Pengorganisasian adalah keseluruhan proses pengelompokan oarng-orang,
alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan wewenang sedimikian rupa sehinga
tercapainya suatu organosasi yang dapat digerakkan sebagai suatu kesatua dalam
rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan.
Pengorganisasian Pendidikan bisa dikatakan solid dan baik jika memiliki
sifat-sifat,mempunyai tujuan yang jelas dan realitas,tujuan ini dapat diterima
dan dipahami oleh setiap orang yang ada di dalam organisasi tersebut,kesatuan
arah,kesatuan perintah/komandu,struktur organisasi harus disusun sesederhana
mungkin,pola dasar organisasi harus relatif parmanen,penempatan orang harus
sesuai dengan keahliamnya,balas jasa yang diberikan kepada setiap orang harus
setimpal dengan jasa yang diberikan,adanya pembagian tugas,dan adanya
keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang.
Dalam menyusun organisasi, maka seseorang maneger harus memperhatikan
beberapa prinsif umum diantaranya adalah organisasi harus mempunyai tujuan yang
jelas dan kesamaan pendangan seluruh porsonel yang terlibat dalam organisasi,organisasi harus memiliki pimpinan
yang mampu mengarahkan para anggotanya serta mendelegasikan tugas, wewenang dan
tanggung jawab kepada mereka sesuai dengan bakat, pengetahuan dan kemampuan
mereka,dan organisasi memiliki struktur yang disusun sesuai dengan kebutuhan,
sehingga batasan wewenang pekerja anatara personel menjadi jelas.
Langkah-langkah pengorganisasianadalah meliputi, Mengidentifikasikan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, mengkaji kembali pekerjaan yang telah direncanakan dan
merincikan menjadi sejumlah tugas dan
menjabarkannya menjadi sejumlah kegiatan dan menentukan personal yang memiliki
kesanggupan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan kegiatan-kegiatan, memberikan
informasi yang jelas kepada seluruh personel tentang tugas dan kegiatan yang
harus dilaksanakannya, mengenai waktu dan tempatnya, serta hubungan kerja
dengan personal atau pihak lain yang terkait,dan mengupayakan sarana dan
prasarana serta dana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas tersebut..
Agar tujuan penyelengaran pendidikan yang Islami dapat tercapai secara
efektif, perlu dikembangkan model pengorganisasiannya, yang di dalamnya
terkandung berbagai pikiran sebagai berikut:Pertama,pengorganisasian
pendidikan yang islami harus membangun sebaik-baiknya partisipasi yang
kooperatif dengan masyarakat, khususnya orang tua murid.Kedua, pengorganisasian
pendidikan yang islami hendaknya tidak berorintasi kepada keuntungan material,
tetapi lebih kepada upaya tercapainya pemerataan, perluasan dan percepatan
peningkatan kualitas pendidikan.Ketiga, peranan pemimpin harus
sudah bergeser dari mengendalikan menjadi mengarahkan dan dari memberi maenjadi
memperdayakan (emprowing).Keempat,pengorganisasian
pendidikan yang islami harus mampu mengembangkan keterbukaan (transparency) dan
beratangung jawab (accountability).Kelima,pengorganisasian yang
Islami hendaknya berorintasi kepada peningkatan mutu pendidikan, peningkatan
kemandirian dan menghilangkan ketergantungan, mempertahankan kekhasan, dan
peningkatan kepekaan terhadap perubahan sosial.
Agar pengorganisasian pendidikan yang islami dapat terwujut, maka
maneger sebagai pimpinan organisasi harus memiliki sosok seseorang yang
berkepribadian muslim. Pribadi muslim yang dimaksud adalah pribadi yang
memiliki karakter,:Quwwatul Jismi(fisiknya kuat dan sehat), Mutsaqqaful
Fikir (fikiran cerdas),Salimul aqidah(akidahnya benar), Sahihul
ibadah(ibadahnya baik), dan Matinul khuluq (akhlaknya
mulia)
MODEL MOTIVASI (PENGGERAKAN) DALAM
PENDIDIKAN ISLAM
Penggerakan (motivating) dapat diartikan sebagai upaya pimimpin untuk
menggerakan (memotivasi) seseorang atau kelompok orang yang dipimpin degan
menumbuhkan dorongan atau motive dalam diri orang-orang yang dipimpin untuk
melakukan tugas atau kegiatan yang diberikan kepadanya sesuai dengan rencana
dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Dorongan ada didalam diri seseorang,
sedangkan upaya menggerakan (motivasi) sering dilakukan oleh pihak di luar
dirinya.
Jenis motivasi (penggerak) dapat dipandang dari segi dasar pembentukanya, sumbar dan
sifatnya.Dari segi dasar pembentukannya, motivasi dapat dibagi kedalam
dua jenis yaitu motivasi bawan sejak lahir dan motivasi yang dipelajari.
Dari segi sumbarnya, motivasi terdiri atas motivasi intrinsik dan motivasi
ekstrinsik. Dipandang dari sifatnya, motivasi mencangkup motivasi yang
memberi harapan,menyadarkan dan upaya paksaan.
Dalam pelaksanaannya jenis motivasi ini terdiri atas beberapa tahap
kegiatan yaitu menarik perhatian, menggugah hati, membangkitkan keinginan, menyakinkan,
dan menggerakan kegiatan.
Fungsi penggerakan adalah sebagai pendorong, penentu arah kegiatan, dan
penyeliksi kegiatan atau perbuatan pihak dimotivasi.
