Perlukah Kompetensi Seorang Calon Pemimpin

Kita ketahui bahwa setiap orang pasti jadi seorang pemimpin, baik pemimpin bagi dirinya sendiri, keluarganya, maupun orang lain.
Ada berbagai macam cara seseorang menjadi pemimpin terutama untuk pemimpin di luar dirinya sendiri seperti pemimpin  di sebuah lembaga atau perusahaan. Salah satunya adalah dengan pemilihan langsung atau pemilihan tidak langsung. Misalnya untuk pemilihan langsung seperti pemilihan calon presiden dan wakilnya, calon kepala daerah, dan lain sebagainya melalui lembaga pemilu. Untuk pemilihan tidak langsung misalnya melalui penunjukan langsung melalui senat, perwakilan dan lain-lain. Menurut pengamatan sementara penulis, pemilihan calon pemimpin yang tidak langsung lah yang paling banyak terjadi.
Kalau pemilihan langsung, calon pemimpin ditentukan berbagai macam persyaratan yang dibutuhkan untuk kandidat calon pemimpin menjadi yang terpilih. Sedangkan pemilihan tidak langsung sebaliknya.
Dalam penelitian psikologis, seorang calon pemimpin harus memiliki 5 kompetensi, sebagai berikut:
1. Tegas Membuat Keputusan.
2. Berintegritas Tinggi
3. Visioner
4. Gigih
5. Ahli negoisasi dan komunikasi
Dari kelima kompetensi di atas mungkin sudah terpenuhi untuk persyaratan sebagai seorang pemimpin, tetapi perlu diperhatikan sebagaimana dua macam pemilihan calon pemimpin, bahwa kelima kompetensi tersebut akan terlaksana kalau menggunakan pemilihan langsung sedangkan pemilihan tidak langsung tidak akan terjadi.
Selain itu, perlu juga kompetensi sebagai manajer untuk mengelola dan mengatur bawahannya dalam menjalankan sebuah organisasi. Karena selama ini kompetensi manajer ini kurang diperhatikan ketika memilih calon pemimpin yang akhirnya selalu menindas bawahannya untuk keuntungan dirinya sendiri, ketika pemimpin hidup serba berkecukupan kerja sesuai jam operasional, sedangkan bawahannya yang hanya sebagai karyawan kontrak mencari tambahan siang dan malam karena gajinya di bawah UMR dan habis untuk membayar cicilan rumah, biaya sekolah anak dan kebutuhan hidup lainnya. Yang lebih parah lagi ketika ketika pergantian pimpinan yang selalu diperlakukan tidak baik, mereka selalu dikumpulkan dengan embel-embel pendisiplinan dengan cacian dan makian seolah-olah semua tanggung jawab dibebankan kepada mereka. Padahal karyawan kontrak ini adalah barisan terdepan ketika semua pekerjaan yang sekarang ini memerlukan keahlian dan ketelatenan, seperti program-program kerja yang sekarang ini marak berbasis aplikasi internet yang mereka kerjakan siang dan malam dengan dibayar tambahan yang tidak sepadan.
Kalau kita mengacu kepada sabda nabi Muhammad Saw yang menyatakan di dalam haditsnya sebagai berikut:
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam berkasih sayang bagaikan satu tubuh, apabila satu anggota badan merintih kesakitan maka sekujur badan akan merasakan panas dan demam”. (HR. Muslim).
Dan ditambah keterangan di dalam Alquran Allah Swt:
"…Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterangan yang jelas, kemudian banyak di antara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas dalam berbuat kerusakan di muka bumi,” (QS Al-Maaidah: 32).
Dari keterangan Alquran dan hadits di atas, jelaslah bahwa semua orang adalah seorang pemimpin untuk dirinya maupun orang lain yang wajib ditunaikan amanahnya. Karena kalau kita tidak melaksanakannya sungguh akan menerima balasan dari Yang Maha Kuasa.

Posting Komentar

0 Komentar