tetapi sekarang orang berpendapat bahwa striae ini timbul sebagai akibat dari hyperfungsi gl. suprarenalis.
5. Kulit
Selain striae gravidarum, pada kulit terdapat pula hyperpigmentasi antara lain pada areolamammae, papilla mammae dan linea alba. Linea alba yang tampak hitam disebut linea nigra. Hyperpigmentasi kadang-kadang terdapat pada kulit muka (pipi) disebut chloasma gravidarum. Pada umumnya setelah partus selesai, gejala hyperpigmentasi ini menghilang. Sebab terjadinya hyperpigmintasi belum jelas, mungkin ada hubungan dengan hypertrofi, dan hyperfungsi dari cortex gl. Suprarenalis atau dari hypophysis
6. Buah dada
Buah dada biasanya membesar dalam kehamilan disebabkan hypertrofi dari alveoli. Hal ini sering menyebabkan hypersensitivitas pada mammae. Di bawah kulit dada sering Nampak gambaran-gambaran dari vena yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua warnanya dan acapkali mengeluarkan cairan kuning yang melengket yang disebut colostum. Untuk mencari tanda kehamilan areola mammae dapat dipijat untuk melihat apakah keluar colostrum atau tidak.
Areola mammae melebar dan lebih tua warnanya. Perubahan-perubahan pada buah dada sedemikian rupa hingga dapat dipakai untuk menentukan kemungkinan kehamilan pada ham 1 muda. Perubahan-perubahan tersebut disebabkan pengaruh hormonal.
7. Pertukaran zat
- Wanita yang hamil bertambah berat.
- Dalam triwulan pertama penambahan berat + 1 kg.
- Dalam triwulan kedua penambahan berat + 5 kg.
- Dalam triwulan ketiga penambahan berat + 5,5 kg.
Penambahan berat ini disebabkan:
- Berat janin (3 kg), placenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg).
- Berat rahim (dari 30 gr menjadi 1 kg).
- Penimbunan lemak seperti di buah dada, pantat dan lain-lain (1,5 kg).
- Penimbunan zat putih telur (2 kg).
- Retensi air (1,5 kg).
• Penimbangan pada pemeriksaan kehamilan sangat penting, karena kenaikan berat badan yang terlalu banyak menandakan retensi air yang berlebihan atau keadaan yang disebut juga prae-oedema dan merupakan gejala dini dari toxaemia gravidarum.
Sebaliknya kurang naiknya berat badan dapat menandakan gangguan pertumbuhan janin.
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan kalsium dan posphor bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferrum untk pembentukan Hb. Janin.
8. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erythrocytnya; tetapi penambahan volume plasmanya yang disebabkan oleh hydraemania lebih menonjol hingga biasanya kadar Hb. turun.
Batas-batas fisiologis ialah:
- Hb. 10 gr%
- Erythrocyte 3,5 juta per mm3
- Leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jadi jumlah leucocyt naik secara fisiologis. Dalam kehamilan jumlah leucocyt yang lebih dari 12.000/mm3 baru menunjukkan akan adanya infeksi. Dalam persalinan dan nifas jumlah leucocyt yang masih fisiologis ialah sampai 15.000/ mm3.
- Jantung lebih berat bebannya dalam kehamilan disebabkan penambahan volume darah, perluasan daerah pengaliran, foetus yang membesar dan adanya placenta, lagi pula jantung terdorong ke atas hingga sumbunya berubah.
- Kegiatan paru-parupun bertambah karena selain untuk mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan janin akan O2. Walaupun diafragma terdesak ke atas ada kompensasi karena pelebaran dari rongga thorax hingga kapasitas paru-paru tak berubah. Tetapi karena tingginya diafragma ini wanita pada akhir kehamilan sering merasa sesak.
- Sekresi asam garam (HCI) dan gerakan lambung berkurang, hal tersebut mungkin menyebabkan muntah dan gembung dalam kehamilan. Juga tonus usus-usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.
- Kegiatan ginjal bertambah dan dalam nifas mungkin reduksi positip disebabkan oleh adanya lactose ialah gula air susu; walaupun begitu kemungkinan diabetes selalu harus diperiksa.
- Ureter jelas melebar dalam kehamilan terutama yang kanan. Dilatasi ureter ini terutama disebabkan oleh pengaruh progesterone, walaupun mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang membesar. Dilatasi ini menimbulkan bendungan yang memudahkan terjadinya infeksi dari pyelum (pyelitis).
- Pada permulaan kehamilan juga pada bulan terakhir kapasitas kandung kencing berkurang. Pada hamil muda disebabkan karena desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh kepala yang turun ke dalam rongga panggul. Karena itu pada kehamilan muda dan pada akhir kehamilan, mungkin timbul gejala pollakisuri (beser kencing).
- Kelenjar buntu seperti gl. Thyreoidea, hypophyse lobus anterior dang l. suprarenalis menunjukkan hyperfungsi dan hypertrofi.
- Perimbangan mental labil, hingga menimbulkan ngidam dan perubahan kelakuan.