PENDAHULUAN
Dalam dunia psikologi umum, kita mengenal beberapa peristiwa-peristiwa jiwa, yaitu pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, perasaan, pikiran dan kemauan.
Proses mengorganisasi dan menginterpretasi data penginderaan sesuai dengan hasil-hasil pengamatan yang lampau disebut pengamatan. Suatu pengamatan dapat di anggap sebagai penginderaan yang berarti. Penginderaan mewakili identifikasi mental atau pengenalan terhadap benda, keadaan atau situasi yang berada dalam batas-batas satu rangsangan pengenderaan atau lebih.
Pengamatan bukan saja hanya mencakup pensensitifan syaraf-syaraf pengamatan akan tetapi juga proses-proses mental yang berhubungan dengan yang ada sekarang.
Banyak faktor-faktor dan syarat-syarat terjadinya pengamatan, serta macam-macam kesalahan dalam pengamatan, oleh karena itu untuk lebih jelasnya akan di bahas pada pembahasan berikutnya.
PEMBAHASAN
Dalam dunia psikologi umum, kita mengenal beberapa peristiwa-peristiwa jiwa yaitu: pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, perasaan, pikiran dan kemauan. Keaktifan jiwa yang akan dibahas dalam bab ini yaitu pengamatan.
A. Pengamatan
Kegiatan yang menggunakan alat-alat indera seperti perbuatan melihat, mendengar, mencium, mengecap dan meraba disebut mengamati bagaimana terjadi proses pengamatan pada umumnya? Bermacam-macam perangsang datang dari luar melalui alat indera. Di dalam alat indera, perangsang diubah menjadi perangsang sensoris (sensus-sensus alat indera) menuju ke pusat syaraf dalam otak. Di dalam otak, gambaran pengenderaan itu di olah dibagian pusat pengamat, maka terjadilah gambaran pengamatan. Gambaran pengamatan disimpan di dalam “lubuk” jiwa, jika diperlukan atau diingat kembali, ia dapat ditimbulkan kembali, hasilnya dinamakan gambaran ingatan.
Pengamatan adalah suatu peristiwa jiwa yang merupakan hasil daripada kegiatan indera kita.
Pengamatan sebagai suatu fungsi jiwa diartikan sebagai unit organisasi dan interpretasi kesan-kesan yang timbul yang merupakan hasil pekerjaan indera, sehingga individu menyadari kenyataan yang berada disekitarnya.
Menurut Wayan Ardana, dalam bukunya Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, mengatakan bahwa pengamatan adalah proses mengorganisasi dan menginterpretasi data pengenderaan sesuai dengan hasil-hasil pengamatan yang lampau.
Sepanjang hari kita selalu melakukan sesuatu dengan pertolongan alat indera kita, kita melihat, kita mendengar, kita mencium dan sebagainya. Semuanya ini kita sebut mengamati.
Dari penjelasan di atas jelaslah ada alat-alat indera yang kita gunakan untuk mengamati sesuatu. Alat-alat indera tersebut antara lain :
1. Indera penglihatan
2. Indera pendengar
3. Indera Pensiuman / pembau
4. Indera perasa atau pengecapan
5. Indera peraba
6. Indera keseimbangan
7. Indera perasa urat daging (kinestesi)
8. Indera perasa jasmaniah (organis).
B. Syarat-Syarat Terjadinya Pengamatan
Seperti kita ketahui pengamatan ialah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera, oleh karena itu agar terjadi suatu pengamatan harus melalui proses pengamatan melalui 3 (tiga) saat :
1. Saat alami (saat physis) : saat indera kita menerima perangsang dari alam luar.
2. Saat jasmaniah (saat psychis) : saat perangsang itu diteruskan oleh urat-urat syaraf sensorik ke otak.
3. Saat rohani ( saat psychis) : saat sampainya perangsang itu ke otak, kita menyadari perangsang itu dan bertindak.
Dengan demikian pengamatan kita tergantung kepada:
a. Faktor fisis: jenis dan kekuatan rangsangan.
b. Faktor fisiologis: cara bekerjanya alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu daripada otak (sensor yereas).
c. Faktor psikologis: kepribadian kita, perasaan kita, akal kita, fantasi kita, pandangan kita terhadap perangsang itu dan situasi tertentu dimana kita berada.
