FILSAFAT INDONESIA DAN CINA



PENDAHULUAN


Dalam bidang filsafat, terdapat berbagai aliran yang dipelopori oleh tokoh filsafat/ahli filsafat/filosof. Mereka mengambil suatu pemikiran yang kemudian dijadikan sebagai pokok pikiran dan pemecahan segala masalah dalam proses berpikir atau berfilsafat. Pemikiran tersebut kemudian berkembang menjadi suatu paham/aliran/isme ketika orang-orang mulai mempelajari dan mengikuti cara berpikir filosof tersebut karena banyaknya orang yang berpendapat sama atau setuju dengan cara berpikir tersebut, maka aliran itu semakin berkembang dan menjadi terkenal.

Pada makalah ini membahas tentang filsafat Indonesia dan Filsafat Cina yangakan dibahas secara lebih terperinci pada bab selanjutnya.


FILSAFAT INDONESIA DAN CINA


A. Filsafat Indonesia

Negara republik indonesia terdiri atas beribu-beribu pulau,bermacam-macam suku bangsa dan bahasa ,adat istiadat,budaya serta paham dan kepercayaan.hal ini menyebabkan timbulnya beraneka ragam filsafat sesuai dengan situasi dan kondisi lingkungan ekosistemnya.namun perlu diketahui bahwa diantara bermacam-macam suku etnis dan bahasa,budaya dan adat istiadat serta agama dan kepecayaan tersebut masing –masing kesamaan-kesamaanya dalam segi hakikatnya .kemudaian dari kesamaan-kesamaan itu dirumuskan menjadi filsafat bangsa indonesia yaitu filsafat pancasila.

1. Pengertian Filsafat Pancasila

Filsafat pancasila mengandung pengertian bagi adanya ilmu filsafat yang obyeknya pancasila. Pancasila dalam hal ini adalah:

Pancasila dasar negara indonesia yang rumusannya tercantum dialenia IV pembukaan UUD 1945,yaitu:

Ø Ketuhanan yang maha esa

Ø Kemanusiaan yang adil dan beradab

Ø Persatuan indonesia

Ø Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat dan kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan

Ø Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia

Pancasila yang merupakan asas kerohanian negara,ideologi negara,moralitas bangsa dan pandangan hidup bangsa.

Pancasila sebagai dasar negara merupakan konsep filsafat yang mencerminkan pandangan hidup bangsa indonesia yaitu bangsa kita yakni dan percaya kepada tuhan yang maha esa;dalam hal ini terbukti kita bertaqwa kepada nya.

Pada waktu bangsa indonesia sedang mempersiapkan kemerdekaan,dengan melalui sidang-sidang BPUPKI dan PPKI, pancasila itu dimaksudkan untuk:

a. Dijadikan dasar negara yang kekal dan abadi,filosofische grongslaag bagi negara indonesia merdeka.

b. Dijadikan pandangan hidup bangsa (weltah schauung) filsafat dan pandangan hidup bangsa indonesia.

c. Memberi pedoman dan arah kenegaraan serta kepribadian bangsa indonesia.

d. Menjadi pengatur, pengisi serta pengarah hubungan orang dan bangsa indonesia terhadap sesama manusia dan bangsa .trhadappemilihan materiil,terhadap alam semesta dan terhadap tuhan.

e. Menjadi mengarah /motivasi dari dalam yang mewujukan hidup kenegaraan bagi bangsa indonesia .filsafat pancasila mengandung penjelmaan kemanusiaan,kepribadian hidup ,musyawarah untuk mufakat serta arif lagi bijaksana.

Jadi dapat disimpulkan bahwa: filsafat pancasila adalah hasil bepikir yang dalam-dalamnya dari bangsa indonesia yang oleh suatu bangsa indonesia yang dianggap,dipercaya dan yakini sebagai suatu kenyataan,norma atau nilai yan paling benar, paling adil, bijaksana, baik, paling cocok dan sesuai bagi bangsa indonesia.

2. Tujuan / Manfaat Filsafat Pancasila

Filsafat pancasila jika disatukan denagan makna filsafat pada hakikatnya adalah suatu bentuk materi pelajaran yang ruang lingkupnya menekankan pada pendidikan nilai-nilai yang bertujuan untuk membentuk sikap positif manusia indonesia sesuai engan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila.

