Kedudukan dan Peran Kegiatan Perkantoran dalam Organisasi


Sebagaimana telah telah dijelaskan dalam subbab B di atas, bahwa dua aspek dari administrasi yautu organisasi dan manajemen tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Untuk mengetahui kedudukan dan peran “kegiatan perkantoran” dalam organisasi, perlu lebih dahulu diketahui tentang organisasi.
Berbagai macam rumusan pengertian yang diberikan tentang organisasi, antara lain bisa disebutkan organisasi adalah setiap bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan dan terkait secara formal dalam suatu susunan hierarkhis.
Dari rumusan mengenai pengertian organisasi tersebut di atas berarti apabila dilihat unsur-unsurnya organisasi mengandung unsur-unsur:

1.  Kelompk orang;
2.  Kerjasama;
3.  Tujuan;
4.  Keterkaitan formal;
5.  Susunan hierarkhi.

Organisasi apa pun dapat ditinjau sedikitnya dari dua sudut, yaitu
(1) sebagai kelompok orang yang bekerjasama, dan
(2) sebagai wadah dari kerjasama tersebut. Sebagai kelompok orang yang bekerjasama sifatnya dinamis, sedangkan sebagai wadah sifatnya relatif statis.



1. Tugas Pokok dan Tugas Penunjang dalam Organisasi.

Salah satu unsur organisasi adalah tujuan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, organisasi melakukan tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan. Tugas-tugas dapat dikelompokkan dalam dua kelompok besar, yaitu tugas dan kegiatan pokok dan tugas atau kegiatan penunjang. Kegiatan pokok atau sering disebut kegiatan substantif adalah kegiatan-kegiatan yang secara langsung mengenai tujuan organisasi. Oleh karena tugas atau kegiatan pokok ini secara langsung mengenai tujuan organisasi, maka tugas pokok organisasi yang satu akan berbeda dengan tugas pokok organisasi yang lain. Sebagai contoh, tugas pokok suatu Rumah Sakit Umum Daerah lain dengan tugas pokok Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan (DLLAJ), Tugas pokok DLLAJ) akan lain dengan tugas pokok Dinas Parawisata. Sama-sama departemen tetapi tentu tugas pokok Departemen Perindustrian dan Perdagangan lain dengan tugas pokok Departemen Dalam Negeri, dan seterusnya.

Tugas pokok berbeda-beda antara organisasi yang satu dengan organisasi yang lain, tergantung untuk tujuan apa semula organisasi itu didirikan. Akan tetapi tugas-tugas penunjang, untuk setiap organisasi dengan tujuan dan tugas pokok apa pun, dapat dikatakan sama. Yang dimaksud dengan tugas penunjang adalah tugas-tugas yang bersifat membantu, melayani, memudakan dan melancarkan tugas pokok dan tugas-tugaspimpinan.

Tugas-tugas atau kegiatan-kegiatan penunjang ini meliputi kegiatan-kegiatan seperti penanganan kepegawaian, keuangan, material, data/informasi, dan tergantung dari kebutuhan bisa bertambah terus. Kegiatan-kegiatan lainnya yang bisa dimasukkan dalam kegiatan penunjang misalnya dalam suatu Departemen antara lain perencanaan, hubungan masyarakat, penanganan masalah-masalah hukum.

2   Kegiatan Perkantoran sebagai Kegiatan Penunjang.

Salah satu dari kegiatan penunjang seperti telah disebutkan dalam butir satu di atas adalah kegiatan penanganan data/informasi. Kegiatan penanganan data/informasi itulah yang disebut kegiatan perkantoran sebagaimana telah dijelaskan pada sub A dan sub B di atas. Dengan demikian jelas bahwa kedudukan kegiatan perkantoran dalam organisasi adalah termasuk dalam kegiatan penunjang atau sering disebut juga sebagai kegiatan FASILITATIF. Dengan perkataan lain , dalam suatu organisasi kegiatan perkantoran bukanlah tugas pokok. Penyebutan tugas pokok dan tugas penunjang tidak ada hubungannya dengan penting dan tidak penting, karena kedua tugas tersebut pentingnya sama. Tugas pokok tidak alan dapat berjalan dengan baik tanpa kegiatan penunjang yang membantu, melayani, memudahkan dan melancarkan. Penyebutan tugas penunjang juga tergantung dari mana melihatnya. Mengenai hal ini  dapat diterangkan sebagai berikut:
a)   Pemilihan tugas pokok dan tugas penunjang merupakan konsep yang umum dipakai oleh organisasi-organisasi baik di lingkungan administrasi publik maupun oleh organisasi-organisasi baik di lingkungan administrasi publik maupun di di lingkungan administrasi privat atau niaga.