Adapun yang menjadi syarat-syarat terjadinya pengamatan ialah :
1. Adanya perhatian kita kepada perangsang itu.
2. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak, dan
4. Kita dapat menyadari perangsang itu.
Namun perlu kita sadari bahwa kualitas dan besar pengamatan kita berbeda pada setiap orang. Adapun faktor-faktor yang membantu menentukan besar dan kualitas pengamatan seorang individu meliputi:
a. Kesensitifan organ-organ indera.
b. Tingkah rangsangan yang diterima dari unsure-unsur situasi itu
c. Latihan dan pengalaman sebelumnya
d. Perhatiannya secara mendetail pada saat-saat itu
e. Besarnya proses integrasi
f. Energi yang dipergunakan dalam konsentrasi
g. Nada perasaan senang dan tidak senang yang menyertai pengalaman.
h. Latihan dalam mengamati sesuatu yang berarti.
C. Macam-Macam Kesalahan dalam Pengamatan
Tidak selamanya dalam suatu pengamatan, alat indera kita dapat bekerja dengan baik, sehingga kadang-kadang terdapat kekeliruan didalam pengamatan kita, sehingga seakan-akan kita tidak lagi mau percaya selamanya kepada indera kita. Bermacam-macam kesalahan yang sering diperbuat oleh alat indera kita, antara lain :
1. Osilasi: ialah peristiwa perubah-ubah sesuatu benda yang kita amati dengan indera penglihat. Kesalahan ini biasanya disebabkan:
a. Sikap dan cara kita mengamati
b. Perhatian kita yang juga berubah-ubah
2. Ilusi ialah peristiwa terjadinya kesadaran akan sesuatu yang berlainan dengan perangsang yang datang. Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh :
a. sesuatu yang tidak kita sadari lagi
b. perasaan kita pada saat perangsang datang
3. Ilusi optik ialah peristiwa kesalahan indera penglihat kita, tetapi kita tidak menyadari bagaimana keadaan benda itu yang sebenarnya.
Misalnya kita melihat dua buah gambar anak dan orang tua yang kedua gambar itu sama besarnya.
4. Halusinasi ialah peristiwa terjadinya kesadaran akan sesuatu yang sebenranya tidak ada apa-apa. Ini biasanya terjadi pada orang yang sedang:
a. sakit panas, atau
b. mabuk
4. Sinestesi (syneesthesie) ialah peristiwa adanya kesadaran akan sesuatu yang tidak melalui indera yang sebenarnya. Misalnya ada orang yang melihat warna apabila orang itu mendengarkan sesuatu, atau sebaliknya. Orang semacam itu disebut orang yang mempunyai : Audition colure.
5. Adaptasi adalah suatu peristiwa terjadinya penyesuaian antara kita dengan dunia luar. Misalnya orang yang baru datang dirumah atau di dalam pabrik yang menggunakan mesin-mesin banyak. Orang itu mula-mula merasa terganggu pendengarannya, tapi lama-lama biasa saja dan tidak merasa terganggu lagi.
Jadi perangsang itu tidak selalu diteruskan oleh urat syaraf sensoris ke otak, ini banyak diteruskan kesumsum tulang belakang, yaitu pada gerak refleksi.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan dan uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengamatan adalah suatu peristiwa jiwa yang merupakan hasil daripada kegiatan indera kita.
2. Syarat-syarat terjadinya pengamatan
a. Adanya perhatian kita kepada perangsang itu
b. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita
c. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak
d. Kita dapat menyadari perangsang itu.
2. Faktor-faktor yang menentukan besar dan kualitas pengamatan seorang individu meliputi :
a. Kesensitifan organ-organ indera
b. Tingkah rangsangan yang diterima dari unsur-unsur situasi itu
c. Latihan dan pengalaman sebelumnya
d. Perhatiannya secara mendetail pada saat-saat itu
e. Besarnya proses integrasi
f. Energi yang dipergunakan dalam konsentrasi
g. Nada perasaan senang dan tidak senang yang menyertai pengalaman
h. Latihan dalam mengamati sesuatu yang berarti
3. Macam-macam kesalahan dalam pengamatan
a. Osilasi
b. Ilusi
c. Ilusi optik
d. Halusinasi
e. Sinestesi
f. Adaptasi
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, Wayan, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, PT. Usaha Nasional, Surabaya, 1985.
F. Patte, Dkk, Pengantar Psikologi Umum, PT. Usaha Nasional, Surabaya, 1982.
Paisal, Sanafiah dan Mappiare, Andi, Dimensi-Dimensi Psikologi, PT Usaha Nasional.
Sujarto, Agus, Psikologi Umum, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1993.
Zulkipli L, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.
Dalam dunia psikologi umum, kita mengenal beberapa peristiwa-peristiwa jiwa, yaitu pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, perasaan, pikiran dan kemauan.