Tujuan mempelajari filsafat pancasila ialah:

a. Untuk membentuk kepribadian yang seimbang yaitu keseimbangan antara unsur-unsur kerohanian (ke-tuhanan dan kemanusiaan) denagan unsur-unsur keahlian intelektual.

b. Untuk membentuk manusia sosila yang berjiwa pancasila sejati yang taat dan taqwa kepada tuhan yang maha esa menjunjung keadilan ,memiliki kejujuran serta bertanggung jawab.

c. Untuk menumbuhkan wawasan berpikir integralistik menjunjung tinggi nilai filosofis dari pancasila serta mampu menerapkan metode ilmiah dalam mempelajari norma-norma /kaidah dan nilai-nilai yang digali dari pancasila.

Manfaat filsafat pancasila

Dengan mempelajari filsafat pancasila, baik itu sebagai pribadi,warga masyarakat maupun alat perlengkapan negara.filsafat pancasila tidak hanya menggunakan pendekatan objektif ilmiah engan mengkaji secara sinergik bidang-bidang pengetahuan filsafat ilmu, pendidikan nilai, sikap dan mental kepribadian.

Adapun manfaat mempelajari filsafat pancasila ialah:

a. Filsafat pancasila sangat membantu dalam melengkapi menyempurnakan, memperdalam pengetahuan dan pengertian kita terhadap pancasila sebagai dasar filsafat negara,pandangan hidup bangsa indonesia yang telah menjadi ideologi negara.

b. Filsafat pancasila bermanfaat bagi penentuan sikap, sebagai filter terhadap sistem dan aliran-aliran filsafat yang ada.

c. Pancasila sebagai pendidikan nilai adalah suatu yang bersifat abstrak,karena itu secara rlatif sulit memahaminya.

d. Bagi pengembangan akademik diperguruan tinggi yang kelak menghasilkan sarjana, filsafat pancasila sangat bermanfaat karena dengan cara berfikir secara filosofis (abstrak) maka akan mudah memperoleh pengertian yang terdalam tentang pancasila.

e. Dengan mengetahui filsafat pancasila sebagai dasar filsafat negara dalam membentuk manusia indonesia yang berkesadaran berbangsa dan bernegara yang tinggi ,berwawasan nasional serta membangkitkan kesadaran untuk mendahulukan kepentingan bangsa, tanah air dan negara serta membina semangat demokrasi pancasila yang menghargai hak-hak asasi sesama warga negara.

f. Dengan mengetahui filsafat pancasila , akan sangat membantu pengertian kita terhadap wawasan pancasila sebagai penekatan dalam memahami hakikat hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

3. Pancasila Sebagai Dasar Filsafat Negara

Jika dihubungkan antara pendapat aristoteles ( 382-322 B.C) tentang filsafat asal mula / sebab sesuatu dengan pancasila sebagai dasar filsafat negara , maka dapat diikuti uraian ini. Aristoteles mengatakan bahwa asal mula atau “ causa “( inggris) segala sesuatu itu memiliki empat hal yaitu :

a. Causa materialis , artinya asal mula sebab yang berupa bahan

b. Causa formalis , artinya asal mula /sebab yang berupa bentuk

c. Causa finalis , artinya asal mula / sebab yang berupa tujuan

d. Causa efisiansi, artinya asal mula / sebab akibat terjadinya hal yang baru

Kalau ke empat “causa“ atau asal mula / sebab dihubungkan dengan asal mula pancasila kemudian pancasila ditetapkan menjadi dasar filsafat negara , maka secara kronologis tampak bahwa.

a. Bangsa indonesia adalah sebagai asal mula yang berupa bahan (causa materialis)

b. Anggota BPUPKI yaitu : ir.soekarno / Drs.Moh.Hatta sebagai pembentuk negara , maka beliau adalah asal mula yang berupa bentuk atau bangunan (causa formalis).

c. Ketua dan beberapa anggota BPUPKI, disebut sebagai asal mula bentuk atau asal mula tujuan (causa finalis)

d. PPKI yang diketuai oleh ir.soekarno dan Drs.Moh.Hatta sebagai wakil ketua adalah sebagai asal mula / sebab yang berupa karya (causa efisiensi)atas kuasa pembentuk negara.