b)   Dalam organisasi terutama di lingkungan administrasi publik, kegiatan-kegiatan penunjang dilakukan oleh suatu unit organisasi atau kelembagaan yang biasanya disebut sekretariat. Sekretariat menangani seluruh atau sebagian kegiatan penunjang. Contoh: Sekretariat  Jendral Perserikatan Bangsa-Bangsa, Sekretariat Negara, Sekretariat Kabinet, Sekretariat Jenderal Departemen, Sekretariat Derektorat Jenderal, Sekretariat Lembaga Pemerintah Non Departemen, dan sebagainya.
c)   Dari contoh pada butir dua di atas.Sekretariat Jenderal suatu Departemen adalah pelaksana tugas-tugas penunjang bagi Departemen yang bersangkutan. Oleh karena itu Sekretariat Jenderal suatu Departemen minimal menangani kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian, keuangan, material atau perlengkapan, data/informasi, perencanaan, hukum, kehumasan, dalan lainnya yang dianggap perlu. Dengan singkat dikatakan bahwa kegiatan pokok dari sekretariat adalah melaksanakan kegiatan-kegiatan panjang bagi organisasi dan manajemen.

d)  Dengan penjelasan sebagaimana diuraikan pada butir c di atas, maka dilihat dari lingkup organisasi (contoh Departemen) penanganan data/informasi atau kegiatan perkantoran adalah sebagai tugas penunjang. Akan tetapi dilihat dari lingkup kesekretariatan (contoh Sekretariat Jenderal Departemen) kegiatan perkantoran adalah sebagai trugas pokok)
Dari penjelasan di atas mudah dapat dimengerti bahwa penyebutan tugas pokok atau tugas penunjang tergantung dari sisi mana melihatnya.

3. Peran Kegiatan Perkantoran.

Membahas tentang peran berarti membahas kaitan antara yang satu dengan yang lain. Membahas kegiatan perkantoran dalam organisasi berarti membahas kaitan antara kegiatan perkantoran dengan kegiatan-kegiatan lain dari kegiatan perkantoran. Kegiatan perkantoran sebagaimana telah diuraikan adalah menanganani data/informasi. Yang dimaksud vdengan penanganan di sini adalah kegiatan-kegiatan pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpanan dan pendistribusian atau penyampaian data/informasi.
Sulit dibayangkan kegiatan-kegiatan yang berjalan tanpa data/informasi, karena setiap kegiatan pasti menumbuhkan data/informasi sebagai salah satu masukan (input) di samping masukan yang lain seperti bahan dan energi. Hasil dari setiap kegiatan pun di samping jasa atau barang termasuk yang dihasilkan juga adalah data/informasi. Dengan demikian kegiatan perkantoran yang kegiatan utamanya adalah menangani data/informasi menyusup ke dalam semua kegiatan dalam organisasi, baik pada tugas substansi organisasi organisasi maupun tugas-tugas fasilitatif lainnya. Dalam kaitannya dengan kegiatan-kegiatan pimpinan, kegiatan perkantoran pun sangat penting dalam menunjang penyelenggaraan fungsi dan peran pimpinan pada setiap tingkat. Setiap pimpinan atau manajer mempunyai fungsi dan peran yang untuk penyelenggaraannya tidak mungkin lepas dari kebutuhan data/informasi.

a)   Kegiatan Perkantoran dan Fungsi-Fungsi Pimpinan

       Sudah banyakdibahas dalam berbagai forum dan kepustakaan lain bahwa setiap pimpinan atau manajer mempunyai fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengarahan, pengawasan dan pengendalian. Semua tingkatan manajer mempunyai fungsi-fungsi tersebut. Memang volume dan intensitasnya untuk masing-masing tingkatan tidak sama, tetapi untuk keperluan merencanakan, mengorganisasikan, menggerakkan dan mengarahkan, serta mengawasi dan mengendalikan semuanya pasti membutuhkan data/informasi. Besarnya persentase untuk masing-masing fungsi pada masing-masing tingkat manajer, yaitu Manajer Teras (Manajer Puncak), Manajer Madya (Manajer Menengah) dan Manajer Garis Depan (Manajer Bawah) dikemukakan oleh Mintzberg sebagai berikut:
Control 10 %

