Penelitian Literatur (Landasan Teori, Metode dan Teknik Analisis)

Oleh: Dra. Hj. Lailatul Isnaniah, M.Pd.I.

PENDAHULUAN
        Penelitian sebagai aktivitas keilmuan dilakukan karena ada kegunaan yang ingin dicapai, baik untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia, maupun untuk mengembangkan ilmu pengetahuan. Kegunaan tersebut bisa dalam bentuk saran, rekomendasi dan lain-lain bagi kelompok individu atau lembaga yang diteliti (subjek penelitian). Disamping itu dikatakan bermanfaat dalam mengembangkan ilmu pengetahuan terutama jika penelitian menghasilkan atau menemukan konsep, teori atau metode baru, memodifikasi, membantah atau menguatkan pernyataan (asumsi) suatu teori.
               Salah satu bentuk penelitian yang akhir-akhir ini mulai kurang diminati oleh para sarjanawan adalah penelitian kepustakaan atau penelitian literatur. Yakni penelitian terhadap naskah-naskah yang menarik minat kajian peneliti (hipothesis ini muncul dari pengamatan perbandingan bentuk penelitian berupa thesis di PPS IAIN SU yang lebih banyak berupa penelitian lapangan). Sekilas memang mengherankan bagaimana studi kepustakaan kurang diminati dibanding penelitian lapangan, karena pada umumnya karya-karya studi pustaka jauh bertahan lama kevalidannya dibandingkan dengan penelitian lapangan. Hal ini dikarenakan kondisi masyarakat yang cepat berubah hingga kesimpulan-kesimpulan penelitian lapanganpun tidak valid lagi untuk dipegang.
        Sebagai contoh mari kita sebut judul “Kontribusi Supervisi Madrasah terhadap Budaya Kerja dan Kinerja Guru di MAN 3 Banjarmasin ”, apakah kajian ini bisa relevan hingga sepuluh tahun ke depan, dibandingkan dengan “Tugas Syaikh dalam Madrasah Pada Masa Ottoman: Analisa Terhadap Pemikiran Tajuddin as-Subki”. Akan tetapi memang ada kendala-kendala dalam melakukan studi pustaka yang sangat sulit dipecahkan, yakni terbatasnya sumber informasi berupa buku, dokumen, naskah dan sebagainya. Makalah ini akan menguraikan tentang studi kepustakaan.

