PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Pada dasarnya pendidikan adalah laksana eksperimen yang tidak pernah selesai sampai kapan pun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini. Dikatakan demikian, karena pendidikan merupakan bagian dari kebudayaan dan peradaban manusia yang terus berkembang. Hal ini sejalan dengan pembawaan manusia yang memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya.
I.2 Rumusan Masalah
- Bagaimana tujuan dalam pendidikan?
- Bagaimana pembagian tujuan dalam pendidikan?
I.3 Tujuan Penulisan
- Memgetahui tujuan dalam pendidikan.
- Mengetahui macam-macam tujuan dalam pendidikan.
I.4 Metode Penulisan
Metode penulisan yang kami pakai dalam penyelesaian makalah ini adalah studi pustaka.
BAB II
TUJUAN DALAM PENDIDIKAN
II. 1. Pengertian Tujuan
Tujuan adalah batas cita-cita yang diinginkan dalam satu usaha. Semua usaha mempunyai dan diikat oleh tujuan tertentu, termasuk usaha pendidikan. Sebab tanpa adanya tujuan tersebut maka usaha itu tidaklah ada artinya apa-apa. Tujuan yang ingin dicapai dalam satu usaha perlu dikonkritkan lebih dahulu sebelum usaha dimulai, sebab tujuan mempunyai fungsi yang tertentu terhadap satu usaha.
II. 2 Macam-Macam Fungsi Tujuan
Dalam hal tujuan D. Marimba dalam bukunya “Pengantar Filsafat Pendidikan Islam” membagi fungsi tujuan kedalam empat (4) fungsi:
1. Fungsi pertama yaitu: Mengakhiri usaha.
2. Fungsi kedua yaitu: Mengarahkan sesuatu.
3. Fungsi ketiga yaitu: Merupakan titik pangkal untuk mencapai tujuan-tujuan lain, baik merupakan tujuan-tujuan baru maupun tujuan-tujuan lanjutan dari tujuan yang pertama.
4. Fungsi keempat yaitu: Memberi nilai (sifat) pada usaha itu.
Menurut Sikun Pribadi dikatakan antara lain bahwa Psycho-hygiene dan tanggung jawab sebagai tujuan umum Pendidikan. Soal tujuan pendidikan merupakan masalah inti di dalam pendidikan karena menentukan segala usaha yang akan dijalankan terhadap diri anak didik. Tanpa perumusan tujuan pendidikan dengan jelas maka seakan-akan belajar ke arah sesat.
Perumusan tujuan pendidikan sebenarnya pati sari daripada seluruh renungan paedagogis. Di dalam perumusan tujuan pendidikan telah tersimpul baik eksplisit maupun inplisit, pandangan hidup, dan filsafat pendidikan. Tujuan umum pendidikan adalah pedoman umum bagi pendidik untuk menentukan tujuan-tujuan khusus yang sifatnya sementara. Tujuan khusus ini misalnya : Pendidikan Intelektual, Pendidikan Emosional, Pendidikan Jasmani, dan sebagainya. Tujuan khusus yang telah tercapai sebagian atau seluruhnya merupakan alat untuk mencapai tujuan-tujuan lain yang semuanya sebagai keseluruhan menuju ke tujuan umum sifatnya teoritis dan filosofis.
Untuk mencapai tujuan umum pendidikan, maka tujuan pendidikan pada suatu tahap hendaklah disesuaikan dengan tingkatan perkembangan jiwa anak sehingga dengan mudah anak menguasai dan melakukan isi cita pendidikan tersebut. Tujuan pendidikan pada satu tahap dapat dirumuskan sejak Taman Kanak-Kanak (Nusery Education), Taman Kanak-kanak II (Infant – Education), Sekolah Rakyat (Elementary Education), Sekolah Menengah (Secondary Education), Perguruan Tinggi, Pendidikan Dewasa (Adult Education), dan College serta kursus.
II. 3. Macam-Macam Tujuan Dalam Pendidikan
Ada enam (6) macam pendidikan (Langeveld) :
1. Tujuan Umum, (akhir, lengkap, total).
2. Tujuan Khusus.
3. Tujuan Insidentil (seketika).
4. Tujuan Sementara.
5. Tujuan tidak lengkap.
6. Tujuan Intermediair (perantara).
ad. 1. Tujuan Umum
Tujuan umum dapat dikatakan Tujuan Akhir, sebab merupakan akhir dari usaha pendidikan, tujuan lengkap, sebab dengan tercapainya tujuan, maka berarti lengkaplah usaha pendidikan tersebut, dan dikatakan tujuan total, sebab merupakan arah untuk melaksanakan dengan segala daya dan kemampuan yang ada.