4. Landasan Filosofis Filsafat Pancasila

a. Filsafat pancasila selama ini lebih merupakan genetivus yakni pancasila sebagai objek materi,sedangkan objek formalnya yakni cabang-cabang filsafat..filsafat pancasila sebagai genetivus,subjektivus,adalah filsafat pancasila sebagai filsafat (subjek).empat hal pokok dari filsafat pancasila genetivus subjektivus yaitu:

- Onologi pancasila

Pancasila melihat “ada” bukanlah terlepas dari yang lain.

- Epistemologi pancasila

Konsep epismologi yang demikian dapat ditemukan beberapa sarana untuk memperoleh pengetahuan yaitu:

o Rasio

o Indra

o Intuisi , rasa feeling

o Kursa , ( mengharapkan kebaikan , nilai kesusilaan )

- Aksiologi pancasila

Persoalan nilai dalam filsafat pancasila tidak hanya bersifat objektif saja tetapi juga kerohanian

- Antropologo pancasila

Pancasila berpandangan bahwa manusia bersifat monopluralis yang mencakup monodualis susunan kudrat, monodualis sifat kodrat , serta monodualis kedudukan kodrat.

b. Metode berpikir pancasila dalam memecahkan masalah tidak hanya bertumpu pada metode berpikir yang semata-mata ; rasional , empiris , hipotetik – deduktif-verifikatif , melainkan bersifat integral ( komperensif ) metode berpikir komperensif dalam memandang dan memecahkan persoalan mengintegrasikan beberapa hal yaitu :

- Sintesis ( empiris )

- Analistis ( rasional)

- Ilmu ( hipotetiko-deduktif-verivikatif )

- Reflektif ( transendental )

Maka dalam memecahkan permasalahan tidak hanya bertumpu pada metode ilmiah semata , tetapi juga disertai refleksi transenden yaitu dalam kerangka religius.



B. Filsafat Cina

1. Karakteristik Dan Pemikiran Filsafat Cina

Karakteristik filsafat cina erat hubungannya dengan keadaan alam dan masyarakat . Bangsa yang hidup di daratan cina menurut ilmuan bernama Ku Yen Wu ( 1632-1682 )dapat dibedakan menjadi dua yaitu orang yang hidup di sebelah utara dan selatan sungai Hoangho. Perbedaan itu ialah:

a. Ditinjau dari segi sikapnya :

Orang cina yang hidup di sebelah utara sungai Hoangho bersifat kaku dan yang di sebelah selatan brsikap dinamis ( luwes ).

b. Ditinjau dari segi kejiwaanya :

Orang cina yang hidup di sebelah utara sungai Hoangho mempunyai kecenderungan yang bersifat praktis ,sedang yang hidup di sebelah selatan mempunyai kecenderungan yang bersifat spekulatif dan metafisis.

Sedang pemikiran filsafat cina bersifat antroposentris atau humanistis berupa keinginan untuk menemukan sumber kriteria:kebaikan,kebenaran dan keindahan dalam diri manusia. Keinginan ini mengandung keyakinan bahwa setiap orang harus memilih untuk dirinya sendiri dalam kebenaran, kebikan dan keindahan seperti halnya tentang selera manusia.

Tujuan pemikiran filsafat cina ialah untuk memperbaiki dan menyeimbangkan hubungan antar sesama manusia ,khususnya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara . kecendrungan Humanistis ini menekankan manusia sebagai titik sentral segala-galanya, kemampuan manusia dikembangkan sedemikian rupa sehingga melalui daya kreatifnya yang rasional, ia selalu berusaha menghasilkan hal-hal yang bermanfaat untuk peningkatan kualitas hidupnya.

2. Pembagian Sejarah Filsafat Cina

Sejarah filsafat cina dibagi dalam empat periode yaitu :

a. Zaman Kuno

b. Zaman pembauran

c. Zaman Neo-Konfusianisme

d. Zaman Modern





a. Zaman Kuno ( 600 – 200 sebelum Masehi)

Zaman ini ditandai dengan munculnya aliran-aliran filsafat klasik antara lain :

- Konfusinisme

- Taoime

- Mazhab Yin-Yang

- Mohisme

- Dialektisisme

- Legalisme



1) Konfusinisme

Yaitu suatu aliran yang terdiri dari orang-orang terpelajar yang mempunyai keahlian di bidang kitab-kitab klasik. Kitab –kitab klasik yang terpenting ada lima Wu Ching Chiang meliputi:

- Shu Ching : Kitab sejarah

- Shih Ching : Kitab syair

- Ching : Kitab perubahan

- Li Chi : kitab adat

- Ch’un Ch’iu : Catatan musim semi dan musim gugur.