Kontrol 10%

Kontrol 20 %
Mengarahkan 35%

Mengarahkan 50%

Mengarahkan 60%
Mangorganisasikan 20 %

Mengorganisasikan 25%

Mengorganisasikan 10%
Merencanakan 35 %

Merencanakan 15 %

Merencanakan 10 %

Untuk penyelenggaraan fungsi-fungsi tersebut perlu penanganan data/informasi yang kegiatan-kegiatannya berupa pengumpulan, pencatatan, pengolahan, penyimpaian dan pendistribusian atau penyampaian data/informasi.

b. Kegiatan Perkantoran dan Peran Pimpinan.

Di samping mempunyai fungsi-fungsi setiap pemimpin pada setiap tingkatan secara pragmatis mempunyai peran-peran interperonal, peranan informasional dan peran desisional.

1)   Peran Interpersonal.

Pimpinan pada setiap tingkatan selalu melakukan hubungan-hubungan antar pribadi baik dengan atasan, dengan bawahan, dengan pimpinan-pimpinan lain yang seingkat atau relatif setingkat, baik di dalam organisasi sendiri maupun dengan pejabat-pejabat pimpinan lain di luar organisasinya. Dalam penyelenggaraan peran interpersonal pimpinan harus bertindak sebagai pigur atau tokoh utama dalam lingkup organisasinya. Pimpinan juga harus bisa bertindak sebagai pimpinan bagi “anak buahnya”. Di samping itru pimpinan juga harus bertindak sebagai penghubung bagi kepentingan unit atau organisasinya. Sangat sulit melakukan peran interpersonal ini tanpa bantuan kegiatan perkantoran.

2)   Peran Informasional.

Pimpinan pada setiap tingkat selalu melakukan peran informasional. Dalam melakukan peranan ini pimpinan harus bertindak sebagai monitor, sebagai penyebar informasi dan sebagai “juru bicara” atau bertindak sebagai “petugas hubungan masyarakat” yang positif bagi organisasi dan unitnya.
Tanpa bantuan penanganan data/informasi kiranya mustahil peran informasional ini bisa berjalan dengan baik.

3)    Peran Desisional.

Pimpinan pada setiap tingkat juga selalu melakukan peran desisional atau peran pengambilan keputusan. Dalam menyelenggarakan peran desisional ini pimpinan harus dapat bertindak sebagai penyelesai persoalan, sebagai penentu, pengatur sumber daya yang diperlukan organisasi atau unitnya. Dalam melakukan peran desisional ini pimpinan juga bertindak sebagai negosiator dalam pembicaraan-pembicaraan yang perlu dilakukan. Tindakan-tindakan yang harus dilakukan oleh pimpinan seperti tersebut di atas menuntut pimpinan harus dapat mengambil keputusan yang tepat. Keputusan yang tepat memerlukan informasi yang tepat pula. Informasi yang tepat hanya dapat dihasilkan oleh kegiatan perkantoran yang tepat pula.

c.   Kegiatan  Perkantoran dan Kecakapan Pimpinan.

Penerapan kecakapan pimpinan juga memerlukan dukungan kegiatan perkantoran. Sebagaimana diketahui setiap pimpinan atau manajer membutuhkan kecakapan-kecakapan interpersonal, kecakapan teknis dan kecakapan konseptual. Semakin tinggi tingkat atau posisi pimpinan dalam organisasi semakin lebih banyak membutuhkan kecakapan interpersonal dan kecakapan konseptual. Sedangkan semakin rendah tingkat atau posisi pimpinan semakin lebih banyak membutuhkan kecakapan teknis. Untuk dapat memperoleh dan mempertahankan, apa lagi untuk dapat mengembangkan kecakapan-kecakapan tersebut di atas, peran kegiatan perkantoran sangan dominan. Tentang kecakapan-kecakapan yang perlu dimiliki oleh masing-masing tingkat manajer dapat dilihat pada Gambar lustrasi berikut:

Posting Komentar

0 Komentar