PEMBAHASAN
1.    PENGERTIAN
Penelitian Kepustakaan atau Riset Kepustakaan meskipun bisa dikatakan mirip tapi sebenarnya berbeda dengan istilah studi kepustakaan di salah satu BAB (biasanya berada di BAB II) dalam laporan hasil penelitian (skripsi/tesis). Umumnya istilah Studi Kepustakaan digunakan dalam ragam istilah oleh sebagian ahli penelitian. Diantara istilah lain studi kepustakaan yang dikenal adalah kajian pustaka, tinjauan pustaka, kajian teoritis, landasan teori, telaah pustaka (literature review) dan tinjuan teoritis.
  Penelitian literature  merupakan jenis penelitian kualitatif yang pada umumnya tidak terjun ke lapangan dalam pencarian sumber datanya. Penelitian Kepustakaan merupakan metode yang digunakan dalam pencarian data, atau cara pengamatan (bentuk observasi) secara mendalam terhadap tema yang diteliti untuk menemukan ‘jawaban sementara’ dari masalah yang ditemukan di awal sebelum penelitian ditindaklanjuti. Dengan kata lain Penelitian kepustakaan merupakan metode dalam pencarian, mengumpulkan dan menganalisi sumber data untuk diolah dan disajikan dalam bentuk laporan Penelitian Kepustakaan
         Yang dimaksud penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan hanya berdasarkan atas karya tertulis, termasuk hasil penelitian baik yang telah maupun yang belum dipublikasikan. Contoh-contoh penelitian semacam ini adalah penelitian sejarah, penelitian pemikiran tokoh, penelitian (bedah) buku dan berbagai contoh lain penelitian yang berkait dengan kepustakaan.
Selanjutnya menurut M.Nazir dalam bukunya yang berjudul ‘Metode Penelitian’ mengemukakan bahwa yang dimaksud dengan
“Studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhadap buku-buku, literatur-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang dipecahkan.
       Selain bersumber dari teks bentuk cetak yang berupa tulisan atau catatan-catatan yang berupa huruf dan angka, penelusuran pustaka dapat juga melalui bentuk piringan optik,  melalui komputer atau data komputer.  Dengan kata lain penelitian kepustakaan bisa juga dalam bentuk digital. Dan bisa juga bersumber dari film (hasil rekaman), gambar, dokumen, dan arsip-arsip sejarah. Kesimpulan penelitian kepustakaan salah satunya dapat diperoleh dengan cara mengumpulkan data/informasi dari berbagai sumber pustaka kemudian diolah dan disajikan dengan cara baru untuk memperoleh kepentingan yang baru.
          Penelitian pustaka hendaknya dilakukan dimulai dari infromasi yang umum, baru kemudian diperoleh dari informasi yang lebih spesifik.  Penelitian kepustakaan sebaiknya menggunakan sumber  acuan pustaka yang menggunakan sumber primer, berasal dari hasil laporan penelitian ilmiah, seminar hasil penelitian, dan jurnal-jurnal penelitian.  Sumber atau referensi primer adalah referensi yang didapat langsung dari sumber aslinya, bukan pendapat dari sumber primer yang dikutip oleh orang lain dalam sebuah karya tulis. Sehingga akan nampak keontetikan hasil karya tulis tersebut, karena lebih dekat dengan ‘sesuatu’ yang akan diteliti tersebut, atau dengan kata lain mencari objek penelitian kajian pustaka dari sumber pertamanya atau tangan pertama yang belum mengalami pencampuran dari sumber ke dua atau tangan ke dua.