Selain Wu Ching masih ada kitab lain yang merupakan sumber filsafat Cina yang klasik antara lain :

- Lun Ching : Analects:

- Bunga rampai Konfusius

- Meng Tze : Mensius

- Ta Hsueh : The Great Learning

- Chung Yung : The Doctrin of the Mean

Titik berat ajaran aliran ini bidang etika. Etika konfusianisme didasarkan pada kebutuhan akan kebahagian hidup. Sehingga dalam ajaran etikanya berlaku prinsip timbal balik atau principle of reciptocity dan prinsip keseimbangan. Aliran ini kemudian hari diangkat menjadi asas kerohanian negara pada zaman dinasti Han, dengan tokoh utamanya Tung Chung Shu. Akhirnya muncul lagi sebagai aliran Neo-Konfusianisme yang berpengaruh besar di wilayah cina dan sekitarnya sampai awal abad dua puluh yaitu di tandai dengan munculnya Revolusi Tiongkok,

2) Taoisme: Tao te Chia

Yaitu suatu mazhab yang terdiri dari orang-orang terpelajar dan mengalami kekecewaan karena keadaan negara pada waktu itu mengalami kemunduran, kemudian mereka menyadari dan hidup sebagai biarawan.Tokoh yang terbesar dalam aliran ini adalah Lao Tzu dan Chuang Tzu.

Pokok-pokok ajaran dari Tao te Chia terutama mengenai metafisika dan filsafat sosial. Bukuyang dipakai sebagai pegangan adalah Tao te Ching.Tao artinya jalan, te artinya kebajikan dan Ching artinya kitab Jadi Tao te Ching diartikan sebagai kitab tentang atau petunjuk bagi manusia untuk sampai pada kebajikan.

3) Mazhab Yin Yang: Yin Yang Chia

Yaitu suatu mazhab yang dipelopori oleh orang-orang yang pada mulanya mempunyai kedudukan penting dalam istana. Mereka itu ahli nujum dan ilmu perbintangan, kemudian mereka menawarkan keahliannya kepada masyarakat. Aliran ini pengaruhnya sangat besar di kemudian hari, bahkan secara tidak langsung dapat dirasakan dewasa ini.

Menurut pandangan orang cina Yin dan Yang merupakan dua prinsip pokok di alam semesta.Yin adalah prinsip jantan seperti; bumi,bulan,air,hitam,kepasifan dan lain sebagainya. Sedangkan Yang adalah jika digabungkan akan memberikan pengaruh yang timbal balik dan akan terjadilah semua peristiwa-peristiwa yang terdapat di alam semesta.

Yin dan Yang merupakan dua prinsip yang berlainan bukan berlawanan secara kontradiktur, namun keduanya merupakan dua hal yang saling mengisi dan melengkapi.

4) Mohisme atau Mo Chia

Yaitu suatu aliran yang terdiri dari kelompok kaum ksatria yang telah kehilangan kedudukannya. Mereka menawarkan keahliannya di bidang peperangan kepada penguasa baru. Tokoh dari Mo Chia adalah Mo Tzu ( 479-381 sebelum masehi ).

Mohisme mempunyai disiplin yang ketat , hal itu karena adanya pengaruh dari tokohnya Mo Tzu yang menuntut kepada murid-muridnya agar taat kepada gurunya.Sikap Mo Tzu ini sedikit banyak dipengaruhi oleh keluarganya yang berlatar belakang militer. Aliran mohisme ini di kemudian hari dikenal sebagai aliran yang utilitaristis.

5) Dialektisime: Ming Chia

Aliran Dialektisi dikenal juga dengan sebutan Mazhab nama-nama ( Scholl of Names ). Aliran ini dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang debat dan pidato. Mereka menyalurkan kepandaiannya kepada rakyat.