Tujuan penggerak (motivasi) mencangkup tujuan umum dan tujun khusus. Tujun
umum, berkaitan dengan upaya untuk mendorong dan menggerakkan pihak yang
dimotivasi dalam organisasi sehingga ia /mereka mau dan dapat melakukan tugas
dan kegiatan yang diberikan kepadanya dalam upaya melaksanakan rencana yang
telah ditetapkan. Tujuan khusus motivasi adalah tumbuhnya dorongan pada
diri seseorang /kelompok untuk melakukan tugas atau kegiatan dalam upaya
mencapai tujuan oranisasi dan bangkitnya kemauan, keinginan dan harapan pada
diri pihak yang dimotivasi sehingga dia atau mereka dapat melakukan kegiatan
sebagaimana dikehendaki oleh motivator.
Bagi umat Islam pendidikan adalah proses panjang (paling tidak ) 3
kegiatan hidup, yaitu proses ta’lim, tarbiyah dan ta’dib. Dari 3 macam proses
pendidikan tersebut menjadikan sosok manusia yang lebih idial, yakini manusia
yang menguasai IPTEK, mempunyai prikemanusiaan yang tajam dan perwawasan kemasyarakatannya
dengan tarbiyah, dan menjadikan manusia yang betul-betul tinggi adab sopan
santunnya.
Dalam konsep Islam, Rasulullah SAW mengajarkan, motivasi hidup berkaitan
dengan tahap hidup manusia. Secara garis besar kehidupan manusia terbagi atas 3
tahap, yaitu tahap Pra kehidupan dunia, tahap kehidupan dunia, dan tahap alam
pasca kehidupan dunia.
Menurut Abdul Mujib, Yusup Mudzakir (2001), dalam Al-Qur'an dan Hadits
dijelaskan beberapa motivasi kegiatan hidup manusia, tetapi motivasi diberikan
Allah SWT adalah tidak ada motivasi atau tendensi apapun dalam ibadah, hidup
dan mati ini kecuali semata-mata karena Allah, semata-mata iklas karena Allah
SWT untuk mencapai kebaikan dan kebahagian hidup di dunia dan akhirat serta
terhindar dari sikap api neraka, dan untuk mencapai keburuntungan akhirat.
A. Halim (2005) menjelaskan motivasi psikologis (sosial) yang dapat
dikembangkan dalam lembaga pendidikan Islam adalah motivasi kepemilikan,
motivasi berkompentensi dan motivasi kerja.
MODEL PENGAWASAN PENDIDIKAN YANG ISLAMI
Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan
oparasional guna menjamin bahwa kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Persyaratan pengawasan diantaranya adalah pengawasan membutuhkan perencanaan,
dan pengawasan membutuhkan struktur organisasi yang jelas. Dalam konteks ini,
implementasi nilai-nilai yang islami diwujutkan melalui tiga pilar pegawasan,
yaitu ketakwaan individu, kontrol masarakat dan penerapan (supremasi) atauran.
Dalam definisinya Mockler (1984) membagi pengawasan dalam 4 langkah
pengendalian manajemen yaitu, menetapkan setandar dan metode prestasi kerja,
melakukan pengukuran prestasi kerja, menetapkan apakah prestasi kerja sesuai
dengan standar dan mengambil tindakan korektif.
Peranaan yang dihadapi dari seseorang pengawas akedemik
sekurang-kurangnya meliputi,yaitu Pertama, sebagai mana sumber
bagi pendidik dalam merencanakan dan melaksanakan
tugas-tugasnya, serta dalam mendiagnosa keberhasilan , sehingga pendidik dapat
secara terus menurus meningkatkan kenirjanya. Kedua, sebagai
fasilitator dan bahkan pimbimbing yang membantu pedidik dalam mengatasi
hambatan yang dihadapi maupun dalam mengatasi kekurangan yang dialami, Ketiga,
sebagai motivator yang dengan berbagai cara selalu mengupayakan agar pendidik
mau berkerja lebih bersungguh-sungguh dan bersemangat, Keempat,
sebagai aparat pengendali mutu pelajaran (quality assurance auditor), Kelima,
sangatlah tepat jika seorang pengawas akademik adalah juga seorang “assesor”
bagi kepentoingan program akreditasi.
Pengawasan atau Ar Riqobah adalah salah satu fungsi dalam manajemen untuk menjamin agar pelaksanaan kerja
berjalan sesuai dengan standar yang
lebih ditetapkan dal perencanaan. Ar Riqobah atau proses control ini, merupakan
kewajiban yang terus menerus dilakuka, sangat memegang peranan di dalam
melakuka tugas-tugas yang dibagikan terhadap bagian-bagian tertentu, karena ia
merupakan pengecikan terhadap jalannya planing dalam organisasi, guna
membersikan dari hal-hal yang mengakibatkan
kegagalan dan akibat yang lebih buruk lagi.
Sesuai dengan fungsi dan tujuan pengawasan, maka seseorang
pengawas/supervisor pada hakikatnya berfungsi sebagai orang yang mengajak para
pendidik untuk lebih aktif dalam berbuat kebijakan, dalam hal ini khususan yang
berkenaan dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban memberikan pendidikan kepada
anak didik sebagai kader muslim dan kader bangsa dimasda akan dating.
Beberapa prinsip dalam pelaksanaan pengawasan pendidikan yang islami
yang meliputi, yaitu ilmiah, demokratis, konstruktif dan kreatif dan
kooperatif.