2.    LANDASAN TEORI PADA PENELITIAN LITERATUR
           Hampir semua penelitian memerlukan studi pustaka atau landasan teori. Walaupun orang sering membedakan antara riset kepustakaan dan riset lapangan, keduanya tetap memerlukan penelusuran pustaka. Perbedaan utamanya hanyalah terletak pada fungsi, tujuan  dan atau kedudukan studi pustaka dalam masing-masing riset tersebut. Dalam riset pustaka, penelusuran pustaka lebih daripada sekedar melayani fungsi-fungsi  persiapan kerangka penelitian, mempertajam metodelogi  atau memperdalam kajian teoretis. Riset pustaka dapat sekaligus memanfaatkan sumber perpustakaan untuk memperoleh data penelitiannya tanpa melakukan riset lapangan.
.          Ada empat ciri utama penelitian kepustakaan yang perlu diperhatikan oleh mahasiswa atau calon peneliti. Dan keempat ciri itu akan mempengaruhi sifat dan cara kerja penelitian. Yaitu :
1.    Peneliti berhadapan langsung dengan teks (nash) atau data angka dan bukan dengan pengetahuan langsung dari lapangan atau saksi mata berupa kejadian, orang atau benda-benda lainnya.
2.    Data pustaka bersifat ‘siap pakai’. Artinya peneliti tidak pergi ke mana-mana , kecuali hanya berhadapan langsung bahan sumber yang sudah tersedia di perpustakaan.
3.    Data perpustakaan umumnya adalah sumber sekunder, dalam arti bahwa peneliti memperoleh bahan dari tangan kedua dan bukan data orisinil dari tangan pertama di lapangan.
4.    Kondisi data pustaka tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Peneliti berhadapan dengan informasi statik, tetap. Artinya kapanpun ia datang dan pergi data tersebut tidak akan pernah berubah karena ia merupakan data “mati” yang tersimpan dalam rekaman tertulis (teks, angka, gambar, rekaman tape atau film).
        Permasalahan dalam Penelitian Kepustakaan biasanya dalam penelitian kepustakaan memiliki permasalahan teknis yang berkaitan dengan pencarian sumber data, pengumpulan data, dan dalam menganalisis data. Hal ini bisa terjadi karena terjadi kesenjangan jarak dan waktu antara peneliti dan sumber penelitian. Sehingga dalam pemilihan tema atau bahkan judul sering dijumpai kendala, misalnya tema tersebut sangat menarik diteliti sebagai penguat atau penolak teori yang sudah ada.
       Biasanya dalam mencari referensi yang sesuai dengan judul sangat sulit ditemukan. Dan dalam pencarian sumber data primer sangat sulit untuk mengaksesnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa membuat tema (judul) lebih mudah dari pada mencari sumber datanya, terutama sumber data primer. Karena dalam penelitian kualitatif bisa terjadi pergeseran bahkan berbeda total antara teori awal yang menjadi modal awal peneliti dengan temuan data. Sehingga judul/tema penelitian harus tunduk pada data yang ditemuikan.
       Peringatan berikut ini menyarankan apa yang seharusnya tidak dilakukan oleh peneliti pemula dalam membaca bahan kepustakaan :
1.    Terlalu terburu-buru membaca literature karena ingin cepat-cepat memulai penelitian secara definitive sehingga menghasilkan kerja asal jadi.
2.    Terlalu banyak mengandalkan bahan sumber tangan kedua dan sebaliknya mengabaikan sumber tangan pertama. Sebaiknya mengusahakan sebanyak mungkin bahan sumber tangan pertama atau sumber primer.
3.    Terlalu berkonsentrasi pada temuan penelitian dari bahan bacaan dan sebaliknya mengabaikan informasi berharga dalam bahan bacaan yang sama mengenai teori, metode dan sumber data yang digunakan.