Mazhab ini tertarik dengan adanya perbedaan antara apa yang mereka sebut dengan “nama-nama” ( names ) dengan “fakta yang nyata” (actualities),

6) Legalisme: Fa Chin

Yaitu suatu aliran yang dipelopori oleh orang-orang yang ahli didalam bidang pemerintahan,mereka menawarkan kepandaiannya kepada para penguasa di berbagai daerah.Mereka menjadi penasihat-penasihat pemerintah dan mengajarkan teknik-teknik pemerintahan serta hukum-hukum.

b. Zaman pembauran ( 200 sebelum Masehi -1000 Masehi )

Zaman ini ditandai dengan masuknya Budhisme dari India, yang kemudian berkembang pesat dicina dan memberikan warna baru bagi pemikiran kefilsafatan di Cina.Budhisme sendiri banyak berbaur dengan alam pemikiran filsafat Cina.Sehingga kemudian melahirkan aliran baru dalam Budhisme Cina yang diberi nama Ch’an Budhisme atau Ch’anisme. Aliran ini kemudian berkembang di Jepang yang deeasa ini lebih dikenal dengan nama Zen Budhisme.

c. Zaman Neo Kunfusianisme ( 1000-1900)

Zaman ini ditandai dengan adanya gerakan untuk kembali kepada ajaran-ajaran konfusius yang asli.Namun usaha itu sedikit banyak dipengaruhi oleh aliran filsafat yang berkembang pada waktu itu yaitu Budhisme .Sehingga Neo Konfusianisme mengajarkan hal-hal yang berbeda dengan ajaran-ajaran Konfusius misalnya ajaran tentang metafisika khususnya kosmologi.konfusius tidak mengajarkan metafisika bahkan menentangnya.



d. Zaman Modern ( 1900-sekarang )

Pada zaman modern pemikiran kefilsafatan sangat banyak dipengaruhi oleh pemikiran-pemikiran yang berasal dari Barat,halini karena banyaknya padri-paderi yang masuk kedaratn cina.Aliran yang paling berpengaruh adalah aliran Pragmatisme yang berasal dari Amerika Serikat . pada tahun 1950 daratan cina dikuasai oleh pemikiran Marx,Lenin dan tokoh yang terkenal Mao Ze Dong


Kesimpulan

- Filsafat Pancasila lebih merupakan genetivus subjektivus, bukan genetivus objektivus

- Memahami ini filosofis Pancasila dapt diperoleh lewat epistemologi pancasila agar pemahaman bersifat inegral.

- Aktualisasi filsafat pancasila dalam kehidupan sehari-hari dapat dilaksanakan dengan menemukan dan mengangkat nilai pancasila yang tersirat dalam fakta yang dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

- Dalam perspektif epistemologis,alternatif aktualisasi nilai pancasila dalam menyongsong abad XXI bertumpu pada metode berpikir integral,yaitu:

- Sila I dapat tercermin dalam hidup ber-tuhan dan/atau beragama .

- Nilai sila II teraktualisasi dalam hidup sehari-hari dengan sesama manusaia, bahkan dengan makhluk Tuhan lainnya

- Nilai sila III teraktualisasi dalam hidup berbangsa,bernegara,dan bermasyarakat satu yaitu Indonesia yang bhineka.

- Nilai sila IV teraktualisasi dalam bidang kehidupan politik ,di mana kekuasaan berada di tangan rakyat secara efektif.

- Nilai sila V teraktualisasi dalam bidang kehidupan ekonomi, dimana suasana makmur dijiwai suasan adilk

- Dalam mengaktualisasikan filsafat Pancasila tampak bahwa pada waktu sekarang ini metode berpikir integral merupakan alternatif terbaik





DAFTAR PUSTAKA


Syaidali, Ahmad, Drs, H. MA dan Muzakir. Drs. 1977. Filsafat Umum, Bandung Pustaka Setia.


Hadiwijono, Dr. Harun. 1980, Sari Sejarah Filsafat Bab I, Yogyakarta: Kanisius.



Syadali, Ahmad dan Mudzakir. 1997, Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia



Achmadi, Drs, Asmoro. 1995. Filsafat Umum. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Posting Komentar

0 Komentar