Proses mengorganisasi dan menginterpretasi data penginderaan sesuai dengan hasil-hasil pengamatan yang lampau disebut pengamatan. Suatu pengamatan dapat di anggap sebagai penginderaan yang berarti. Penginderaan mewakili identifikasi mental atau pengenalan terhadap benda, keadaan atau situasi yang berada dalam batas-batas satu rangsangan pengenderaan atau lebih.
Pengamatan bukan saja hanya mencakup pensensitifan syaraf-syaraf pengamatan akan tetapi juga proses-proses mental yang berhubungan dengan yang ada sekarang.
Banyak faktor-faktor dan syarat-syarat terjadinya pengamatan, serta macam-macam kesalahan dalam pengamatan, oleh karena itu untuk lebih jelasnya akan di bahas pada pembahasan berikutnya.
PEMBAHASAN
Dalam dunia psikologi umum, kita mengenal beberapa peristiwa-peristiwa jiwa yaitu: pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan, perasaan, pikiran dan kemauan. Keaktifan jiwa yang akan dibahas dalam bab ini yaitu pengamatan.
A. Pengamatan
Kegiatan yang menggunakan alat-alat indera seperti perbuatan melihat, mendengar, mencium, mengecap dan meraba disebut mengamati bagaimana terjadi proses pengamatan pada umumnya? Bermacam-macam perangsang datang dari luar melalui alat indera. Di dalam alat indera, perangsang diubah menjadi perangsang sensoris (sensus-sensus alat indera) menuju ke pusat syaraf dalam otak. Di dalam otak, gambaran pengenderaan itu di olah dibagian pusat pengamat, maka terjadilah gambaran pengamatan. Gambaran pengamatan disimpan di dalam “lubuk” jiwa, jika diperlukan atau diingat kembali, ia dapat ditimbulkan kembali, hasilnya dinamakan gambaran ingatan.
Pengamatan adalah suatu peristiwa jiwa yang merupakan hasil daripada kegiatan indera kita.
Pengamatan sebagai suatu fungsi jiwa diartikan sebagai unit organisasi dan interpretasi kesan-kesan yang timbul yang merupakan hasil pekerjaan indera, sehingga individu menyadari kenyataan yang berada disekitarnya.
Menurut Wayan Ardana, dalam bukunya Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, mengatakan bahwa pengamatan adalah proses mengorganisasi dan menginterpretasi data pengenderaan sesuai dengan hasil-hasil pengamatan yang lampau.
Sepanjang hari kita selalu melakukan sesuatu dengan pertolongan alat indera kita, kita melihat, kita mendengar, kita mencium dan sebagainya. Semuanya ini kita sebut mengamati.
Dari penjelasan di atas jelaslah ada alat-alat indera yang kita gunakan untuk mengamati sesuatu. Alat-alat indera tersebut antara lain :
1. Indera penglihatan
2. Indera pendengar
3. Indera Pensiuman / pembau
4. Indera perasa atau pengecapan
5. Indera peraba
6. Indera keseimbangan
7. Indera perasa urat daging (kinestesi)
8. Indera perasa jasmaniah (organis).
B. Syarat-Syarat Terjadinya Pengamatan
Seperti kita ketahui pengamatan ialah proses mengenal dunia luar dengan menggunakan indera, oleh karena itu agar terjadi suatu pengamatan harus melalui proses pengamatan melalui 3 (tiga) saat :
1. Saat alami (saat physis) : saat indera kita menerima perangsang dari alam luar.
2. Saat jasmaniah (saat psychis) : saat perangsang itu diteruskan oleh urat-urat syaraf sensorik ke otak.
3. Saat rohani ( saat psychis) : saat sampainya perangsang itu ke otak, kita menyadari perangsang itu dan bertindak.
Dengan demikian pengamatan kita tergantung kepada:
a. Faktor fisis: jenis dan kekuatan rangsangan.
b. Faktor fisiologis: cara bekerjanya alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu daripada otak (sensor yereas).
c. Faktor psikologis: kepribadian kita, perasaan kita, akal kita, fantasi kita, pandangan kita terhadap perangsang itu dan situasi tertentu dimana kita berada.
Adapun yang menjadi syarat-syarat terjadinya pengamatan ialah :
1. Adanya perhatian kita kepada perangsang itu.
2. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita.
3. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak, dan
4. Kita dapat menyadari perangsang itu.
Namun perlu kita sadari bahwa kualitas dan besar pengamatan kita berbeda pada setiap orang. Adapun faktor-faktor yang membantu menentukan besar dan kualitas pengamatan seorang individu meliputi:
a. Kesensitifan organ-organ indera.
b. Tingkah rangsangan yang diterima dari unsure-unsur situasi itu
c. Latihan dan pengalaman sebelumnya
d. Perhatiannya secara mendetail pada saat-saat itu
e. Besarnya proses integrasi
f. Energi yang dipergunakan dalam konsentrasi
g. Nada perasaan senang dan tidak senang yang menyertai pengalaman.
h. Latihan dalam mengamati sesuatu yang berarti.
C. Macam-Macam Kesalahan dalam Pengamatan
Tidak selamanya dalam suatu pengamatan, alat indera kita dapat bekerja dengan baik, sehingga kadang-kadang terdapat kekeliruan didalam pengamatan kita, sehingga seakan-akan kita tidak lagi mau percaya selamanya kepada indera kita. Bermacam-macam kesalahan yang sering diperbuat oleh alat indera kita, antara lain :
1. Osilasi: ialah peristiwa perubah-ubah sesuatu benda yang kita amati dengan indera penglihat. Kesalahan ini biasanya disebabkan:
a. Sikap dan cara kita mengamati
b. Perhatian kita yang juga berubah-ubah
2. Ilusi ialah peristiwa terjadinya kesadaran akan sesuatu yang berlainan dengan perangsang yang datang. Kesalahan ini biasanya disebabkan oleh :
a. sesuatu yang tidak kita sadari lagi
b. perasaan kita pada saat perangsang datang
3. Ilusi optik ialah peristiwa kesalahan indera penglihat kita, tetapi kita tidak menyadari bagaimana keadaan benda itu yang sebenarnya.
Misalnya kita melihat dua buah gambar anak dan orang tua yang kedua gambar itu sama besarnya.
4. Halusinasi ialah peristiwa terjadinya kesadaran akan sesuatu yang sebenranya tidak ada apa-apa. Ini biasanya terjadi pada orang yang sedang:
a. sakit panas, atau
b. mabuk
4. Sinestesi (syneesthesie) ialah peristiwa adanya kesadaran akan sesuatu yang tidak melalui indera yang sebenarnya. Misalnya ada orang yang melihat warna apabila orang itu mendengarkan sesuatu, atau sebaliknya. Orang semacam itu disebut orang yang mempunyai : Audition colure.
5. Adaptasi adalah suatu peristiwa terjadinya penyesuaian antara kita dengan dunia luar. Misalnya orang yang baru datang dirumah atau di dalam pabrik yang menggunakan mesin-mesin banyak. Orang itu mula-mula merasa terganggu pendengarannya, tapi lama-lama biasa saja dan tidak merasa terganggu lagi.
Jadi perangsang itu tidak selalu diteruskan oleh urat syaraf sensoris ke otak, ini banyak diteruskan kesumsum tulang belakang, yaitu pada gerak refleksi.
PENUTUP
Kesimpulan
Dari penjelasan dan uraian diatas dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengamatan adalah suatu peristiwa jiwa yang merupakan hasil daripada kegiatan indera kita.
2. Syarat-syarat terjadinya pengamatan
a. Adanya perhatian kita kepada perangsang itu
b. Ada perangsang yang mengenai alat indera kita
c. Urat syaraf sensoris harus dapat meneruskan perangsang itu ke otak
d. Kita dapat menyadari perangsang itu.
2. Faktor-faktor yang menentukan besar dan kualitas pengamatan seorang individu meliputi :
a. Kesensitifan organ-organ indera
b. Tingkah rangsangan yang diterima dari unsur-unsur situasi itu
c. Latihan dan pengalaman sebelumnya
d. Perhatiannya secara mendetail pada saat-saat itu
e. Besarnya proses integrasi
f. Energi yang dipergunakan dalam konsentrasi
g. Nada perasaan senang dan tidak senang yang menyertai pengalaman
h. Latihan dalam mengamati sesuatu yang berarti
3. Macam-macam kesalahan dalam pengamatan
a. Osilasi
b. Ilusi
c. Ilusi optik
d. Halusinasi
e. Sinestesi
f. Adaptasi
DAFTAR PUSTAKA
Ardhana, Wayan, Pokok-Pokok Ilmu Jiwa Umum, PT. Usaha Nasional, Surabaya, 1985.
F. Patte, Dkk, Pengantar Psikologi Umum, PT. Usaha Nasional, Surabaya, 1982.
Paisal, Sanafiah dan Mappiare, Andi, Dimensi-Dimensi Psikologi, PT Usaha Nasional.
Sujarto, Agus, Psikologi Umum, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1993.
Zulkipli L, Psikologi Perkembangan, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.
0 Komentar