4.    Mengabaikan bahan-bahan lain diluar bahan bacaan standar (buku utama) seperti surat kabar, majalah popular,  yang tak jarang memuat bahan-bahan informasi yang diperlukan.
5.    Gagal menetapkan secara tepat apa target atau butir (points) yang ingin diperoleh dari bahan bacaan, sehingga menyita lebih banyak waktu.
6.    Mencatat atau menyalin data secara keliru dan ceroboh, sehingga                     sulit untuk merujuk bahan secara akurat.
7.    Mencatat bahan bacaan terlalu banyak ke dalam kartu catatan.
         Ada tiga pedoman untuk pemilihan daftar pustaka yaitu: relevansi, kemutakhiran dan adekuasi. Yang dimaksud dengan relevansi adalah keterkaitan atau kegayutan yang erat dengan masalah penelitian. Kemutakhiran adalah sumber-sumber pustaka yang terbaru untuk menghindari teori-teori atau bahasan yang sudah kadaluwarsa. (Namun untuk penelitian histories, masih diperlukan sumber bacaan yang sudah “lama”). Sumber bacaan yang telah “lama” mungkin memuat teori-teori atau konsep-konsep yang sudah tidak berlaku karena kebenarannya telah dibantah oleh teori yang lebih baru atau hasil penelitian yang lebih mutakhir. Di samping sumber itu harus mutakhir, juga harus relevan bagi masalah yang sedang digarap. Jadi, hendaklah dipilih sumber¬sumber yang berkaitan langsung dengan masalah yang sedang diteliti, dan inilah yang dimaksud dengan adekuasi.
3.    TUJUAN PENELITIAN
        Penelitian Kepustakaan salah satunya bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan, seperti: buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya. Pada hakekatnya data yang diperoleh dengan penelitian perpustakaan dapat dijadikan landasan dasar dan alat utama bagi pelaksanaan penelitian lapangan. Dan penelitian ini dikatakan juga sebagai penelitian yang membahas data-data sekunder.
        Ditinjau dari ruang lingkupnya perbedaan penelitian lapangan dengan penelitian kepustakaan adalah penelitian kepustakaan lebih sedikit dari penelitian lapangan. Selain itu penelitian kepustakaan merupakan kajian literatur yaitu menelusuri penelitian yang terdahulu untuk dilanjutkan atau dikritisi sehingga penelitian tidak dimulai dari nol.
        Penelitian jenis ini salah satunya memuat beberapa gagasan atau teori yang saling berkaitan secara kukuh serta didukung oleh data-data dari sumber pustaka. Sumber pustaka sebagai bahan kajian dapat berupa jurnal penelitian ilmiah, disertasi, tesis, skripsi, laporan penelitian ilmiah, buku teks yang dapat dipertanggungjawabkan asal usulnya, makalah, laporan/kesimpulan seminar, catatan/rekaman diskusi ilmiah, tulisan-tulisan resmi terbitan pemerintah dan lembaga-lembaga lain. Beberapa data-data pustaka tersebut dibahas secara mendalam dan teliti, dalam rangka sebagai pendukung atau penentang gagasan atau teori awal untuk menghasilkan kesimpulan.
4.     Contoh Judul dan Permasalahan Penelitian Lteratur
A.    Contoh Judul Penelitian Literatur
 Berikut Contoh Judul Penelitian Literatur yang dibedakan judul Penelitian Kepustakaan ke dalam berbagai fokus penelitian; diantaranya adalah fokus ke dalam bidang pendidikan, pemikiran, bedah buku dan konstitusi, analisis (peran) tokoh, sejarah, dan studi kepustakaan konsep-konsep yang (akan atau ideal) untuk dijalankan di kehidupan masa depan. Berikut adalah contoh – contoh judul penelitian:
1). Pandangan Beragama dan Politik K.H. Hasyim As’ary (1871-1947)
2). Peranan Harun Nasution Dalam Pembaharuan Pendidikan Tinggi Islam  
     Di  Indonesia
3). Pembaharuan Pendidikan Islam Menurut Pemikiran Fazlur Rahman
4). Islamisasi Kurikulum dan Strategi Pengembangan Pendidikan Islam 
                Berdasarkan Pemikiran Hasan Langlunglung
           5). Kajian Wacana Islam Pembebas Oleh Cendikiawan Muslim Indonesia 
                Pada Masa Orde Baru
           6). Sejarah peran Pomdok Pesantren dan surau Dalam Pendidikan Masa Pra 
                 Kemerdekaan (1908-1945)
B.    Permasalahan Dalam Penelitian Literatur
        Biasanya dalam penelitian kepustakaan memiliki permasalahan teknis yang berkaitan dengan pencarian sumber data, pengumpulan data, dan dalam menganalisis data. Hal ini bisa terjadi karena terjadi kesenjangan jarak dan waktu antara peneliti dan sumber penelitian. Sehingga dalam pemilihan tema atau bahkan judul sering dijumpai kendala, misalnya tema tersebut sangat menarik diteliti sebagai penguat atau penolak teori yang sudah ada. 
Biasanya dalam mencari referensi yang sesuai dengan judul sangat sulit ditemukan. Dan dalam pencarian sumber data primer sangat sulit untuk mengaksesnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa membuat tema (judul) lebih mudah dari pada mencari sumber datanya, terutama sumber data primer. Karena dalam penelitian kualitatif bisa terjadi pergeseran bahkan berbeda total antara teori awal yang menjadi modal awal peneliti dengan temuan data. Sehingga judul/tema penelitian harus tunduk pada data yang ditemuikan.
Berikut beberapa kesalahan atau permasalahan yang mungkin dilakukan saat melakukan Telaah Pustaka:
1.     Terlalu rakus dalam mengumpulkan Pustaka
Terlalu fokus mencari dan menelusuri dapat menyebabkan  menyebabkan peneliti tidak mulai menulis laporan penilitian bahkan mungkin membuat fokus pada topik penelitian menjadi berubah. Langkah yang ideal adalah kumpulkan bahan pustaka, baca dan dilanjtukan dengan menelaahnya.
2.     Sumber Pustaka kurang terpercaya
 Biasanya sumber pustaka yang bisa dikatakan kurang ‘memuaskan’   adalah terutama bila menemukan sumber dari Internet atau buku/jurnal yang merupakan hasil terjemahan.  Seringkali sumber internet dapat diakses dalam waktu terbatas.  Karena itu, sangat penting mencatat tanggal saat mengakses pustaka tersebut.  Pada beberapa kasus, makalah/penelitian yang ditulis dan diterbitkan di internet tidak benar-benar dapat ditelusuri penanggungjawabnya. Langkah yang paling baik adalah menghubungi penulisnya (misalnya melalui e-mail).
3.    Minimnya wawasan tema yang diteliti
Minimnya wawasan dan keterbatasan peneliti dalam memaknai data bisa terjadi karena peneliti sangat minim dalam membaca literatur-literatur ilmiah, terutama yang berkaitan dengan tema penelitian. Minimnya wawasan membaca bisa menyebabkan terjadinya salah pemahaman (presepsi) dalam menganalisa sumber data penelitian. Misalnya peneliti ingin menggali peristiwa sejarah perkembangan peran pondok pesantren dan surau dalam dunia pendidikan pada masa pra kemerdekaan. Namun peneliti belum memahami runtutan sejarah mulai awal berdirinya pondok pesantren di indonesia sampai awal masa kemerdekaan. Sehingga ini akan menyebabkan hasil penelitian  yang miskin analisis.