Tujuan umum berhubungan rapat dengan pandangan hidup manusia terutama pandangan hidup si pendidik yaitu pandangan hidup yang dipilihnya. Namun demikian dalam prakteknya juga sedikit banyak dipengaruhi oleh kemungkinan-kemungkinan yang ada pada anak didik dan linkungan di mana anak itu hidup.
ad. 2. Tujuan Khusus
Tujuan umum yang akan dicapai dalam setiap usaha pendidikan sebenarnya telah digariskan sejak semula pendidikan itu dilakukan. Tetapi kemungkinan-kemungkinan yang ada didalam paktek penghidupan dan praktek pendidikan sehari-hari oleh si pendidik terhadap anak didik secara perorangan dihadapkan kepada beberapa masalah, misalnya : keadaan, waktu dan tempat. Oleh sebab itu adanya pengkhususan tergantung kepada hal-hal sebagai berikut :
a. Watak dan pembawaan, umur dan jenis kelamin anak.
b. Kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam keluarga dan lingkungan anak didik.
c. Suasana kemasyarakatan bagi anak didik yang berkepentingan.
d. Kemungkinan dari si pendidik sendiri.
e. Tiap lembaga atau badan pendidikan.
f. Tugas bangsa sebagai rangkaian perkembangan umat manusia pada dewasa ini mempengaruhi juga terhadap praktek pendidikan.
ad. 3. Tujuan Insidentil
Yaitu tujuan pada suatu ketika perlu dicapai, di mana tujuan insidentil ini sebenarnya tidak menyimpang dari tujuan umum, atau sekurang-kurangnya tidak menentang tujuan umum justru sedapat-dapatnya harus membantu. Ditinjau dari keseluruhan usaha pendidikan, biasanya tujuan insidentil dapat menimbulkan hambatan yang besar atau menimbulkan dorongan yang besar dalam mencapai hasil pendidikan, misalnya anak sebelum tidur disuruh mencuci kaki dan tangannya.
Tujuan insidentil (kebetulan) dapat berupa : perintah, nasehat, anjuran, suruhan, peringatan, larangan, dan sebagainya yang perlu dilakukan pada waktu itu.
ad. 4. Tujuan Sementara
Tujuan sementara adalah tujuan yang perlu dicapai pada atau tahap tertentu, untuk selanjutnya menjadi titik tolak di dalam mencapai tujuan-tujuan selanjutnya sampai tercapainya tujuan umum pendidikan, yaitu Kedewasaan. Tujuan sementara erat hubungannya dengan babak-babak pertumbuhan si anak didik, di mana pada babak-babak pertumbuhan tertentu dapatlah ditentukan tujuan pendidikan setingkat demi setingkat sampai mencapai kedewasaannya.
ad. 5. Tujuan Tidak Lengkap
Tujuan yang hanya mengenai sebahagian dari keseluruhan tujuan kepribadian seseorang, misalnya : Mengarah hanya mengenai aspek-aspek tertentu saja, tentang kerokhanian anak didik, atau hanya salah satu di antara semua lapangan hidup. Sebagai contoh umpama diarahkan kepada kesenian, kesosialan, kejasmanian, dan lain-lain.
Tujuan tak lengkap tetap dalam ketidak lengkapannya, jadi bukan tujuan umum, sebab kalau tujuan tak lengkap dianggap tujuan umum, maka akibatnya pendidikan pribadi sebagai keseluruhan, hanya dapat dicapai sebagian bidang lapangan atau sebagian nilai hidup saja yang mengakibatkan kurang ada keimbangan dalam pribadi seseorang sebagai satu keseluruhan.
ad. 6. Tujuan Intermediair (perantara)
Di dalam mencapai tujuan umum, ada beberapa macam tujuan yang perlu dilalui, sebab tujuan ini biasanya sulit untuk dicapai sekaligus. Oleh sebab itu perlu adanya batu loncatan untuk mencapai tujuan umum tersebut yang dikatakan tujuan sementara. Misalnya : Kecakapan membaca dan menulis melalui beberapa tempat pemberhentian (stasiun), mula-mula menurut garis-garis, coretan-coretan, lingkaran, huruf kecil, huruf besar, angka, dan seterusnya atau kalau membaca mula-mula menyuarakan huruf-huruf, kata, kalimat dan seterusnya. Jadi tujuan intermediair itu mengenai tehnik, menulis, membaca, bertukang, berkebun dan sebagainya.
Dengan adanya bermacam-macam tujuan sebagaimana tersebut di atas, maka seorang pendidik seharusnya memberikan garis yang jelas tentang tujuan yang akan dicapainya dalam suatu ketika, atau dalam satu tahapan tertentu sehingga tujuan-tujuan yang ada sebelum mencapai tujuan umum merupakan pendorong atau pembantu untuk secepat-cepatnya sampai kepada tujuan umum yaitu kedewasaan rokhani dan jasmani.
Di samping itu pula bahwa dalam masalah tujuan pendidikan ada beberapa macam pendapat dalam berbagai sistem pendidikan, di dalam Sejarah Pendidikan, sebagaimana terdapat di dalam buku Pengantar Ilmu Pendidikan (Dra. Ny. Soetari Imam Barnadib) antara lain :
1. Socrates : Seorang tokoh besar dan pelopor pencari kebenaran, merumuskan secara sistematis, bahwa tugas manusia dalam hidupnya dalam dictum : “ Kenalilah diri pribadimu.” Berpedoman kepada dictum itu, ia berusaha terus mencari hakekat dirinya. Ia menganjurkan supaya orang dapat hidup dengan jiwa yang sehat, susila, dan bahagia.
2. Plato : Murid Socrates dalam kitabnya “ Republik” berpendapat bahwa : Tujuan pendidikan ialah mencapai keahlian di dalam negara dengan Pimpinan seorang raja yang bijaksana.
3. Kaum Agama : Berpendapat pada umumnya untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
4. Kohnstamm : Bahwa tujuan pendidikan ialah : menolong manusia yang sedang berkembang supaya ia dapat memperoleh perdamaian bathin yang sedalam-dalamnya, tanpa mengganggu atau menjadi beban orang lain.
5. Paul Haberlin : Berpendapat bahwa : ia di atas kehidupan manusia itu ada norma-norma yang nilainya mutlak, yang harus dipatuhi oleh setiap orang. Siapa yang mematuhi norma-norma mutlak itu disebut orang yang mengenal kewajibannya, mengenal tugas hidupnya. Maka tujuan pendidikan : Kecakapan bathin yang dididik supaya dapt memnuhi kewajibannya, tugas hidupnya, dan tujuan hidupnya. Menurut dia tujuan pendidikan yang formal itu mutlak tak dapat ditawar-tawar lagi, obyektif dari kepentingan-kepentingan subyektif.
6. John Dewey : Berpendapat bahwa tujuan umum pendidikan dalam kenyataannya tidak ada, hidup itu suatu proses yang selalu berubah, dan tidak ada sesuatu yang tetap dan abadi. Adapun pendidikan suatu usaha manusia dalam membantu proses hidup tersebut. Tiap-tiap tujuan adalah usaha atau alat untuk mencapapai tujuan lain yang lebih tinggi.
7. Langeveld : Berkeyakinan bahwa satu-satunya tujuan pendidikan tak lain dan tidak bukan mencapai kedewasaan bagi anak didik. Kedewasaan adalah aktifitet pendidikan yang terakhir.
8. Crow & Crow : Cita-cita pendidikan yang baik dan sehat ialah mendorong anak didik untuk berpikir secara efektif, jernih dan obyektif di dalam suasana pendidikan yang bagaimanapun.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Tujuan dalam pendidikan adalah merupakan suatu masalah yang sangat fundamental dalam pelaksanaan pendidikan. Oleh karena itu tujuan pendidikan itu akan membutuhkan kearah mana anak didik itu akan di bawa.
DAFTAR PUSTAKA
Anshari, Hafi. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional, 1983.
Indrakusuma, Amir Daien. Pengantar Ilmu Pendidikan. Surabaya : Usaha Nasional, 1973.
Drs. Abu Ahmadi dan Dra. Nur Unbiyati. Ilmu Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2003.
Zain, Emma. Rangkuman Ilmu. Jakarta : Mutiara Sumber Widya Penabur Benih Kecerdasan, 1997.