4.    Sistematika pembahasan tidak tersistem dengan baik
Peneliti hanya mengumpulkan literatur-literatur yang sesuai dengan tema, kemudian menggabungkan menjadi satu. Tapi tanpa mengadakan analisa lebih lanjut mana sumber data otentik yang bisa untuk dikembangkan dan mana sumber data sekunder sebagai tambahan untuk dijadikan penjelas. Sehingga ini akan menyebabkan hasil penelitian yang semakin melebar (bias) dan bisa terjadi ketidak fokusan dalam membahas. Riset pustka bukanlah hanya sekedar urusan membaca kemudian mencatat literatur melainkan suatu metode yang terperinci dan teliti.

5.         LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN LITERATUR
a.    pemilihan permasalahan dan judul penelitian,
b.     menyusun pendahuluan (yang meliputi latar belakang penelitian atau alasan mengapa penelitian ini dilaksanakan,
c.    merumuskan problematika, tujuan dan hipotesis penelitian serta manfaat yang diperkirakan akan memperoleh dari kegiatan penelitian),
d.     metodologi penelitian
e.     pemilihan instrumen pengumpulan data dan pemilihan jenis teknik analisis data).
6.    VARIABEL DAN HIPOTESIS DALAM PENELITIAN LITERATUR

a.    Variabel Penelitian Literatur
Variabel merupakan unsur, aspek, dan bagian tertentu dari judul/tema/masalah penelitian. Dalam penelitian kepustakaan variabel bersifat tidak baku (kaku).
b.    Hipotesis dalam Penelitian Literatur
Perumusan hipotesis adalah salah satu komponen sangat penting dalam sebuah penelitian. Hipotesis menyatakan hubungan (tema/judul) apa yang digali atau ingin diteliti. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan fenomena-fenomena yang kompleks. Oleh karena itu hipostesis dalam penelitian Kepustakaan harus ada, sebelum pencarian pustaka (sumber data) dilakukan, untuk membuka asumsi awal agar peneliti mempunyai modal awal sebelum penelitian tindak lanjut.
7.    PENGUMPULAN DATA, ANALISIS DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN
a.    Pengumpulan Data Penelitian Literatur
Penelitian kualitatif dalam penggalian data harus secara mendalam (seakar-akarnya). Dalam melakukan pengumpulan data, peneliti harus tunduk  (disesuaikan) dengan jenis penilitian. Karena penelitian kepustakaan merupakan jenis penelitian kualitatif maka biasanya sumber data utamanya adalah manusia dan benda-benda empiris yang sesuai dengan tema penelitian. Untuk membantu dalam penelitian dengan riset kepustakaan atau bagaimana mencari referensi yang tepat adalah sebagai berikut :
1.    Miliki ide umum tentang topik penelitian
2.    Cari informasi pendukung.
3.    Pertegas fokus (perluas/persempit) dan organisasikan bahan bacaan
4.    Cari dan temukan bahan yang diperlukan.
5.    Reorganisasikan bahan dan membuat catatan penelitian (paling sentral)
6.    Review dan perkaya lagi bahan bacaan
7.    Reorganisasikan lagi bahan/catatan dan mulai menulis.
b.     Analisis Data Penelitian Literatur
        Penelitian Kualitatif merupakan jenis penelitian yang kaya dengan analisis data untuk memaknai sumber data yang telah ada, salah satunya menggunakan reduksi data kemudian melakukan penarikan kesimpulan dengan menggunakan logika, estetika, dan etika.
       Untuk menganalisis penelitian kepustakaan  nilai pustaka ditentukan oleh sifat kebaruan pustaka dan luasnya publikasi pustaka. Internet memungkinkan pencarian informasi berkait dengan topik menjadi sangat mudah. Informasi (data) tersedia dalam berbagai format, oleh karena itu dalam  memilih sumber pustaka harus teliti sesuai dengan tema penelitian.   Sumber pustaka disusun dari yang nilainya  paling tinggi adalah:
1.    Jurnal Ilmiah
2.     Makalah/Prosiding Konferensi/Seminar.
3.    Working Paper.
4.     Publikasi Pemerintah.
5.     Thesis dan Disertasi (tidak dipublikasikan).
6.     Buku Teks.
7.     Bahan Referensi: Ensiklopedia, Kamus.
c.    Penyusunan Laporan
 Dalam penyusunan laporan kualitatif harus sistematis atau runtut dalam ‘menceritakan’ (memaparkan) datanya begitu juga dengan penelitian kepustakaan, sehingga terjadi kesinambungan antara dari BAB pertama sampai BAB terakhir. Seperti halnya membuat novel, yang mana terjadi kesatuan integral cerita antara dari paragraf pertama hingga terakhir.

Kesimpulan
            Penelitian literatur  merupakan jenis penelitian kualitatif yang pada umumnya tidak terjun ke lapangan dalam pencarian sumber datanya. Penelitian Kepustakaan merupakan metode yang digunakan dalam pencarian data, atau cara pengamatan (bentuk observasi) secara mendalam terhadap tema yang diteliti untuk menemukan ‘jawaban sementara’ dari masalah yang ditemukan di awal sebelum penelitian ditindaklanjuti. Dengan kata lain Penelitian kepustakaan merupakan metode dalam pencarian, mengumpulkan dan menganalisis sumber data untuk diolah dan disajikan dalam bentuk laporan Penelitian Kepustakaan
                Penelitian Literatur  salah satunya bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan bermacam-macam material yang terdapat di ruangan perpustakaan, seperti: buku-buku, majalah, dokumen, catatan dan kisah-kisah sejarah dan lain-lainnya.

DAFTAR PUSTAKA
M. Nazir, Metodelogi Penetian, 1998,Hal. 111
Mestika Zed, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2008, hal. 4-5
Mestika Zad, Metode Penelitian Kepustakaan, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta 2008, hal. 44

Posting Komentar

0 Komentar